"Mbak bisa tolong tas yang ini ya..." Vilo menunjuk ke sebuah tas Gucci berwarna tosca yang di pajang di atas etalase tengah ruangan.
"Ada lagi Non?" Tanya sang pelayan.
"Em... Clutch pink itu juga boleh" Sang pelayan mengambil barang yang Vilo tunjuk.
"Oh... Sudah lumayan lama kita tidak bertemu..." Seseorang bersuara khas menghampiri Vilo.
"Card atau tunai?" Tanpa menjawab Vilo memberikan Black Card miliknya tanpa mempedulikan Jhea yang menatapnya sambil tersenyum tapi entah kenapa ia terlihat seperti menyeringai.
"Ada yang bisa saya bantu bu?" Seorang pelayan menghampiri Jhea.
"Vilo... Ku dengar kau mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu, kau sudah baikan? I'm sorry to hear that dear...." Vilo tak menggubris sedikitpun basa-basi Jhea.
"Terima kasih mbak.." Vilo mengambil belanjaannya dari kasir.
"Silahkan datang kembali Nona. Terima kasih.." Sang pelayan tersenyum.
"Oh iya! Bukannya ini area VVIP ya mbak, jadi kebersihannya tolong di jaga. Jangan sampai lalat masuk" Vilo tersenyum dan berlalu.
"Lalat... LALAT?! Dasar!!" Jhea menggerutu dalam hati.
"Ada yang bisa saya bantu bu?" Pelayan lain menghampiri Jhea.
"Tidak!" Jhea pergi dari toko tersebut dengan wajah kesal.
"Kak Gav... Mobil kakak aku bawa ya! Kakak pulang naik taksi saja" Vilo merebut kunci dari tangan Gavin dan masuk kedalam mobil.
"Vilo!! Hey!!" Percuma, Vilo telah menginjak pedal gas dan menghilang dari pandangan Gavin.
"Duh anak ini!" Omel Gavin sambil menelepon seseorang untuk menjemputnya.
**********
"Hi Zach... Hi Nat.. Hi Chris...." Vilo tersenyum sambil meletakkan barang bawaannya ke meja.
"Kau shopping?" Tanya Chris sambil melongok isi tas belanjaan Vilo.
"Kau ambil Clutch pink itu Chris.. Nata tas yang tosca dan Zach jam tangan yang di kotak kecil itu" Oceh Vilo sambil mengutak-atik ponselnya. "Aduh iya kak Gav aku di tempat Zach!! Iya iya nanti mobilnya ku kembalikan!!! Kakak pakai mobilku saja dulu!! Ah jangan deh... Kakak pakai mobil lain saja. Sudah ya aku sibuk!" Klik, Vilo menyudahi hubungan telepon Gavin.
"Kalian kenapa melihatku begitu?" Vilo bingung saat menyadari Nata, Chris dan Zach yang sedang menatapnya serius.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Chris sambil meletakkan punggung tangannya di kening Vilo.
"Eyy... Iya iya aku tahu kalian bisa beli sendiri barang-barang ini. Tapi anggap saja ini sebagai tanda permintaan maafku karena sudah menghilang dan membuat kalian khawatir" Jelas Vilo.
"Kalian tidak mau? Yasudah sini sini!!" Vilo pura-pura kesal.
"Hey! Barang yang sudah diberikan haram untuk diminta kembali" Nata mengamankan tas toscanya.
"Habis kalian menatapku aneh begitu!" Protes Vilo.
"Baiklah... Terima kasih Vilomena..." Zach mengacak rambut Vilo dan melarikan diri ke dapur.
"Kau tidak akan macam-macam kan?" Tambah Zach pelan sambil mengambil beberapa strawberry beku dari dalam freezer.
"Zach minumanku take away saja, aku mau pergi lagi. Masih ada yang perlu ku lakukan" Vilo tak mendengar ucapan Zach barusan.
"Ha? Kau baru saja sampai kan?" Protes Nata dan Chris hampir bersamaan.
"Aku hanya mampir sebentar untuk memberikan kalian itu" Vilo tersenyum kecil.
"Kau benar akan pergi lagi?" Zach memberikan Smoothies Vilo.
"I paid for this. Thank you. Bye..." Vilo menyambar tasnya dan meletakkan uang di meja lalu berlalu pergi. Ia tak memperdulikan suara-suara protes milik ketiga temannya di belakang.
"Aku takkan melibatkan kalian..." Gumam Vilo pelan.
**********
Setengah tahun berlalu, Vilo tak lagi berkunjung ke The La Caffe ataupun menemui Zach, Nata dan Chris. Vilo semakin sibuk dengan perusahaan sang ayah juga sesekali membantu perusahaan ibundanya. Ia terlalu sibuk untuk sekedar bersosialisasi dengan normal. Gavin kini menjadi asisten pribadi Vilo dan ia juga selalu mendampingi setiap langkah Vilo.
Meskipun sibuk ia tak melupakan masalah Jhea, ia tetap menyelidikinya dalam diam. Ia terus mengumpulkan bukti agar ia bisa menghancurkan Jhea. Bukan hanya sekedar menghancurkan imejnya tapi juga Vilo berencana untuk menghancurkan segala tentang Jhea lahir dan batin.
Tekadnya semakin kuat saat dua bulan lalu ia menemukan fakta bahwa Jhealah yang membunuh Bastian. Jhea adalah dalang di balik kecelakaan sang kakak. Tidak cukup sampai disitu, Jhea juga berniat untuk membunuh Vilo juga. Bukan hanya sekali tapi dua kali.
Gavin dan Claise Lily terus mendampingi Vilo agar ia tidak drop lagi. Jelas, kenyataan tentang kecelakaan Bastian membuat amarah Vilo tak terkendali. Ia bahkan tak menangis saat mengetahuinya, ia hanya terdiam tanpa kata. Tak ada sumpah serapah ataupun ucapan bernada amaran keluar dari mulut Vilo. Tapi tatapannya seperti bara api yang siap membakar apapun. Vilo bisa saja membunuh Jhea dengan tangannya saat itu juga tapi ia merasa hal tersebut tak akan adil. Jhea harus merasakan sakit yang bertubi-tubi dengan waktu yang panjang. Rasa yang sama dengan yang selama ini Vilo dan Claise Lily rasakan.
Perkara soal sang ayah, Frans Courtney sudah ia tak ambil pusing. Vilo hanya ingin ayahnya merasakan sakit dalam diam. Vilo bertekad untuk menguasai CMC sehingga ia akan memiliki kekuatan luar biasa untuk melengserkan Frans. Setelah itu ia akan 'merumahkan' Frans di suatu tempat. Ia akan membuat lelaki tua itu menyesali apa yang telah ia lakukan selama ini. Jelas Claise Lily menentang hal ini tapi ia juga tak bisa melakukan apapun. Tak ada yang bisa menghentikan Vilo saat ini. Ia sudah terlalu jauh melangkah, ia sudah menahan segalanya selama ini jadi yang bisa Claise lakukan hanyalah berada disisi Vilo. Membiarkannya meledak dengan perlahan agar Vilo tidak ikut hancur.
Claise percaya benar akan kemampuan sang anak. Lagi pula ada Gavin yang akan selalu membimbing Vilo. Agak menyedihkan karena Vilo menutup akses dari semua temannya tapi Claise tahu benar Vilo akan melindungi orang-orang yang ia sayangi dengan caranya sendiri.
Zach beberapa kali mencoba untuk menemui Vilo dengan berbagai cara tapi ia tetap tak berhasil. Power yang Nata dan Chris miliki juga tak mampu menembus tembok tebal Vilo.
"Kak Gav... Ayo kita selesaikan semuanya... Secepatnya..." Vilo menatap Gavin yakin.
"Tunggulah aku sebentar lagi saja Zach.. Nat... Chris..." Ucapnya dalam hati.
"Mama akan selalu ada di sisimu nak..." Claise tersenyum.
"Badai besar akan segera terjadi... Tapi aku akan tetap melindungi semuanya. Saham GE dan CMC akan sedikit terganggu tapi itu tak akan lama. Jadi percayakan ini semua padaku ma..." Vilo memeluk sang ibunda erat.
"Mama percaya kamu Nak..." Claise membalas pelukan hangat sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Kort verhaalMenceritakan tentang kisah balas dendam tiga orang wanita. Mereka di pertemukan secara tidak sengaja dan mulai menjalin persahabatan sambil menjalankan strategi balas dendam mereka satu persatu. Pahit manis harus mereka lalui bersama, emosi tak terk...