8

1.7K 37 0
                                    

Now playing :
A Song For Mama - Boyz 2 Men

(Story life of Arkan)

(Story life of Arkan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

Turun dari mobil kepunyaannya yang pribadi, Arkan membuka pintu rumahnya. Masuklah pemuda itu ke dalam kediaman rumahnya sambil melepas sepatunya. Ruang tamu yang menjadi pandangan pertamanya, kosong melompong tak ada siapapun yang menempatinya. Arkan beranjak dari tempatnya untuk pergi ke kamar.

Suara isakan di samping kamar Arkan, membuatnya sontak kaget. Siapa itu yang menangis? Apakah Bundanya yang menangis? Karena hatinya bertanya-tanya, Arkan beralih ke kamar sampingnya.

Tak mau membuat kejutan, Arkan perlahan-lahan membuka kenop pintu kamar yang ditempati oleh kedua orang tuanya itu. Seorang wanita terlihat sedang bercermin atau apalah, juga tengah menangis. Arkan tak salah lihat, 'kan? Bundanya menangis? Kenapa? Apa ini karena Ayahnya lagi?

"Bunda," panggil Arkan dari belakang.
Sontak, wanita yang dipanggil Bunda itu memutar tubuhnya. Ia mengusap pipinya yang basah dan menaruh kertas yang entah itu apa di laci meja. Membuat Arkan sedikit bertanya-tanya, kertas apa itu?

"Ar ... Arkan? Udah pulang, Nak?" Wilda—Bunda Arkan berdiri dari kursi lalu menghampiri anak lelakinya tersebut.

Arkan yang melihat Bundanya selesai menangis dengan sisa-sisa butiran air di pelupuk mata, membuat dada Arkan sakit. Air matanya ia tahan sekeras mungkin agar tidak keluar. Ia menghela napas panjang agar dadanya terasa tenang lagi. Semua ini pasti karena ulah Ayahnya sendiri. Ia sudah bisa menduga karena ayahnya memang suka seperti ini.

"Iya, Bun. Arkan pulang cepat jam dua belas siang, biar Bunda enggak sendiri," ucap Arkan sambil menyuguhkan senyum.

"Ah, bisa aja anak bunda ini. Ya udah, sana. Kamu ganti baju biar bunda siapin makanan buat kamu," titah Wilda sambil mendorong pundak Arkan keluar dari kamar Wilda.

"Enggak usah, Bun. Biar Arkan sendiri aja yang siapin. Bunda udah makan, 'kan? Kalau udah, bunda istirahat tidur aja, ya?" Wilda tak menolak ucapan Arkan, ia malah semakin terisak dalam hati karena kelakuan Arkan yang lembut. Berbeda dengan suaminya yang baru dinikahi satu tahun yang lalu yang hampir tak pernah mengurusinya.

Wilda tersenyum, mengangguk, dan masuk kembali ke dalam kamar. Arkan menghembuskan napas khawatir akan keadaan bundanya yang mungkin akan semakin memburuk jika ayahnya terus berbuat seenaknya pada keluarganya.

Ayahnya itu adalah Ayah tiri. Ayah kandung Arkan telah meninggalkan mereka karena kasus perselingkuhan dengan sekretaris di perusahannya, dan jangan tanya kenapa Arkan juga sering melakukan hal yang sama seperti ayah kandungnya itu. Semuanya berawal dari ayah kandungnya. Arkan anak semata wayang. Ia tak punya adik maupun kakak. Jadi, untuk menjaga keadaan Bundanya, Arkan berusaha untuk bekerja. Ayah tirinya mungkin saja tidak mau menafkahi mereka lagi.

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang