13.

1K 88 2
                                    

                             *





                             *

Alhamdulillah...selama dua minggu puasa ini nggak ada yang macem-macem, bikin aku sesek, jengkel dan lain-lain. Hubunganku dengan Tae semakin baik. Kami sering jalan keluar sekedar 'ngabuburit', kalo kata temanku dikampus. Ya, akupun mulai masuk masa perkuliahan lagi. Nanggung. Kemaren cutiku kelamaan. Untung nggak di D.O juga.

Sepulang ngabuburit, plus makan tajil diluar, plus sholat maghrib dimesjid Al-Fath Busan, kamipun pulang. Taehyung nggak pernah lepaskan genggamannya dari jemariku. Senyum kotaknya selalu menghias dibibir kissable itu. Aduh....Umma, kenapa jadi mesum sih? Inget! Masih puasa!!

"Assalamu'alaikum...." salam kami.

"Oppa!"

Seorang gadis berambut panjang. Cantik. Tubuhnya yang langsing berbalut rok terusan brokat hijau pupus.

Tae hanya melongo, menatap gadis itu. Tatapannya beralih padaku, dia mengeratkan genggamannya. Dia mengangguk, mencoba tersenyum.

"Oppa, maaf baru bisa mengunjungimu dan eomma. Aku ke tempat kostanmu, katanya kamu udah nggak disana." ujarnya tanpa peduli aku yang berdiri disamping Tae.

Gadis itu mendekat. Sangat dekat bahkan. Posisinya nggak enak banget buatku. Dia berjinjit, kedua tangannya hendak menangkup wajah Tae. Mau ngapain dia?

"Bogosipeo..." bisiknya.

Tae tampak menelan ludah. Tergodakah suamiku itu? Jangan-jangan...gadis ini itu 'dia'?

"Jakkaman, anda bukan muhrimnya. Mianhamnida," kataku tiba-tiba, entah darimana keberanianku ini.

Barulah perhatian gadis itu beralih padaku. Dia menatap penuh tanya,'siapa kamu?'.

"Aku--"

"Ji Soo, kapan kau kembali dari Italia?" Taehyung malah menengahi seperti itu. Apa maksudnya? Dia nggak mau gadis ini tau siapa aku? Seketika aku merasa sesak.

"Permisi," aku pergi ke dapur, menyimpan belanjaan kami. Lalu bergegas ke kamar. Entah sejak kapan genggaman Tae pun terlepas. Ahhh....sakit.

"Astaghfirulloh...."
Berulang kali aku beristighfar. Aku nggak bisa menahan tangisku, walau berupa linangan saja.

Aku sesekali menatap pintu kamar kami, siapa tau suamiku sudah selesai dengan urusannya.
Lama aku menunggu dalam diam dan dzikirku.

.

.

.

.


"Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf...Umma," kata Tae, menatapku.

"Ka-kamu benar-benar akan melepasku Tae? Se-setelah semua ini? Setelah Abi dan aku percayakan semua, pertaruhkan semua?" berondongku.

Sound Of The Atmosphere (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang