**
**
Taehyung menderap langkahnya, mencari ditiap sudut rumah sakit. Dia yakin mereka belum jauh.
Setiap perempuan dengan anak kecil diperhatikan dengan cermat, siapa tau itu Kimmy dan Jisoo.
"Mau apa lagi dia, apa nggak cukup dengan membunuh ibuku?" rutuk Taehyung.
Dia menuju taman rumah sakit. Ponselnya bergetar. Ternyata Hoseok yang menelpon.
"Hyung, tolong. Kimmy kayaknya diculik Jisoo deh," kata Tae.
"Hah? Aku sama Yoongi udah sampai dibangsal Aira. Oke, kita bantu cari."
Ponsel Tae bergetar lagi. Nomor asing.
"Yeoboseyo..."
"Tae..?"
"Ji-jisoo? Mana Kimmy?"
"Naiklah, aku dan putri kecilmu ada dilantai 15."
"Kau...--"
"Tae, kau harus sendiri. Kau tau aku bisa melakukan apa saja pada anakmu. Ibumu saja aku berani menghabisinya, apalagi anakmu yang selemah ini." ujarnya.
"Oke, tapi jangan sakiti Kimmy."
Tae mengirim pesan pada Aira, kalo Kimmy baik-baik aja. Dia nggak mau Aira kuatir. Tae juga mengirim pesan pada kedua hyungnya, agar naik ke lantai 15. Sebelumnya mereka diwanti-wanti agar hati-hati, karena Kimmy taruhannya.
Dengan mengendap, diikuti kedua hyungnya yang bertemu saat dilift, Tae menengok kiri-kanan. Ponselnya bergetar lagi.
"Dimana kamu?" tanya Tae.
"Ikuti koridor menuju bangsal 15. Arah rooftop."
Tae dengan isyarat menyuruh Yoongi dan Hoseok berlawanan arah dengannya.
"Kau ingin Kimmy selamat kan?
Enyahkan kedua hyungmu! Aku bilang kau datang sendiri, Tae!!" seru Jisoo."Oke, oke. Hyung! Putar balik! Kimmy dalam bahaya. Jisoo bila kalap," kata Tae.
Hoseok dan Yoongi saling pandang.
"Gimana ini?" tanya Hoseok.
"Tenang, ayo." Yoongi berbalik putar arah menuju lift.
"Mereka sudah pergi, Ji." ucap Tae.
"Bagus. Kutunggu kau dibalkon."
Tae mengikuti instruksi Jisoo menuju balkon. Ya disana Tae bisa melihat Jisoo. Tapi dimana Kimmy?
"Mana Kimmy?" tanyanya begitu berhadapan dengan Jisoo.
"Tae... Wae, eoh? Wae? Kamu ninggalin aku demi dia? Wanita muslim itu? Eomma pernah menjanjikan kalo kau akan menikahiku, bahkan aku bersedia jadi yang kedua. Tapi...eommamu terlalu serakah dengan keadaan! Ini bukan salahku, Tae! Ini salah eommamu!" pekkik Jisoo.
"Jisoo, cukup!"
Tae menunjuknya,"Kita dijodohkan sejak kecil. Dalam perjalanannya, aku sempat menyukaimu. Tapi, ternyata aku nggak bisa membohongi hatiku, aku lebih memilih Aira. Mianhe,"
"Tapi kau! Kau merusaknya dengan membunuh eomma, Ji! Kenapa harus eomma?!"
"Karena eomma ingkari janjinya, Tae. Lagipula saat itu aku mau menabrakmu dan Aira. Lebih baik kita mati bersama. Apa ada yang lebih dramatis dari ini? Huh?" seloroh Jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sound Of The Atmosphere (End)
Fiksi PenggemarDRAP. DRAP. DRAP... Langkah gadis itu setengah berlari kini, karena langkah yang mengikutinya pun semakin mendekat. Kakinya yang kini tanpa alas apapun, dan menahan pedih di kakinya sejak tadi...gak menyurutkan langkahnya untuk mencari perlindungan...