Hari itu nampak tidak bersahabat , hujan turun menguyur kota Bandung hampir sepekan ini. Suhu semakin dingin ketika malam datang, di rumah Anggara Rahardian hanya tersisa dua anak nya yang masih tinggal bersama Anggara dan Sri. Dua anak nya yang lain yaitu, Hasyim dan Hilman sudah menikah, tinggal terpisah dengan mereka.
Herdiawan dan Hardian, dua pria tampan yang baru berumur 19 tahun. Mereka adalah anak kembar indentik yang sangat sulit di bedakan, hanya ada satu perbedaan mereka yaitu, Herdi memiliki lesung pipit di sebelah kanan pipinya walaupun terlihat samar.
Semua anak Anggara adalah anak yang tampan, dan patuh. Mereka di sekolahkan di tempat yang sudah di pilih kan Anggara, saat masuk bangku perkulian mereka juga harus patuh dengan jurusan yang sudah di pilih kan Anggara, begitu juga dengan pasangan mereka yang sudah di pilih kan Anggara dan Istri nya. Adat kuno yang turun temurun di lakukan oleh keluarga Rahadian, perjodohan.
Hardi sedang berada di kamar Kakak nya yang lebih tua sepuluh menit dari nya, kamar yang tertata rapi seperti kamarnya juga kamar Kakak-kakak nya. Kebersihan dan kedisiplinan sudah di ajarkan Sri Ningsih Kumaladewi dari mereka kecil, jadi mereka semua sudah terbiasa merapikan kamar masing-masing tanpa bantuan pembantu.
Hardi memicingkan mata melihat gelagat aneh Herdi yang tersenyum sendiri sambil melihat sebuah sapu tangan yang sedang di genggamnya.
"Her kamu kenapa? Kesambet?" tanya Hardi bingung.
Herdi menoleh menatap seseorang yang mirip dirinya, melihat Hardi itu bagaikan bercermin. "Saya berhasil dekat sama dia" ujar Herdi sambil tersenyum bahagia.
Hardi masih tampak bingung "maksud nya?"
"Saya berhasil dekat dengan Emira, teman sekelas saya" terang Herdi.
"Kamu sedang jatuh cinta?"
Herdi mengangguk "Rasa nya sangat indah, melihat nya, dekat dengan nya lalu mengobrol dengan nya membuat hati saya berdetak kencang" ujar Herdi sambil tersenyum membayangkan senyuman manis Emira.
"Suatu saat saya juga akan merasakan nya" ujar Hardi.
"Ya! Kamu juga akan merasakan nya "
***
Sudah satu bulan Herdi dan Emira dekat, bahkan minggu lalu mereka resmi berpacaran. Hardi ikut bahagia melihat kebahagiaan Herdi, ia juga berharap dapat menemukan seseorang seperti Emira, Herdi mengenalkan Emira pada Hardi agar pacar nya tahu bahwa ia memiliki kembaran dan takut ada kesalahpahaman nanti nya.
Hari-hari bahagia itu berubah saat Anggara beserta Sri berkata akan menjodohkan Herdi dengan anak teman Anggara. Mereka harus patuh, tak ada penolakan. Herdi bingung, ia frustasi karena satu-satunya perempuan yang ia cintai adalah Emira Halime. Herdi benar-benar serius dengan Emira, ia harus memperjuangkan Emira karena Emira pun juga mencintai nya. Mereka saling mencintai dan tidak boleh terpisahkan .
Hardi iba melihat Herdi yang bingung mencari cara bagaimana membatalkan perjodohan nya dengan anak teman Anggara. Menepuk bahu Herdi pelan sehingga Herdi menatap Hardi yang ikut duduk di samping nya.
"Saya mau bantu kamu" ujar Hardi tulus.
Herdi terperangah tak percaya cerminan nya akan membantu nya, seketika Herdi semakin bersemangat karena Hardi siap membantu nya.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Herdi.
"Saya akan menjadi kamu, kita kembar identik suatu keuntungan karena kita sulit di bedakan" ujar Hardi.
"Tapi nanti Ibuk dan Bapak akan mengetahui nya"
"Kita harus berusaha agar Ibuk juga Bapak tidak tahu hal ini" ujar Hardi tegas.
Perjodohan ini tidak langsung menikahkan mereka , ada waktu tiga bulan untuk mereka berkenalan dan semakin dekat. Hardi sudah siap menjadi Herdi, untung nya mereka mempunyai style pakaian dan rambut yang sama jadi tidak terlalu menyulitkan penyamaran nya.
Pertemuan Hardi dan perempuan yang akan di jodohkan dengan Herdi adalah hari ini, tepat nya detik ini mereka sudah duduk berhadapan di sebuah restoran mewah.
Namanya Marissa Selafina Shan, perempuan berkulit putih, rambut hitam kecoklatan lurus dan berwajah oriental tersenyum manis. Rissa baru berusia 16 tahun, tepat nya dua bulan lagi ia akan berulang tahun. Dia baru lulus SMA, dan tidak ada ketertarikan untuk melanjutkan kuliah, walaupun ia adalah perempuan cerdas bukti nya ia lulus lebih cepat dua tahun dari pada orang lain.
Seperti nya tidak buruk juga menikah dengan Marissa batin Hardi.
Hubungan Rissa dan Hardi semakin dekat, hampir dua bulan mereka selalu meluangkan waktu untuk berkencan atau hanya bertemu sebentar, benih-benih cinta mulai bermekaran pada mereka berdua.
Besok ulang tahun Rissa yang ke 16, Hardi sudah menyiapkan kado yang berisi sebuah kalung liontin yang ia beli dengan uang tabungan nya.
"Aku rasa aku mencintai nya" ujar Hardi.
Herdi menoleh menatap Hardi karena mereka saat ini sedang berbaring di atas ranjang milik Herdi "Benarkah?" tanya Herdi untuk memastikan.
"Iya, saya merasakan apa yang kamu rasakan terhadap Emira" ujar Hardi.
***
Sebuah kejutan romantis di berikan Hardi kepada Rissa. Rissa berbalik membelakangi Hardi saat pria itu menyuruh nya berbalik, lalu sesuatu yang dingin menempel di leher nya sebuah kalung liontin indah dan sederhana melingkar di leher nya. Mata Rissa berkaca-kaca menahan haru, rasa bahagia meluap ketika matanya menatap mata hitam Hardi yang juga menatap nya dengan lembut."Aku mencintai mu Rissa" ucapan itu membuat rona merah menjalar di pipi putih Rissa, "Aku juga!" ucap Rissa dengan malu-malu.
Hardi tersenyum bahagia lalu mengecup dahi Rissa lembut.
"Ada yang harus aku katakan ke kamu"
"Apa?" tanya Rissa penasaran .
Hardi menghela napas "Aku bukan Herdiawan pria yang di jodohkan dengan mu tapi aku Hardian adik kembar nya" ujar Hardi, ia ingin Rissa mencintai nya bukan dengan nama Herdi melainkan namanya sendiri.
Rasa terkejut di rasakan Rissa, dirinya tahu bahwa Herdi mempunyai kembaran tapi dia tidak tahu kalau orang yang berada di hadapan nya ini adalah Hardi kembaran Herdi. Hardi harap-harap cemas dengan reaksi Rissa, ia takut membuat nya kecewa karena telah di bohongi. Namun Rissa menampilkan senyuman nya yang membuat mata nya makin sipit "Tak apa, yang penting kamu adalah orang yang aku cintai" ujar Rissa.
.
.
.
.
.23 Desember 2018
Kasih vote nya jangan lupa!!
Besok update lagi, atau mau hari ini juga?Repost : 9 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Somplak
Humor[COMPLETED] Nagita terbangun di sebuah kamar yang terlihat asing, ia yakin ini bukan kamar nya. Kepala nya pusing, rambut panjang nya awut-awutan dan matanya bengkak. Semalaman Nagita menangis, meratapi nasib nya yang sangat malang ini. Mungkin ini...