28

758 16 60
                                    

Now playing:
Middle Of The Night - The Vamps ft. Martin Jensen

 Martin Jensen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

Bagi sebagian orang memulai tahun yang baru pasti banyak yang membuat resolusi. Mau itu soal percintaan, keluarga, ataupun persahabatan.

Berbeda sendiri dengan Audy, ia tak terlalu memusingkan soal apa resolusi yang dibuatnya. Gadis itu hanya mengikuti hidup seperti air mengalir. Yang penting dirinya masih bahagia dengan apa yang dijalankannya.

Gadis berambut pendek sebahu yang selalu dikuncir itu, melenggangkan badannya menuju toilet sekolah. Memang masih pagi, bahkan bel baru berbunyi sepuluh menit yang lalu. Namun, panggilan dari alam sudah melanda Audy terlebih dahulu sebelum mulainya pembelajaran hari ini.

Beberapa bilik toilet pun masih kosong, jadi Audy bergegas saja karena tak bisa menahan hasratnya. Hanya butuh beberapa menit untuk berada di dalam bilik toilet, namun sebelum dirinya keluar dari tempat itu, tubuhnya mendadak membeku ketika beberapa orang di luar bilik itu menyebut namanya.

"Anak kelas mana, sih, itu Audy? Kok, enggak pernah ngaca deket-deket sama Arkan? Secantik apa, sih, dia?"

"Yang gue tahu dari anak-anak kelas lain kalau dia sekelas sama Arkan. Gila, sih, masih bocah gitu sok banget gayanya."

Audy mengernyit. Apa urusannya dengan Arkan hingga mereka rela membuang waktu untuk menggunjing dirinya? Mimpi apa semalam tiba-tiba Audy jadi di bicarakan oleh anak sekolahan? Merasa bukan itu yang seharusnya dipikirkan, ia memutarkan bola matanya dan masih saja menguping di balik bilik toilet.

"Sok kecentilan banget, deh. Masih juga adek kelas gayanya udah selangit. Kena batunya mampus tuh cewek."

Ah, ternyata kakak kelas yang sedang membicarakannya ini. Memang tidak patut menjadi pembimbing yang baik.

"Kapan kita-kita labrak dia? Lama-lama gue udah emosi duluan, nih."

"Sabar dong, Cin. Kita tunggu tanggal mainnya. Biar kita kasih kesempatan bahagia dulu, tuh, cabe."

Audy menyinggungkan senyum miringnya. Bukan takut akan ancaman dari kakak kelasnya, Audy merasa hal itu tak perlu dipikirkan hingga jauh. Lagi pula, memangnya Audy peduli dengan bullyan yang terjadi dalam hidup dirinya? Oh, ayolah. Audy adalah gadis yang sangat cuek menyangkut hal seperti ini. Ia hanya menggelengkan kepala lalu memutar kenop bilik.

Namun, sebelum Audy keluar dari persembunyiannya, gadis itu tertegun ketika mendengar pembicaraan mereka yang dilanjutkan.

"Kalian enggak takut apa labrak Audy? Orangnya aja cuek, suka caci maki orang. Terus, kata orang-orang kalau dia itu adik dari Andromeda alumni angkatan lima belas yang dulu terkenal akan sifat playernya."

Kembali Audy mengernyit. Sejak kapan kakaknya menjadi seorang yang suka memainkan hati wanita? Sejauh pengamatannya, Andro baru sekali berpacaran saat kelas dua belas dulu, tidak pernah bergonta-ganti pasangan setiap harinya. Kakaknya tidak mungkin seberengsek itu untuk memainkan hati para perempuan. Gosip darimana itu? Audy jelas tidak setuju dengan omong kosong mereka.

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang