PARTED AWAY

7 1 0
                                    

"Kenapa juga aku harus menggantikan ayah untuk menghadiri acara ini sih?!" Sungutnya sambil menatap ke arah jendela pesawat yang sedang membawanya ke negara tetangga. 

"Hari ini Vilo keluar dari rumah sakit dan Nata masih menjalani beberapa perawatan untuk depresinya. Zach... Ah si bodoh itu juga tak bisa diandalkan" Omelnya dalam hati.

"Tuhan apa yang harus aku lakukan? Aku takkan bisa fokus di acara itu. Kenapa juga ayah memiliki double schedule sih!!" Chris semakin kesal. Ia seharusnya ada di sisi Vilo dan Nata saat ini. Meskipun mereka kenal belum terlalu lama tapi ia cukup mengerti tentang kedua teman yang telah membantunya untuk menyingkirkan Jo. Ia tahu benar luka yang sedang di alami nata dan seberapa kelam Vilo. Ia paham akan keadaan mereka.

"Nona Chris, apa ada hal yang mengganggu anda? Anda terlihat gelisah sejak tadi..." Tanya seorang tangan kanan sang ayah yang biasa di panggil Walter.

"Ah.. Tidak. Aku baik-baik saja" Jawabnya santai.

"Umm... Berapa lama lagi kita sampai?" Tanya Chris pada Walter.

"Satu jam lagi, Anda bisa beristirahat" Jawab Walter sopan.

"Baiklah.." Chris kembali melempar pandangannya ke luar jendela.

Perjalanan terasa begitu lama bagi Chris. Ia sudah tidak sabar untuk menelepon Zach guna mengetahui keadaan kedua temannya dan juga ia perlu mengecek perkembangan kasus Vilo. Firma hukum milik ibunya dan beberapa detektif kenalannya sengaja ia rekrut untuk menangani kasus ini secara diam-diam. Ia tahu ini ilegal tapi ia tak punya pilihan lain. Bagaimanapun juga ia harus membantu Vilo menemukan pelakunya. Selain itu ia juga masih menyelidiki soal Regan dan Rosean. Ia bersikeras untuk membantu Nata dan Vilo dengan berbagai cara.

Satu jam berlalu dan Chris langsung menuju hotel yang sudah disiapkan untuknya. Chris harus bersiap sesegera mungkin karena acara akan dimulai dua jam lagi, itu kenapa Walter menyuruhnya beristirahat di pesawat tadi.

"Berapa lama kira-kira acara akan di helat?" Tanya Chris yang sedang menunggu lift.

"Apakah Nona memiliki keperluan mendesak?" Walter malah balik bertanya.

"Tidak. Aku hanya harus kembali secepatnya. Ada hal yang harus ku urus" Walter mengangguk.

"Saya akan mengaturnya agar anda bisa meninggalkan acara lebih cepat" Chris melongo mendengar kalimat Walter barusan. Biasanya Walter sangat strict dengan jadwal yang sudah ia susun. 

"Ini kamar Anda nona, saya akan menjemput anda tiga puluh menit lagi. Silahkan bersiap" Walter memberikan Chris kartu akses kamar bernomor 2110.

"Bisa tolong belikan aku cemilan Walter? Roti atau cake atau apalah, aku lapar" Walter mengangguk pertanda ia mengerti.

"Terima kasih" Chris masuk ke kamar dan mulai bersiap. 

Sebuah  x strap dress silver polos berbahan sutera sudah membalut tubuh Chris. Dress tersebut memamerkan punggung mulus milik Chris. Make up simple ia gunakan untuk mengimbangi tatanan rambut yang ia biarkan tergerai alami. Sebuah stiletto hitam juga membuat penampilan Chris terlihat begitu sempurna.

Acara yang akan ia hadiri adalah sebuah pesta ulang tahun anak dari salah satu rekan kerja ayahnya. Itu kenapa Chris tak perlu berdandan terlalu formal. 

"Walter, tunggu aku di lobby saja" Chris memutus sambungan teleponnya.

Chris tidak lupa juga membawa hand bag silver buatan Ginza Tanaka dan keluar dari kamar dengan aura glamour tapi tetap terlihat simple. Chris sengaja untuk tidak memakai aksesoris apapun selain anting dangle berlian yang menggantung indah di daun telinganya.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang