25

748 17 37
                                    

Now playing :
Shallow - Lady Gaga ft. Bradley Cooper

 Bradley Cooper

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

"Dia bahkan tidak mampu tegas kepada dirinya sendiri dengan menjelaskan hubungan denganmu. Dia pengecut dan kamu harus tahu: menjalani hubungan dengan pengecut hanya akan melahirkan rasa takut demi rasa takut. Maka, bersyukurlah akhirnya kamu lepas darinya."²

Audy membalikkan halaman berikutnya ketika halaman yang tadi sudah ia baca seluruhnya. Novel pinjaman dari perpustakaan ia sengaja baca di sekolah. Karena, jika ia baca di rumah tidak ada waktu untuk membaca walaupun hanya satu bab. Audy lebih banyak tidur ataupun menonton film, daripada membaca novel. Ia tidak ingin lagi begadang karena membaca buku.

Pelajaran jam pertama sudah ia lewati tanpa rasa kantuk. Namun, kali ini ia tidak ke kantin untuk istirahat. Hanya memakan cemilan ringan yang ia bawa, sambil membaca, dan jangan lupakan lagu yang terus memutar di telinganya.

Hanya ada sekitar empat orang yang berada di dalam kelas. Mereka lebih memilih tertidur di kelas atau memakan bekalnya di dalam. Bahkan ada yang iseng bernyanyi dengan volume keras, namun tetap saja tak ada yang merespon. Begitulah, sampai nyanyiannya terhenti berubah menjadi hening.

Cemilan Audy telah habis. Sebelum membuang ke tempat sampah, Audy terlebih dahulu melepaskan earphone dan berjalan ke luar kelas untuk membuang sampah. Suasana yang sangat tak ia suka. Dimana di depan kelas sebelahnya, banyak pemuda-pemuda mencibir tiap orang yang lewat di kelas mereka. Ia benci hal yang berbau dengan menjatuhkan fisik lawan, semacam bully di kalangan remaja. Namun, berbeda dengan yang ini, mereka sudah kelewatan. Bahkan kadang mereka menepuk keras kepala lawan bicara, hingga terdengar suara tamparan yang memekik telinganya.

Ketika satu pemuda melirik ke arah Audy, yang tadinya tertawa, berhenti ketika matanya bertatapan dengan tatapan tajam. Pemuda itu menyikut perut temannya yang lain dan benar saja, mereka semua berhenti untuk menertawakan hal yang tak seharusnya ditertawakan.

Kembalilah Audy ke dalam kelas sambil menggelangkan kepalanya.

"Dasar kids jaman now."

Botol minum yang tersedia di atas meja, ia buka tutupnya. Teguk demi teguk hingga rasa hausnya hilang. Beberapa menit membaca buku membuatnya terkantuk. Ingin sekali tertidur sebentar sebelum bel masuk berbunyi. Namun, sebuah teriakan khas terdengar tepat masuk ke gendang telinganya. Audy mendengus. Bisakah suara Franda di turunkan satu oktaf saja?

"Audy! Kamu dicariin, tuh, sama kakak kelas yang ganteng banget mirip Daniel Seavey," ujar Franda yang sudah duduk di kursinya.

Audy memutarkan bola matanya. "Enggak ada cowok yang seganteng Daniel Seavey di sekolah kita," ucap Audy. "To the point aja, siapa?"

"Itu, cowok yang nyapa kamu waktu kita di kantin."

Audy berusaha mengingatnya. Seingatnya, ia tak pernah disapa oleh pemuda di sekolah ini, kecuali Arkan yang mencoba mencari perhatiannya ke Audy.

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang