SEPARATED

10 1 1
                                    

"Gosh!!! Finally you girls!!!" Zach terdengar protes saat ia melihat Nata, Chris dan juga Vilo masuk ke dalam The La Caffee.

"Bagaimana bisa kalian memperlakukanku seperti ini?" Zach melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menatap Nata, Chris dan Vilo bergantian. 

"Berhentilah mengomel" Chris berlalu dan duduk di sebuah meja dekat jendela tempat biasa mereka berkumpul. 

"Aku mau ke toilet dulu" Vilo berlalu diikuti Nata. Zach hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Hot Sweet Choco For Chris, Strawberry Smoothies for Vilo and The last Latte for Lava. Special snack for today is macaron" Zach menyajikan menu favorit ketiga pelanggan tetapnya.

"Thanks... Thank you.." Terdengar bersamaan. Zach tersenyum sambil memperhatikan wajah para wanita satu persatu. Zach menebak-nebak apa yang telah terjadi selama seminggu ini. Chris masih mau menjawab pesan atau teleponnya tapi tidak dengan Nata dan Vilo. Keduanya benar-benar seperti hilang ditelan bumi. Dan Zach bersyukur kedua wanita itu masih hidup dan muncul di hadapannya.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Vilo yang bertemu mata dengan Zach.

"Aku hanya bersyukur kalian berdua masih hidup" Ucap Zach santai.

"Zachary Levi... You wanna die?" Nata menatap galak.

"Really Lava?" Zach tersenyum ke arah Nata.

"So what happened to you?" Chris memajukan tubuhnya kearah Nata. Karena percuma kalaupun ia harus menanyai Vilo. Ia lebih memilih agar Vilo yang bercerita sendiri.

Nata menceritakan tentang kecelakaan Regan yang terjadi di depan matanya hingga keadaan Regan yang sudah mulai membaik karena ia kini sudah pindah ke ruang perawatan. Sementara Rosean telah boleh pulang sejak empat hari lalu. Kebetulan mereka di rawat di salah satu rumah sakit yang bernaung di bawah kuasa milik ibu Nata, jadi ia bisa dengan mudah mengakses segala perkembangan.

"Kita tidak bisa kan menyerang orang sakit?" Tanya Chris sambil menggigit macaron raspberry.

"Kira-kira berapa lama lagi Regan pulih?" Tanya Zach.

"Entahlah mungkin seminggu lagi. Ia hanya perlu menstabilkan kondisinya lagi dan melakukan beberapa check up" Jelas Nata.

"Vilo... Are you there?" Nata menggerakkan tangannya di depan wajah Vilo yang sedari tadi tak bersuara. Pandangannya juga terlihat kosong.

"Hmmm.. Yeah... Teruskan saja. Aku hanya ingin mendengarkan" Jawab Vilo tak bersemangat.

"You Okay?" Suara Nata melemah. Ia menyadari Vilo sedang tak baik-baik saja dan pertanyaannya barusan sangat terdengar bodoh, tapi ia tak ambil pusing. Yang ingin ia tahu adalah keadaan Vilo.

"Hmm... Yeah..." Vilo menyeruput Strawberry Smoothie yang sudah mulai mencair.

"Dari awal kau tak pernah menceritakan masalahmu secara jelas dan kau tak pernah membiarkan Kami membantumu, itukah yang kau sebut teman? Aku mengerti kau bukan tipe yang bisa dipaksa bercerita, tapi setidaknya bagi bebanmu dengan Kami" Baru kali ini Chris protes sepanjang itu.

"Lalu kau mau aku bagaimana?" Tanya Vilo sinis.

"Aku tahu kau punya masalah! Aku tahu ini menyangkut affair ayahmu, Aku...." Chris menghentikan kata-katanya saat wajah Vilo menatapnya dingin.

"Jadi kau menyelidiku secara diam-diam?" Tatapan tajam Vilo tak terelakkan.

"Vilo... Tenanglah. Bukan begitu maksudnya" Zach mencoba melerai ketegangan.

"Lalu apa? Bukankah sudah ku bilang aku akan bercerita nanti! NANTI! Kau mengertikan arti kata nanti?" Vilo meninggikan suaranya.

"Vilo..." Nata mencoba menahan Vilo dengan menarik sebelah lengannya lembut.

"Kami hanya khawatir" Tambah Nata.

"Tidak usah mengkhawatirkanku, Aku bisa menyelesaikannya sendiri" Vilo menepis tangan Nata dingin.

"Kenapa kau seperti ini Vilo? Kau telah membantuku untuk menghukum Jo, aku hanya ingin membantumu juga" Chris bersikeras. Sepertinya ia telah hilang kesabaran dengan sikap dingin juga tertutup Vilo.

"Chris... Lets stop this..." Nata menengahi.

"Aku sebaiknya pergi" Vilo mengambil tasnya dan bangkit dari kursi.

"Kau selalu seperti itu Vilo. Kau menghindar saat ada masalah! Kau menghilang!" Mendengar ucapan Chris, Vilo menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap Chris serius.

"Apa yang kau tahu tentangku? Ahh... Kau juga telah menelusuri segalanya tentangku? Begitu?"Vilo tersenyum getir.

"Berhentilah bersikap egois Vilo!" Vilo terkekeh pelan mendengar kata-kata Chris barusan.

"Chris! Stop! Please..." Nata meninggikan suaranya.

"Kenapa? Bukankah ini juga yang kalian keluhkan?" Balas Chris sakratis.

"Oh... Jadi begitu. Hmm... Baiklah... Aku mengerti" Vilo menghela nafas berat dan tersenyum kecil. Ia kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti. 

"Gosh! Ada apa dengan kalian sebenarnya?" Protes Zach saat ia melihat mobil Vilo keluar dari parkiran The La Caffee.

"Chris kenapa kau hari ini begitu marah dengan Vilo? Aku mengerti maksudmu, aku mengerti kau, kita, ingin membantu Vilo. Tapi Kita tahu seperti apa Vilo dan kenapa kau juga mencari tahu tentang masalahnya secara diam-diam?" Zach meletakkan kedua tangannya di atas meja sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Chris.

"Zach... Come on!!!" Nata menarik Zach untuk menjauh dari Chris. Ia tak mau ada pertengkaran lagi.

"Jadi menurutmu ini salahku? Oke Zach.. Oke..." Chris walk out dari The La Caffee.

"Why Zach why? You really!" Nata memijit keningnya.

"Kau tahu? Vilo itu air, kita tak pernah tahu seberapa dalamnya. Chris itu Angin, Ia biasa menyejukkan sesekali tapi saat kau membuatnya berhembus terlalu kencang maka segalanya akan porak-poranda seketika. Dan kita itu seharusnya jadi penengah diantara mereka, bukan malah seperti ini!" Nata Membanting tubuhnya ke sandaran sofa.

"Aku antar kau pulang" Zach mengambil kunci motornya. Ia sadar ia telah melakukan kesalahan. Benar kata Nata kalau seharusnya ia bisa menjadi penengah tetapi sebenarnya perasaannya juga sedang tidak karuan. Ada hal yang terjadi yang sebenarnya ingin ia bagi hari ini pada Nata, Vilo dan Chris tapi suasana sedang tidak memungkinkan.

"Aku bisa pulang sendiri" Jawab Nata pelan.

"Disini taksi agak sulit" Zach membuat nata tak memiliki pilihan. Memang hari ini ia tak membawa mobilnya karena tadi Chris menjemputnya di rumah.

"Pakai ini" Zach memberikan Nata Hoodie besar miliknya. Karena Nata hanya menggunakan croptee pink yang ia oadu dengan skinny jeans "Maaf aku hanya bisa mengantarkanmu dengan motor ini" Zach tersenyum masam.

"Tak apa. Aku sering naik motor juga..." Nata tersenyum kecut karena ia teringat akan kenangan saat dulu dengan Regan. Reganlah yang membuat Nata terbiasa dengan motor.

"Oh ya? Baguslah kalau begitu..." Zach memasangkan helm ke kepala Nata.

"Zach... Kita... Akan baik-baik saja bukan?" Suara Nata dari balik punggung Zach terdengar lemah. 

"Kau sudah siap? Pegangan..." Zach pura-pura tak mendengar pertanyaan Nata barusan. Ia juga tak tahu pasti apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia pun berharap segalanya akan baik-baik saja.


REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang