AMBIVALENCE

4 0 0
                                    

"Ku pikir ia akan terbunuh di kecelakaan mematikan itu tapi ternyata anak keras kepala itu memiliki keberuntungan yang luar biasa, kalau begitu tidak ada cara lain.. Kita suntik mati saja.." Clay menggertakkan giginya saat ia mendengar pembicaraan Jhea dengan seseorang di telepon. Ia tak menyangka sang mama akan sekejam itu.

"Ma..." Clay mengetuk pintu ruang kerja Jhea.

"Oh Clay... Masuk nak.." Clay melangkah pelan.

"Ma... Apa mama yang merencanakan kecelakaan Vilo?" Tanya Clay hati-hati.

"Kau menguping ya..." Jhea tersenyum kecil.

"Aku bisa membantu mama kalau mama mau.." Clay merendahkan suaranya dan memberi penekanan khusus agar ia terdengar serius.

"Kau pikir mama semudah itu kau bodohi?" Jhea menatap sang anak serius.

"Aku serius ma... Vilo juga tak pernah memperlakukanku seperti teman. ia hanya berbuat seenaknya dan sepertinya aku mengerti pola pikir mama sekarang. Mama memang melakukan ini demi perusahaan dan juga aku kan?" Vilo terlihat lebih serius dan berambisi.

"Wow... Mama tak menyangka kau bisa seperti ini" Jhea kini duduk disisi Clay.

"Memangnya aku pernah menentang mama? Toh aku hanya diam kan. Aku dulu lebih ke yang tidak peduli. Memang Vilo berteman baik denganku tapi bukan berarti aku bisa mencampuri urusan mama kan?" Clay mulai melihat kepercayaan di tatapan sang ibunda.

"Kita lihat seberapa serius dirimu... Emm... Bisa kau menyuntik mati anak perempuan menyebalkan itu?" Jhea terlihat begitu licik dengan ekspresi setengah tersenyum.

"Hanya itu?" Clay menimpali dengan ekspresi yang hampir sama.

"Kau memang anakku..." Jhea mengusap kepala Clay bangga.

"Sekarang kau istirahatlah... Nanti mama kabari lagi" Clay menurut dan keluar dari ruang kerja Jhea.

**********

"Hi Zach...." Nata yang sudah menunggu dari tadi di sebuah taman menyapa Zach dengan senyum.

"Chris dan Vilo belum datang?" Zach ikut duduk di alas kain bermotif kotak yang sering digunakan untuk berpiknik. Ya karena mereka memang berencana untuk piknik bersama. Guna merayakan keberhasilan misi regan juga sembuhnya Nata.

"Chris bilang ia akan membeli sesuatu dulu..." Jawab Nata sambil menuangkan jus jeruk ke gelas dan memberikannya ke Zach.

"Thanks Nat..." Zach tersenyum.

"Uh Kau dimana? Ah.. kau ini! Tunggu, aku akan kesana!" Zach terlihat berbicara dengan seseorang.

"Emh... Nat.. Aku jemput Vilo sebentar yah... Mobil Vilo agak bermasalah.." Zach buru-buru memakai sepatunya dan meninggalkan Nata sebelum Nata menjawab apapun.

"Mereka memang sepertinya memiliki sesuatu..." Gumam Nata pelan sambil menyeruput jus jeruknya.

Flashback....

"Nata... Kau mau kemana? Ini sudah malam kan..." Tanya Ferlian khawatir.

"Aku cuma mau ke cafe Zach ma... Jangan khawatir" Nata memeluk sang mama dan bergegas pergi.

"Hmmm... Mama larang pun kau tidak akan peduli kan... Baiklah... Hati-hati.." Ferlian mengantar Nata sampai ia masuk ke mobil. Kali ini Nata diantar supir karena kondisinya belum memungkinkan untuk berkendara sendiri.

Setelah dua puluh menit akhirnya ia sampai di The La Caffe. Nata menyuruh supir pulang karena ia akan meminta Zach untuk mengantarkannya pulang. Nata berjalan pasti kearah pintu masuk tapi langkahnya terhenti saat ia melihat Vilo dan Zach sedang bercengkerama dengan sangat akrab. Zach menyuapi Vilo dengan sabar sambil sesekali meledeknya. Vilo tertawa begitu lepas dan juga terlihat manja. Vilo terlihat sangat berbeda dari Vilo yang selama ini ia kenal.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang