DRAP. DRAP. DRAP...
Langkah gadis itu setengah berlari kini, karena langkah yang mengikutinya pun semakin mendekat. Kakinya yang kini tanpa alas apapun, dan menahan pedih di kakinya sejak tadi...gak menyurutkan langkahnya untuk mencari perlindungan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
Hari ini puasa pertamaku di rumah eomma Tae. Padahal puasa Romadhon udah genap seminggu. Biasa....karena kedatangan tamu. Tae juga ingin belajar puasa tapi kuberi keringanan dulu. Bertahap sampai akhirnya bisa hingga maghrib.
Seperti hari ini, aku sudah menyiapkan tajil untuk Tae. Kami sepakat begitu masuk waktu maghrib, kami hanya minum dan makan tajil. Makanan beratnya nyusul setelah masuk jam makan malam, agar bisa makan malam bersama eomma.
"Apa itu?" tanya eomma saat aku berkutat didapur dan melihat panci kecil yang berisi kolak pisang.
"Kolak pisang dan kolang-kaling." jawabku.
"Kolak?"
"Eomma mau cicipi?" tawarku.
Beliau menggeleng. Ya, udah pasti ditolak. Tapi aku nggak mau kalah. Toh udah terlanjur, aku udah jadi istri anaknya. Mau gimana lagi? Bahkan aku juga udah menolak habis-habisan walau tau kondisi Abi seperti apa. Mungkin ini jalan Alloh. Makanya aku nikmati apa yang telah DIA gariskan dalam hidupku.
"Kapan kau ke pasar?" tanya eomma.
"Oh, dua hari lalu. Tae yang mengantar ke pasar."
Aku jadi ingat, dia mengantarku sebelum pergi kuliah. Ya, kami udah baikan. Aku coba menepis egoku yang menurut Tae berlebihan.
"Ingat jalan pulang kan?" tanya Tae.
"Hm,"
"Kamu nggak apa-apa sendiri?" tanyanya agak kuatir.
"Hm, tenang aja."
"Tapi..ini Busan, bukan Seoul atau Ittaewon."
Aku tersenyum,"Apa bedanya? Bahasanya sama, cuma logatnya aja yang beda. Kamu boleh kuatir kalo aku pergi ke Brazil, karena aku nggak bisa bahasa mereka...."
Taehyung pun ikut tersenyum. Dia mengusap pipiku.
"Hati-hati ya?"
Aku mengangguk. Nggak lupa aku salim ke suamiku itu.
Jangan tanya aku punya uang dari mana. Ya, darimana lagi selain dari Abi? Secara Taehyung belum pasti kerjaannya. Selama ini dia bantuin proyek Yoongi oppa. Juga dia kan kuliah, ngejar S2-nya dulu.
Aku kembali melanjutkan aktifitasku memasak rendang. Tae suka rendang buatanku, akunya sih. Entah itu pencitraan atau apalah.
Eomma keliatannya nggak terlalu ambil pusing denganku yang udah memonopoli dapurnya. Atensinya kembali pada rajutannya. Itu hobi eomma, Tae yang bilang.
Tak lama saat aku menyiapkan untuk tajil, Tae pulang.
"Assalamu'alaikum..." salamnya.
"Wa'alaikumusaalam..." jawabku. Tae menyalim eomma lalu aku yang salim padanya. Kuambilkan tasnya dan membawanya ke kamar.