38

627 14 86
                                    

Now playing:
It's You - Ali Gatie

Now playing:It's You - Ali Gatie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

Sialnya, pagi ini Audy telat bangun, dan harus bergegas membuat sarapan. Tentu juga dirinya akan mengantar Arkan pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap ke sekolah. Namun, di rasa rumahnya dan rumah Arkan jaraknya cukup jauh, Audy yakin ia akan terlambat datang ke sekolah.

Setelah melakukan ritual pagi hari --merapikan kasur-- Audy berlari turun tangga ke arah ruang keluarga yang sialnya lagi bagi Audy, sangat berantakan. Sampah bungkus cemilan ada dimana-mana, kaleng kosong yang telah remuk berserakan di atas meja kaca, dan Andro tak ada di tempat. Meninggalkan Arkan yang tertidur pulas di atas matras abu-abu di bawah sofa. Mendengar suara keran air yang tertutup, matanya beralih ke kamar mandi lantai satu. Andro, sang kakak, keluar dengan wajah yang basah.

"'Kan, udah gue bilang, suruh dia tidur di kamar tamu. Kenapa malah tidur di sini, coba? Mana lagi berantakan kayak habis perang. Stok cemilan gue menipis, tahu!" damprat Audy begitu Andro menatapnya.

"Gue sama Arkan kemaren keasikkan main PS sampe jam satu. Lagian gue tidur di situ juga," Andro mengusap wajahnya. "Soal cemilan lo nanti gue ganti."

"Yang bersihin?"

"Ah, tolong, ya, Dy. Gue mau mandi dulu."

Audy mendengus setelahnya. Kalau begini tak ada waktu untuk sarapan pagi dengan khusyuk lagi. Belum waktunya untuk mandi, belum waktunya membersihkan ruang keluarga, apalagi mengurus Arkan yang jelas tak membawa seragam atau bahkan buku-buku sekolah. Bagaimana ini? Audy tak mau dikatakan kekasih yang jahat oleh orang tua Arkan sebab membiarkan anaknya tak bersekolah. Ayo, berpikir! Berpikir Audy! Pasti semua ini ada jalannya. Dan, itulah batin Audy berkata. Untuk kali ini lebih cepat ia membangunkan Arkan daripada mandinya yang terbilang cukup lama makin ditambah lama karena mengurus kekasihnya.

"Arkan. Bangun! Ayo sekolah! Kalau telat gue salahin lo," Audy mengguncang-guncangkan bahu Arkan yang sama sekali tidak ada pergerakan.

Akhirnya, setelah Audy tiba-tiba mengusap rambut Arkan dengan pelan, pemuda itu melenguh pelan dan berusaha membuka matanya yang susah payah dibukanya. Yang benar saja. Bagaimana ia tidak mengantuk setelah asik bermain play station bersama Andro semalam suntuk, dan berakibat tertidur di luar kamar. Untung Andro sudah lebih dulu menyiapkan kasur, karena Andro tahu tak mungkin mereka yang sudah setengah sadar berjalan ke kamar. Daripada seperti zombie, bagusnya mereka tidur diluar bersama sampah-sampah yang berserakkan.

"Selamat pagi," salamnya begitu matanya sudah setengah membuka. Tetap ia berusaha mempertahankan tatapan lurus ke Audy, namun seperti baru minum alkohol, tubuhnya lunglai jatuh kembali ke atas matras.

"Arkan, jangan tidur lagi! Ini udah jam enam dan kita harus sekolah. Ayo, bangun!"

"Sekolah?" Arkan dengan sisa tenaganya berusaha duduk. "Jenis tempat apa itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang