24

848 21 49
                                    

Now playing :
Like I'm Gonna Lose You - Meghan Trainor ft. John Legend

 John Legend

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💔

Bel berbunyi pertanda bahwa pelajaran pertama akan segera di mulai. Murid-murid berhamburan masuk ke kelas. Tak jarang ada juga yang masih setia duduk di atas kursi kantin sambil menunggu sarapan mereka. Namun, berbeda dengan salah satu siswa yang berlari dari lantai satu, begitu ia melihat guru yang sangat dihindari oleh murid lainnya. Tangga demi tangga ia tapaki dan akhirnya ia sampai di ujung kelas, kelasnya.

Dengan masih napas setengah berhembus, ia menatap ke seluruh murid yang sudah duduk di kursinya. "Gawat, gengs! Bu Mona otw kesini. Sembunyiin barang-barang yang menurut kalian berharga, dan enggak boleh diambil oleh dia," ucap Surya seraya menyembunyikan kotak rokok ke dalam tumpukan buku di lemari.

Arkan yang sedang membaca komik, harus terhenti ketika Surya mengatakan hal tersebut. Komik seperti yang Arkan pegang sekarang bisa menjadi bahan raziaan. Ia lalu membuka tasnya dan menaruh komiknya di dalam tas yang sama sekali tak terjangkau ketika diperiksa.

Semua murid tengah cemas ketika mendengar suara ketukan lantai makin mendekat ke arah kelas mereka. Bahkan ada yang menggigit jarinya untuk meredamkan ekspresi gugupnya. Anggap saja itu mendramatisir, tapi percayalah, mereka begitu takut kalau sudah terkena razia. Apalagi kelas mereka yang terkenal dengan solidaritas akan hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan sekolah. Contohnya saja, Arkan, pemuda yang hobi tak pernah masuk kelas, Audy, hobi tidur di dalam kelas, ataupun sang ketua kelas mereka yang sering diam-diam merokok di rooftop sekolah.

Guru-guru tak ada yang tahu niat dari murid kelas sebelas IPS lima. Tapi, jangan sangka kalau mereka bukan murid yang tidak berprestasi. Sudah tiga kali mereka memenangkan lomba cerdas cermat antar sekolah dan kelas mereka lah relawan terbanyak yang menyumbangkan prestasinya. Di non-akademis pun juga begitu. Sudah lebih dari lima kali mereka memenangkan lomba futsal, basket, bahkan sepak takraw yang diadakan oleh sekolah mereka atau bahkan mengikuti ajang perlombaan antar sekolah.

Prestasi mereka mungkin diperhitungkan oleh guru lainnya. Lagi pula, masih ada kelas yang lebih berantakan dari kelas mereka.

Bayangan seorang perempuan sudah nampak di ambang pintu kelas. Kelas yang tadinya ribut kini diam tak bersuara. Bahkan Franda sesekali melirik ke arah pintu dan kembali lagi menatap buku di depannya. Oh, kemana Audy? Kenapa ia belum datang juga? Franda pastikan kalau Audy akan terlambat dan terkena hukuman lagi. Entah sampai kapan gadis itu akan insaf untuk berhenti terlambat masuk.

Lama-lama, langkah kaki mulai berdengung di telinga mereka, hingga seseorang muncul dari balik pintu. Semua murid yang tadinya cemas, entah mengapa menjadi jengkel ketika tahu yang di balik pintu bukanlah Bu Mona, melainkan teman mereka sendiri. Ya, siapa lagi kalau bukan Audy. Dengan wajah tanpa dosanya, ia melepaskan ganggang permen yang ia gigit lalu dibuangnya ke dalam tong sampah.

ArkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang