29

627 22 54
                                    

Now playing:
Birthday - Kety Perry

Now playing:Birthday - Kety Perry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

Tiga orang tengah sibuk sendiri di dalam kelasnya karena sedang menyiapkan sesuatu yang berarti. Ada tulisan 'Selamat Ulang Tahun yang ke-17' berwarna biru di sekitar dinding dekat jendela. Balon helium juga sudah berterbangan di langit-langit kelas. Sekarang, hanya menunggu si calon orang yang akan bertambah umur.

Tiga belas Februari, tepat hari ulang tahun Audy. Hanya tiga orang yang akan merayakan secara langsung ketika Audy masuk ke kelasnya. Arkan, Reyhan, dan Franda. Sibuk sekali, sampai-sampai tak menyadari bahwa sudah banyak orang yang memperhatikan mereka dari luar kelas.

Ide gila ini tercetus dari Arkan. Bisa dilihat kalau pemuda itu sangat sibuk. Ya, sibuk menyuruh-nyuruh.

"Itu tulisannya kok enggak rapi, sih?"

"Balonnya kurang angin, nih. Tambahin."

"Jangan ada warna pink. Audy enggak suka."

"Kok masih ada sampah di bangkunya Audy? Sapu sana."

"BACOT LO! Bantuin kenapa, woi!"

Reyhan bahkan sudah muak akan teriakan Arkan yang hanya bisa menyuruh dirinya dan juga Franda menyiapkan ini-itu. Lalu Arkan sendiri? Sibuk melihat keluar kelas, memastikan apakah Audy sudah datang apa belum. Dia yang punya ide dan dia pula yang seenaknya menyuruh orang yang menyiapkan.

"Ini gue udah bantuin. Bantuin doa," ucap Arkan tanpa dosanya. Kembali ia menatap koridor kelas sebelas. Karena kesal, Reyhan sengaja meletuskan balon yang baru saja ditiupnya, sampai-sampai orang yang mendenganya terkejut.

"Reyhan! Mubazir tahu! Lo kira belinya pake daun apa?!"

"Bodo amat!"

Kue ulang tahun yang nampak menggoda sudah terletak rapi bersamaan dengan dua kado dari Reyhan dan juga Franda. Lalu, kado dari Arkan? Nanti juga Audy menerimanya langsung.

Merasa tak ada kehadiran Audy di koridor kelas, Arkan berlalu mengecek melihat ke bawah lapangan. Dan benar saja, Audy sudah mau menaiki tangga lantai dua gedung. Arkan pun panik, lantas dirinya memberitahukan pada kedua temannya.

"Audy otw. Kita siap-siap di posisi. Jangan ada yang bersuara."

Mungkin efek dirinya yang sedang bertambah umur, Audy jadi banyak tersenyum pada orang-orang. Lihatlah, gadis cuek nan ketus itu menebarkan senyumannya kepada semua orang yang ia jumpai. Yang kenal maupun yang tidak kenal sama sekali. Bahkan, guru killer yang berpapasan dengan dirinya juga di kasih senyuman manis itu.

Tangga lantai dua sudah nampak di hadapannya. Ia melangkah dengan riangnya tanpa sedikitpun kesulitan untuk menapakinya. Ketika sudah sampai di ambang pintu kelas, dirinya merasa heran. Ia tidak terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Namun, kenapa pintu kelas masih tertutup? Jelas belum ada orang yang menempati ruangan ini.

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang