4

3.1K 70 8
                                    

Now playing :
Starboy - The Weeknd ft. Daft Punk

 Daft Punk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

Cahaya matahari yang panas masuk ke retina Audy yang membuatnya menyipitkan mata. Siang ini terlalu panas bagi siswa-siswi yang sedang belajar. Walaupun kipas angin telah di kencangkan sampai batas lima, tak membuat semua siswa mengipaskan diri dengan buku. Cahaya matahari membuat Audy tidak konsentrasi untuk membaca buku. Ia lalu menutup gorden jendela kelasnya yang tepat berada di samping tempat duduknya dan membaca buku kembali.

Hari ini bisa dibilang guru kelas Audy terlambat masuk karena suatu hal terjadi di kantor guru. Semua orang sedang berbincang-bincang, wajib hukumnya jika perempuan teman-teman Audy menggosip ria di salah satu meja belajar lainnya, termasuk Franda yang asik berceloteh ria bersama Dea. Para lelaki asik bermain kartu poker yang dibawa salah satu teman kelasnya.

Ada yang melempar sebuah kertas hingga mengenai Audy. Audy tak tahu siapa yang sengaja atau tidak sengaja melemparkan kertas hingga mengenainya, ia lalu melempar kertas itu ke sembarang tempat. Berbeda dengan murid yang lain yang asik-asiknya menikmati jam kosong—walaupun sebentar—Audy lebih memilih untuk membaca novel sambil mencari referensi untuk melanjutkan novel yang sedang ia garap. Ah, tentu bukan novel betulan. Hanya sekedar menyalurkan idenya agar tidak bersarang begitu saja di otaknya.

Audy benar-benar sudah tak tahan lagi akan suara bising di kelasnya. Audy salah satu orang yang lebih suka ketenangan dan kesuyian. Ia tak suka hal-hal yang ramai, bising, bahkan ia tak suka suasana pasar. Ia lebih suka suasana perpustakaan, bahkan mungkin tempat pemakaman. Tidak, itu hanyalah sebuah candaan.

Baru saja Audy ingin berteriak, pintu kelas yang sejak dari tadi tertutup sudah terbuka. Terlihat seorang wanita berkacamata masuk sambil membawa beberapa buku dan juga menyandangkan tasnya. Audy yang tadinya berdiri, kembali duduk. Wanita itu adalah guru Bahasa Indonesianya. Ia duduk di kursi guru sambil mengucapkan salam. Audy menutup novelnya, lalu memasukkan ke dalam laci mejanya.

"Kemarin saya memberikan tugas membuat sebuah cerita dialog, bukan?" semua murid menangguk. "Baiklah. Sekarang, kalian kumpulkan di sini."

Semuanya mengeluarkan tugas mereka masing-masing dan beranjak mengumpulkan tugasnya. Audy berdiri dari kursinya sambil membawa buku tugas. Sampai di meja guru, ada seseorang yang menyenggol bahu Audy. Audy menatap ke arah orang yang menyenggolnya. Orang itu terlalu tinggi hingga membuat Audy mendongak sedikit ke atas. Audy menyebutnya cowok aneh bin ajaib. Siapa lagi kalau bukan Arkan. Tatapan mereka beradu, seakan-akan tatapan mereka mengisyaratkan sebuah peperangan. Bagaikan peperangan dari Captain America melawan Iron Man. Namun, Arkan tersenyum. Audy membalasnya dengan menatap tajam ke arah Arkan.

Audy dengan cepat berjalan menuju mejanya. Heru yang tiba-tiba dengan sengaja menghalangi jalan masuk ke meja Audy, lantas saja Audy mendorong tubuh Heru hingga pinggang Heru mengenai ujung meja Franda. Heru meringis kesakitan dan akhirnya Heru membiarkan Audy berjalan. Audy duduk dengan masih menampilkam wajah geramnya.

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang