WE ARE

10 1 0
                                    

Chris turun dari sebuah mobil Sport putih yang berlambang empat lingkaran. Mobil berpintu dua tersebut parkir elegan di depan sebuah cafe vintage. Hari ini Chris berdandan casual tapi tetap terlihat berkelas. Sebuah kemeja hitam panjang dan celana jeans biru usang membalut tubuh rampingnya. Tidak lupa juga sebuah choker melingkar di leher jenjangnya. Riasan wajah sederhana dan lipstick merah darah membuat tampilannya begitu kuat. Chris hari ini menggunakan kacamata bening, hal itu membuat mata cokelatnya terlihat jelas. Selama ini ia selalu menyembunyikan mata itu di balik lensa kontak berwarna-warni.

Chris duduk santai di sebuah sofa panjang di ujung ruangan. Menunggu kedua teman barunya yang belum juga datang. Ia memesan segelas cokelat panas karena hari ini cuaca agak dingin. Chris memperhatikan dekorasi cafe yang di dominasi dengan warna cokelat. Dekorasi vintage membuat suasana di cafe ini terasa hangat dan nyaman.

Chris melihat seseorang yang cukup familiar. Ia sedikit meyakinkan dirinya apa benar itu Vilo?. Si gadis yang selalu mengikat rambutnya dan juga gemar menggunakan kaos oblong besar. Karena Vilo yang ia lihat saat ini begitu berbeda. Rambut hitam kecoklatannya sudah berubah menjadi hazelnut blonde. Rambut itu ia ikat ponytail yang di padu pita sutera putih. Kaos oblongnya juga berganti dengan top putih berleher sabrina yang di padankan dengan celana panjang hitam. Yang lebih mengagetkan lagi pecinta sandal jepit itu kini mengginakan heels bertali yang membalut indah kakinya.

"Vilo?" Tanya Chris sambil terus menatap Vilo.

"Kau anehkan melihatku dengan semua ini?" Duga Vilo sambil menelusuri kertas menu.

"Ada apa denganmu?" Chris tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Ada acara tadi, Thats why..." Jawab Vilo sambil memanggil waitress dan memesan strawberry smoothie juga muffin cokelat.

"Hi Girls...." Sapa Nata ceria.

"Wow Vilo!!! Is that you?" Nata menunjukkan ekspresi yang sama dengan Chris tadi.

"Uh come on...." Vilo mulai merasa tidak nyaman.

"Its okay Vilo, you are pretty anyway" Nata memberi Vilo thumbs up.

"Kau pesan dulu Nat" Suruh Chris sambil memanggil Waiter.

"Caramel Frappucino satu dan red velvet cake nya satu yah" Waiter mencatat pesanan Nata.

"So... Whats the plan?" Tanya Vilo.

"Tunggu... Sebenarnya hal yang aku ceritakan kemarin itu tidak sepenuhnya..." Chris menyeruput cokelat hangatnya.

"Maksudmu?" Nata dan Vilo bersamaan.

"Kalian ingat saat ku bilang aku membuat mereka pergi dengan pakaian seadanya? Aku mengusir mereka dengan tegas dan membuang baju mereka di closet?" Nata dan Vilo mengangguk.

"Itu hanya imajinasiku" Chris tertunduk.

"Tunggu... Chris apa yang sebenarnya kau mau katakan?" Nata memastikan.

"Hhhhh.... Selama lima tahun Kami berpacaran, Aku yang selalu mengalah. Bahkan sering kali ia memukulku saat alkohol menguasai Jo. Ia sangat amat baik saat ia normal tapi ada saat ia stress dan ia memilih lari ke alkohol, saat itulah ia kehilangan kontrol. Aku memang bodoh karena dibutakan oleh cinta. Aku terlalu membutuhkannya di hidupku. Tapi sebesar apapun pengorbananku, pada akhirnya ia meninggalkanku juga" Jelas Chris dengan wajah sedih.

Vilo membanting tubuhnya ke sandaran sofa sementara Nata menepuk-nepuk bahu Chris pelan. "Brengsek" Umpat Vilo dengan tangan tergenggam menahan amarah.

"Kita harus memberinya pelajaran" Nata menimpali.

"Caranya?" Chris menatap Nata dan Vilo bergantian.

"Kau tahu siapa wanita selingkuhannya? Maksudku apa kau kenal?" Chris mengangguk.

"Ia adalah konsultan hukum di kantor Jo. Aku mengenalnya karena Daisy adalah anak perempuan rekanan papa" Chris menjawab pertanyaan Vilo dengan jelas.

"Oh Shit! Ummm Chris boleh ku tahu apa power orang tuamu?" Tanya Nata hati-hati.

"Tentu. Ibuku menguasai beberapa Firma hukum raksasa di negeri ini dan ayahku menguasai bidang pendidikan, maksudku ia adalah seorang profesor yang lumayan berpengaruh di negeri ini. Papaku juga punya beberapa yayasan sekolah elit. Umm... Kau tahu Adelia Marellyn? Kau tahu Prof. Keizaka Shanami? Mereka orang tuaku" Jawab Chris santai. 

Nata dan Vilo ternganga mendengar penjelasan "santai" Chris. Luar biasa karena power orang tua Chris tidak main-main. Ia bisa saja menggunakan kekuatan itu untuk menghancurkan Jo dengan mudah.

"Kau?" Kini Chris menatap Nata.

"Kalian tahu Dr. dr. Ferlian Liza dan Sir Ferdinand Close? Mereka adalah orang tuaku" Jawab Nata seadanya.

Kini kedua kalinya Vilo ternganga karena Dr. dr. Ferlian Liza adalah seorang guru besar di dunia kedokteran. Prestasi luar biasa telah ia torehkan dan ia juga memiliki beberapa rumah sakit besar di negeri ini. Dan tadi Nata menyebut siapa? Sir Ferdinand Close?. Vilo menyedot strawberry smoothienya karena Ayah Nata adalah penguasa properti terbesar pertama di Negeri ini. Hotel, apartemen dan resort terkenal di sini adalah miliknya.

"Haruskah aku menjelaskan tentang diriku juga?" Vilo menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Tidak usah... Aku sudah tahu siapa Kau" Chris terlihat menatap Vilo santai.

"Orang tuamu menguasai media dan entertainment kan?" Telisik Chris.

"Uhuk..." Vilo tersedak.

"Nata kau tahu Gold Entertainment dan CMC?" Nata mengangguk guna menanggapi Chris.

"Jangan bilang itu...." Nata terbelalak karena Gold Entertainment adalah King of Entertainment company yang mampu melahirkan pebakat kelas dunia dan cukup di segani karena prestasi luar biasa yang telah mereka raih. Claise Lily adalah dalang di balik GE. Tangan dingin dan gaya kepemimpinan yang tajam membuatnya dihormati sedemikian rupa. Dan Central Media Corp atau disebut juga CMC adalah maha besar yang menguasai berbagai media dan teknologi. Pasar mereka bukan hanya berkiprah di negeri ini tetapi sudah merambah ke dunia. Frans Courtney adalah Presdir di CMC. Ia terkenal ramah dan gemar berbagi ilmu dengan melakukan seminar rutin.

"Damn you Chris!" Vilo menghela nafas.

"Bukankah kita paket lengkap?" Nata tersenyum penuh arti.

"Eyyy come on! Kita memiliki Chris yang memiliki power di dunia pendidikan dan hukum. Itu jelas bisa membantu rencana kita. Terlebih lagi aku punya power di dunia kesehatan dan properti lalu yang terkuat Vilo, Kalian tau benarkan kekuatan media dan entertainment sebesar apa?" Nata memicingkan mata sambil tersenyum licik.

"So whats the plan?" Tanya Chris.

"Kau bilang Jo membutuhkan biaya untuk sekolah adiknya bukan? Grade berapa dia sekarang?" Nata sepertinya telah memiliki rencana tertentu. Wajar, karena setelah bercerita dengan Chris beberapa waktu lalu ia mengerti benar bagaimana kehidupan Jo. Maka dari itu ia sempat memikirkan beberapa cara. Meskipun fakta yang Chris ungkap tentang kebenaran hubungan mereka cukup membuat syok, tapi rencananya tetap bisa di aplikasikan.

"Tahun ini ia sedang menyiapkan untuk test ke perguruan tinggi" Jawab Chris sambil mengaduk cokelat hangat yang tak lagi hangat.

"Nat, apa kau ingin menyuruh Chris menolong adiknya mendapatkan beasiswa dan mengirimnya ke luar negeri?" Vilo menebak sekenanya.

"Tepat! Setelah itu Kita bisa memberikan pelajaran ke Jo dengan leluasa bukan?" Nata tersenyum puas sambil menunggu respon dari Chris dan Vilo.


REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang