FATE

10 1 0
                                    

Suara deru ombak menyambut pagi Chris. Ia memilih melarikan diri ke Denarau, Fiji. Sebuah pulau kecil yang berada di tengah samudra pasifik terasa tempat terbaik untuk menenangkan diri. Ia tinggal di sebuah Resort mewah berbentuk curve yang langsung menghadap ke laut. Sungguh menyegarkan melihat paduan birunya laut yang membias indah dengan cahaya matahari. Ia kini duduk santai di veranda sambil menikmati hembusan angin yang semilir membelai lembut wajahnya.

"Wahhhh segarnyaaaaaa" Suara seseorang terdengar dari kamar sebelah. Chris menurunkan kacamata raybannya untuk mengecek siapa yang mengganggu kedamaiannya. 

"Uh... Kau...." Chris kini membuka kacamatanya dan bangkit mendekat ke veranda kamar sebelah.

"Eh? Kau yang di sirkuit itu?" Chris mengangguk antusias mendengar pertanyaan dari gadis berkulit sawo matang itu.

"Vilo?" Chris meyakinkan sekali lagi.

"Yes i am" Vilo tersenyum sambil mengangguk pasti.

Setelah sedikit flashback akhirnya keduanya memutuskan untuk mencari sarapan pagi bersama. Vilo tercengang melihat aura Chris yang sangat kuat. Ia terlihat chic dan feminim. Ia juga terlihat seperti orang yang super kaya.

Chris menggunakan dress floweries selutut yang di padu dengan topi pantai besar dan juga kacamata rayban miliknya. Sementara Vilo hanya menggunakan rebel hot pants dengan kaos putih polos oversized dan juga sepasang sandal jepit membuat penampilan mereka terlihat seperti langit dan bumi.

"Kau mau makan apa?" Tanya Chris sambil menscan restoran di sekitar resort.

"Kau biasa sarapan ringan atau berat?" Vilo balas bertanya.

"Yang ringan saja bagaimana?" Chris meminta persetujuan.

"Baiklah... Salad?" Akhirnya keduanya setuju dan menuju sebuah restoran dengan suasana cute. Restoran tersebut berbalut cat biru cerah dan juga di dekor sedemikian rupa agar terlihat super cute dan instagramable.

"Kau sendirian kesini?" Tanya Chris setelah selesai memesan.

"Kau selalu menanyakan hal itu" Vilo tertawa setengah meledek. Hal tersebut membuat Chris tersenyum awkward.

"Aku kesini hanya untuk refreshing. Kau?" Chris menghela nafas mendengar pertanyaan Vilo barusan.

"Runaway from reality" Jawab Chris getir.

"Kau ingat Jo?" Tambahnya.

"Jo? Ahhh pacarmu" Vilo mengiyakan.

"Aku putus dengannya" Vilo ternganga mendengar kalimat Chris. Karena baru beberapa hari lalu mereka bertemu dan Chris terlihat begitu bahagia dengan lelaki itu.

"Aku merasa bodoh dan malu. Kami putus di hari anniversary ke 5, ya... ke-5" Wajah Chris berubah menjadi dingin. Ia kini tertunduk dan hanya mengaduk-aduk minumannya.

"Kalau kau tidak keberatan, boleh aku tahu kenapa?" Tanya Vilo hati-hati.

Chris menceritakan segalanya dengan detail tanpa satu katapun tertinggal. Vilo mendengarkannya dengan seksama dan sesekali mengumpat karena ia juga ikut kesal dengan apa yang Jo lakukan pada Chris.

"Dia harus mendapatkan hukuman yang pantas Chris" Vilo terdengar berang.

"Aku sedang berpikir bagaimana bisa menghukumnya, tapi aku belum sekuat itu. Hatiku masih terlalu lemah" Balasnya pelan sambil mengunyah salad.

"Kau bisa dengan mudah menutup segala aksesnya kan? Seperti pekerjaan mungkin" Usul Vilo.

"Ya aku bisa tetapi ia harus membiayai sekolah adiknya. Aku hanya tak ingin amarahku ini menghancurkan adik dan keluarganya juga" Chris menghela nafas berat.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang