5 - Setuju

9.2K 565 9
                                    

Sudah satu jam cucu ketiga keluarga Rahardian itu pergi, entah kemana ia mencari Adik - adik nya sampai selama itu padahal hanya butuh waktu sekitar 5 menit berjalan kaki menuju lapangan dan itu membuat Eyang Sri kesal , cucu nya itu ikut juga menghilang disaat rumah mereka kedatangan tamu, dasar tidak sopan batin Eyang Sri.

Eyang Sri benar-benar tidak enak dengan nak Verrel sekarang, terlihat sekali raut nya yang nampak kesal dan sesekali mata nya melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya.

"Eyang maaf tapi saya harus pergi sekarang" ujar Verrel.

Eyang Sri tersenyum "Maaf ya nak Verrel sudah lama menunggu cucu Eyang, tapi mereka tidak datang-datang"

Verrel mengangguk "Tak apa, nanti malam saya bisa kembali kesini"

Mendengar jawaban Verrel membuat senyum Eyang Sri mengembang.

"Tapi buk, kami nanti sore akan kembali pulang" kini Hardi pun membuka suara nya.

Langsung saja Hardi mendapat tatapan tajam "Kalian pulang nya besok pagi!!" perintah Eyang Sri.

Tak bisa berbuat apapun Hardi hanya bisa mengiyakan perintah Eyang Sri, Rissa menggengam tangan Hardi menenangkan sedangkan Nefal bocah tersebut sedang bermain dengan keponakan nya yang hanya berbeda 4 tahun dari nya di taman belakang.

Verrel berdiri diikuti Eyang Sri dan Hardi juga Rissa "Saya pamit pulang dulu om, tante" pamit nya.

Hardi dan Rissa tersenyum sambil mengangguk.

"Eyang antar sampai teras yuk!" ajak nya yang di angguki oleh Verrel , sedangkan Hardi dan Rissa tetap diam di ruang makan.

Eyang Sri berjalan bersisian dengan Verrel menuju teras, Verrel ini adalah salah satu cucu sahabat nya yang memiliki usaha batu bara dan kini Verrel yang meneruskan usaha mereka tersebut, jadi Eyang Sri memaklumi saja dengan kesibukan Verrel yang membuat nya kagum karena Verrel sudah mengambil alih perusahaan keluarga mereka di usia nya yang menginjak 25 tahun dan sudah 2 tahun berlalu di kabar kan perusahaan itu semakin maju setelah di pimpin Verrel.

Setelah sampai di teras Verrel langsung mengeluarkan kunci mobil nya "Saya pamit dulu".

Eyang Sri tersenyum "Hati-hati ya!" ucap nya sambil melambaikan tangan nya.

Verrel pun masuk ke mobil dan melajukan mobil nya meninggalkan pekarangan rumah Eyang Sri yang nampak asri dari luar.

***

Verrel Atmaja, pria tampan berusia 27 tahun itu nampak menerima saja keputusan yang di buat oleh Nenek nya.

Tak ada yang salah untuk mencoba perjodohan ini batin Verrel.

Namanya Nagita Latusya Selafina Rahardian, umur nya baru 20 tahun. Walau umur mereka terpaut 7 tahun tapi Verrel sama sekali tidak mempermasalahkan perbedaan umur di antara mereka, bukan kah cinta itu tidak memandang usia ?. Ya!! Tapi apakah mereka saling mencintai? Tentu saja jawaban nya tidak.

Verrel itu tampan dan tajir, wanita mana sih yang tidak terpesona oleh nya? Tentu saja banyak. Verrel bisa dengan mudah memilih satu di antara mereka untuk di jadikan pasangan hidupnya, mereka pun sudah pasti mau dengan mudah . Tapi menurut Verrel , para wanita-wanita tersebut bukan wanita tulus, mereka hanya terobsesi dengan apa yang di miliki pria yang hampir sempurna seperti Verrel.

Kini Verrel benar-benar kesal dengan Nagita itu, bisa-bisa nya dia membuat Verrel menghabiskan waktu untuk menunggu nya selama hampir 2 jam, benar-benar membuang waktu berharga Verrel. Untung saja ia bisa pergi dari rumah itu karena ada rapat penting yang harus ia hadiri, karena ia sudah terlalu canggung di rumah Eyang Sri itu.

Eyang Sri sudah seperti polwan tua yang terus saja menanyainya, walau pun ia baik tapi tetap saja Verrel malas. Orang tua Nagita itu pun bahkan hanya diam, seperti mereka terlihat tak memiliki peran penting disini padahal Verrel adalah calon menantu mereka saat ini.

Verrel duduk di kursi kebesaran nya sambil menyesap kopi yang di buat oleh office boy, asap mengepul disana menandakan kopi itu masih baru. Mengingat perjodohan itu, sebenarnya Verrel belum melihat rupa Nagita sama sekali dan jujur ia sedikit penasaran. Apakah wanita yang di jodohkan dengan nya itu memiliki tampang yang buruk sehingga wanita itu enggan bertemu. Verrel tahu pagi tadi saat ia berkunjung ke rumah Eyang Sri untuk bertemu dengan wanita itu, namun sudah menunggu lama wanita itu tidak pulang juga dari lari pagi nya yang kata nya dekat dari rumah Eyang Sri. Wanita itu sengaja berlama-lama dan bahkan tidak menampakkan batang hidung nya sampai Verrel pergi dari rumah tersebut.

Kalau benar wanita itu tampang nya buruk , Verrel bergidik dan kembali berfikir haruskah ia batal kan perjodohan ini. Verrel pun keluar dari ruangan nya "Tolong kosong kan jadwal saya hari ini" perintah nya yang di turuti langsung oleh sekretaris nya.

Lebih baik Verrel pulang dan beristirahat di rumah untuk menyiapkan mental nya menemui calon istri nya.

***

Mereka berjalan dengan santai memasuki pekarangan rumah Eyang Sri seolah - olah mereka tidak punya beban sama sekali, padahal di teras Eyang Sri menatap mereka bertiga dengan kesal.

"Assalamualaikum!!!"

Eyang Sri hanya menatap mereka datar lalu berbalik memasuki rumah .

"KANJENG RATUU KALO ORANG SALAM DI JAWAB DONG!!!"

Tuk

Kepala Nagit sukses di pukul oleh Kevan, Nagit pun meringis "Kenapa sih Mas? Aku kan gak salah. "

"Terserah" jawab Kevan.

Kalila berjalan mendahului mereka "makan lagi ahh!" seru nya pelan yang ternyata di dengar jelas Kevan juga Nagita.

Buru-buru Kevan mencekal lengan kanan begitu pun Nagit yang mencekal sebelah nya, "Eh".

"Jangan makan lagi!!!!" seru Kevan dan Nagit bersamaan.

Kalila pun hanya bisa mengangguk lemah.

Hardi dan Rissa menghadang Nagit yang akan memasuki kamar "Kalian tadi kemana aja?"

"Makan bubur"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

14 Desember 2018

Repost  : 25 April 2020

Selamat menjalankan ibadah puasa :)


Miss SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang