UNBEARABLE

5 0 0
                                    

"Clay... Aku tahu selama ini kau sering memperhatikanku dari jauh. Aku tahu, aku sengaja membiarkanmu karena mungkin kau lebih nyaman begitu tapi hari ini aku mendengar sesuatu yang membuat nafasku sesak. Bisa kau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" Vilo kini duduk di samping kursi kemudi. Ia sengaja memaksa Clay untuk bertemu karena bagaimanapun juga ia perlu mendapatkan penjelasan yang sebenarnya.

"Apa yang sedang kau bicarakan?" Clay menatap lurus kedepan.

"Aku dengar... Kecelakaanku itu ulah ibumu. Hal tersebut tak mengejutkan bagiku tapi... Ku dengar aku juga sempat ingin di bunuh dengan cairan racun oleh seseorang  saat di rumah sakit dan mereka bilang seseorang itu adalah.... Kau..." Suara Vilo terdengar bergetar.

"Iya. Memang itu aku. Kau benar" Clay tak mengelak.

"Clay..." Air mata Vilo menetes.

"Kau berpikir hal tersebut adalah sebuah kebohongan kan? Tapi memang benar, itu aku... Atas kecerobohanku, kau selamat..." Clay kini menatap Vilo tajam. Seakan menusuknya dengan segala kebencian yang ada.

"Sekarang aku tepat ada di hadapanmu, mengapa kau tidak mencobanya sekali lagi?" Vilo menyeka air matanya dan menantang Clay. Vilo masih merasa Clay takkan melakukan hal tersebut, ia percaya Clay bukan orang seperti itu.

"Kau memang tak pernah mengerti ya. Sekarang keluarlah dari mobilku" Clay membuka kunci pintu mobilnya.

"Kau melakukan hal tersebut untuk melindungiku kan? Kau tahu ibumu akan membunuhku dan kau melindungiku dengan berpura sekongkol dengannya? kau sengaja kan membuat percobaan pembunuhan itu ketahuan?" Vilo mengguncang lengan Clay berkali-kali.

"Apa yang membuatmu sepercaya diri itu hah? Pergilah! Aku muak menghirup udara yang sama seperti ini denganmu" Clay menghempas tangan Vilo dari lengannya.

"Clay... Aku mempercayaimu" Vilo mengalah dan keluar dari mobil. 

"Biarkan aku melindungimu dengan caraku" Ucap Clay dalam hati.

**********

"Untuk apa kau kesini?" Zach menghampiri Clay yang terlihat terkejut.

"Bukan urusanmu.." Clay melangkah meninggalkan Zach.

"Hey.. Jelas ini urusanku" Zach menghadang langkah Vilo dengan cepat.

"Menyingkirlah! Aku tak ada urusan denganmu" Clay menatap Zach galak.

"Sudah sering kau mengikuti Vilo seperti ini. Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" Zach balik menatap Clay.

"Melelahkan...." Clay menghela nafas.

"Apa katamu?" Clay tersenyum sinis saat melihat ekspresi Zach.

"Kita mempunyai peran yang sama, melindunginya. Maka jalankanlah tugasmu dengan benar" Clay menepuk bahu Zach dan berlalu. Zach masih berdiri di tempat yang sama berusaha mencerna kata-kata Clay barusan.

"Zach..." Suara Gavin membuatnya sadar.

"Apa yang sedang kau lakukan disini? Menemui Vilo?" Tambah Gavin.

"Ah iya baru saja aku menemuinya, Kak Gav sendiri? Mengunjunginya?" Tanya Zach sambil mengontrol air wajahnya.

"Ah tidak, aku mau pulang. Kau sibuk?" Gavin menunjuk ke gedung di sebrang jalan.

"Tidak.. Ada apa kak?" Gavin tersenyum dan menarik Zach ke apartemennya yang berada tepat di sebrang gedung apartemen Vilo.

"Mari kita bicara.." Zach menurut.

"Anak itu semakin menyebalkan bukan?" Tanya Gavin sambil menunggu pintu lift terbuka.

"Bukannya dia selalu menyebalkan? Kakak tahu benar hal itu kan?" Keduanya tertawa.

"Masuklah... Em... Kau sudah makan malam?" Gavin mempersilahkan Zach masuk ke rumahnya. Suasana tenang menyeruak saat memasuki ruangan tamu yang di dominasi dengan warna biru itu.

"Sudah kak, tadi sebelum bertemu Vilo" Zach duduk di sofa putih yang menghadap ke jendela besar.

"Beer? Wine?" Suara Gavin terdengar dari dapur.

"Wine..." Tak lama Gavin datang dengan sebotol Red Wine dan dua gelas kosong.

"Sudah lama sekali rumah ini tidak kedatangan tamu..." Gavin menuangkan Wine ke gelas Zach.

"Hmm.. Apa yang mau kakak bicarakan? Soal Vilo kan?" Wajah Gavin berubah serius.

"Em.. Kau tahukan aku terkadang kesulitan menghadapi anak itu sendirian? Terlebih lagi masalah ini menjadi lebih serius dan Vilo takkan mampu menanggung semuanya sendirian"  Gavin tertunduk sambil menatap gelas wine.

"Maksud kakak?" Zach tak mengerti.

"Kecelakaan Vilo, percobaan pembunuhannya dan juga kecelakaan Bastian.. Di dalangi oleh orang yang sama" Gavin menghela nafas.

"Jhea Sophia.." Tambah Gavin. Zach terlihat kehilangan kata.

"Dan kau tahu? Clay terlibat.. Dan Vilo tahu kalau Clay hampir menyuntik mati dirinya. Tapi soal pembunuhan Bastian.. Jangan sampai ia tahu" Gavin memijit keningnya.

"Kau tenanglah... Aku memberitahumu semua hal ini karena aku mau kau menjaga Vilo. Biar aku yang akan menyelesaikannya. Vilo tak akan sanggup untuk terlibat, ah tidak! Ia akan menggila dan menghancurkan Jhea dengan membabi-buta. Ia juga akan menyakiti dirinya sendiri. Kau mengerti maksudku kan Zach?" Kedua tangan Zach mengepal penuh amarah. Ia tak bisa menyembunyikan emosinya saat ini.

"Tunggu... Vilo masuk ke CMC kan kak? Bukannya hal itu akan lebih membahayakannya?" Gavin mengangguk.

"Memang benar ini agak berbahaya tapi membiarkan ia diam tak melakukan apa-apa akan lebih berbahaya. Kau tahukan Vilo bukan anak bodoh yang akan diam saja? Ia bisa saja melakukan hal yang tidak kita perkirakan. Tapi kalau ia terpantau di kantor setidaknya ia memiliki fokus lain. Dan yang terpenting, ia harus menjaga haknya di CMC sebelum Jhea berhasil menguasai segalanya" Gavin menjelaskan.

"Kau benar. Tapi apakah Ayah Vilo tahu tentang apa yang telah Jhea lakukan?" Gavin menggeleng.

"Frans Courtney terlalu percaya pada Jhea" Zach mendengus kesal.

"Kenapa orang sebesar itu begitu bodoh?" Kesal Zach.

"Ia akan percaya kalau kita memberikannya bukti nyata, sedangkan Jhea bermain terlalu rapi" Gavin membanting tubuhnya ke sandaran sofa.

"Pasti ada celah kak, pasti ada!" Zach meyakinkan.

"Aku tahu dan akupun masih terus menyelidiki. Zach... Kau bisa meretas bukan? Bisa bantu aku?" Zach mengangguk tanpa ragu.

"Baiklah... Itu bagus!"Gavin tersenyum.

**********

"Zach... Ini semua berkas yang kau butuhkan.." Chris memberi Zach beberapa dokumen.

"Yo! Thanks Chris!!!" Zach tersenyum dan menyimpan berkas tersebut ke ruang kerjanya.

"Wahh ruang kerjamu nyaman juga yah... Bagaimana beberapa hari disini?" Tanya Chris setengah meledek.

"Silver Bank Director... Luar biasa..." Tambah Chris sambil menatap lelaki bermata biru kehijauan dengan rambut ash brown gelap.

"Ck! Kau ini! Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?" Zach membukakan sebotol air mineral untuk Chris.

"Kau tenanglah. Aku sudah mengirim orangku..." Chris menutup kembali botol air mineral yang baru Zach buka tanpa ia minum.

"Baiklah... Sekarang kau pergilah, Aku sibuk!" Chris menatap Zach kesal. 

"Dasar menyebalkan! Baiklah aku pergi. Akan ku kabari lagi nanti. Bye... Oh ya! Buka dokumen itu saat kau sedang tenang saja" Chris tersenyum tipis dan berlalu.

"Apa ini!!! Jhea!!! Kau keterlaluan!!!!!"


REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang