DUA PULUH SATU : Akhirnya 2

25.1K 1K 98
                                    

Jam setengah empat pagi, Gue pergi ke rumah sakit, berlari pastinya. Setelah itu, gue kabarin soal dalang dibalik semua kejadian ini ke mereka.

“Ka, yang lain pada kemana?” tanya gue pas udah disana.

“Kan nunggu di ruang si Kevin.” si Raka berdiri dari tempat duduknya.

“Ah, iya. Sorry, gue kesana dulu.” gue bergegas lari ke salah satu kamar di lantai atas. Disana sudah ada Naura, Mila sama si Rani yang lagi nunggu di luar ruang si Kevin.

“Darimana, lo?” kata si Naura tegas. Gue gak bales.

“Gue udah tau dalang dari semua masalah ini.” kata gue.

“Maksud lo dalang dari misteri ini?” tanya si Rani.

“Iya.”

“Siapa?” kata si Mila.

“Alex, dia dalang dari balik semua kejadian ini.”

“Alex?” si Naura heran.

“Alex pacar Maria waktu dulu?” kata Mila.

“Iya, dia ngemanfaatin si Irma buat ngebunuh si Maria hanya untuk keuntungannya sendiri.” jelas gue.

“Jadi, sekarang kita ke sekolah lagi?” kata si Rani.

“Nggak, nanti siang kita sekolah, kita bongkar misteri ini bersama-sama, oke?” kata gue.

“Tapi gimana?” kata si Naura.

“Pulang sekolah kita samperin  si Alex sambil bawa polisi.” kata gue.

“Terus?” kata si Mila.

“Dia di tangkap oleh polisi saja atau kita bunuh saja?”

“Tangkap aja dulu, entar masalah balas dendam kita serahkan ke si Irma dan si Maria.” kata si Rani.

“Oke, nanti siang sesudah pulang sekolah kita kumpul di lapangan parkir.” kata gue.

“Sip.” kata mereka.

***

Siangnya sebelum kumpul, gue di tanya sama guru tentang keberadaan si Kevin sama si Andrian di ruang BK.

“Joshua, kamu kan teman dekatnya Kevin sama Andrian, sekarang mereka alpa, kemana mereka?” tanya guru BK. Guru ini emang teliti bener, dah. Satu orang aja yang gak masuk sekolah langsung di tanyain ke orangnya atau ke temennya.

“Me-mereka sakit, bu.” gue jawab setengah jujur. Bohong? Nggak, jujur? Juga nggak.

“Sakit? Sakit apa?” teliti bener, dah ini guru. Sampe-sampe gue bingung jawabnya karena jangan sampe dia tau kalo mereka di rawat karena kejadian aneh kita waktu itu tentang memecahkan misteri.

“Eh? Euh, sakit... Demam, bu.” gue bingung bener, dah mau jawab apaan.

“Demam? Dimana mereka sekarang?” aduh, bener-bener dah ini guru.

“Di rumahnya masing-masing, bu.” gue bohong.

“Oh, oke. Ibu akan mengunjungi rumahnya sekarang.” kata guru BK. Mampus, dah.

“Ja-jangan, bu. Jangan kesana, bu.” gue mencegah guru BK pergi.

“Kenapa?”

“Di rumahnya ada anjing, bukannya ibu takut sama anjing?” gue asal ngomong aja, sebenernya di rumah mereka gak ada anjing.

“Beneran?”

“Beneran, bu. Jangan kesana, ya. Gimana kalo ibu di gigit anjing itu?”

“Yaudah, ibu gak jadi aja. Makasih udah ngasih tau, ya.”

MISTERI BANGKU KOSONG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang