••
••
Zahra menjilat bibirnya demi melihat martabak mesir favoritnya. Sejak tadi dia merengek pada ummi-nya untuk mampir dikedai martabak. Matanya beralih ke arah Taehyung yang hanya diam.
"Oppa, it's so delicious. Try it ones," katanya membuyarkan lamunan Taehyung.
"Oh, iya... Gomaweo..." sahut Taehyung.
"Uni, gomaweo itu artinya terima kasih kan?" tanya Zahra pada Aira.
Aira mengangguk.
"Your welcome... Emh, no I mean...cheonma?"Taehyung dan Aira tersenyum. Taehyung mengangguk pada Zahra...
"Kyeopta..." gumamnya.
Zahra mendorong piring berisi martabak tersebut lebih dekat ke Taehyung."Try it," cetusnya.
Mau tak mau, Taehyung akhirnya mencoba satu iris makanan asing baginya itu. Dan menyuapnya dalam satu suapan.
"Emh...eotte?" tanya Zahra.
"Matjja! Delicious. Apa namanya?"
Zahra tampak berpikir. Aira gemas sekali dengan tingkah adik bungsunya ini.
"Martabak Mesir..."
"Eoh? Mworago? Ma..marta...bak? Mmm..messsir?"
"Yeaaaayyyy!!! You did it!" lonjak Zahra.
"Ara lucu ya?" ujar Taehyung.
"Kayak kamu..." imbuhnya lagi.
Aira mendelik.
"Yang ngajarin hangeul, siapa?" tanya Taehyung, menoleh ke arah Aira.
"Abi," sahut Aira.
Taehyung mengangguk.
"Aku ingin belajar bahasamu juga Al-Qur'an, Umma..." kata Taehyung.
"Yaa...bertahap, oke? Aku juga kadang masih suka lupa dan salah gitu ngomong bahasa Korea," papar Aira.
"Oiya...bukannya kita akan nelpon Yeohee?" Aira mengeluarkan ponselnya.
"Pakai ponselku saja," Tae sudah memintas panggilannya.
"Di Amsterdam sana, sekitar jam 2 siang. Semoga nggak lagi di kelas," ujar Tae.
Tiga kali nada sambung, baru diangkat.
"Annyeong, Yeohee...." sapa mereka sambil melambaikan tangan.
Yeohee diseberang sana menilik, memastikan siapa yang mengajaknya vidcall-an.
"Tae!! Umma-ya!!! Anyyeong..... Bogosipeoso....manhi!" seru Yeohee.
"Nggak kuliah? Udah pulang?" tanya Aira. Karena dia liat backroundnya sepi, kayak dikamar.
"Iya, nggak ada kelas lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sound Of The Atmosphere (End)
FanfictionDRAP. DRAP. DRAP... Langkah gadis itu setengah berlari kini, karena langkah yang mengikutinya pun semakin mendekat. Kakinya yang kini tanpa alas apapun, dan menahan pedih di kakinya sejak tadi...gak menyurutkan langkahnya untuk mencari perlindungan...