36 - Pernikahan

7.1K 376 13
                                    


Besok adalah hari pernikahan Kalila, Nagita sedari tadi cemberut karena tidak di perbolehkan menginap, kata nya agar Kalila tidak begadang di malam hari, jadi Nagita tidak boleh mengganggu Kalila sama sekali. Dan dari kemarin pun Nagita tidak ke rumah Eyang, Mama nya Rissa menghabiskan waktu berdua bersama putri nya yang sekarang sudah bisa memasak, Nagita sudah bisa memasak sekarang. Terima Kasih kepada Bukde Dewi yang dengan tegas mengajari nya melakukan pekerjaan rumah yang harus di kuasai para wanita.

"Sudah dari pada manyun terus mending kamu kasihin kue ini ke Bunda nya Sarah" ujar Rissa.

Mata Nagita membulat "Apa!!!" pekiknya.

"Iya sana, kamu kan belum sempet nemuin kemaren"

"Aku belum mandi Ma!"

"Kan tadi pagi sudah, soksoan rajin mandi segala, Anak Mama masih cantik kok!!"

Akhir nya tak punya pilihan lain Nagita mengambil bungkusan kue itu dan pergi ke rumah Sarah. Di sepanjang jalan Nagit melihat-lihat rumah yang ia lewati, Nagit benar-benar memperlambat jalan nya agar tidak cepat sampai ke rumah Sarah. Jarak nya sekitar seratus meter, rumah Nagit itu di pojok kompleks sedangkan rumah Sarah itu lima meter dari gerbang kompleks.

Mau selama apapun akhir nya Nagit sampai di depan rumah Sarah, perlahan ia mengetuk pintu padahal di samping ada bel yang tinggal di pencet saja. Nagita mengetukkan sendal ke lantai teras menunggu dengan berdebar.

Krek..

Pintu terbuka, Nagit masih menunduk. Ia takut melihat siapa yang sekarang berada di hadapan nya.

"Loh, Nagita!?"

Nagit mendongak saat mendengar nama nya di panggil, dia adalah Bunda nya Sarah, nama nya Aruna dan Nagit sering memanggilnya Bunda Runa.

"Assalamualaikum Bunda Runa!!" sapa Nagit kikuk.

Mata Bunda Runa menelusuri penampakkan tubuh Nagita yang sudah menjadi perempuan dewasa yang semakin cantik, tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Terakhir kali mereka bertemu adalah tujuh tahun yang lalu, di mana saat itu Nagita masih mengenakan seragam putih biru dan sedang bingung ingin masuk SMA mana.

"Walaikumsalam"

"Bunda ini" Nagita mengangkat bawaan nya "dari Mama" lanjut nya.

Bunda Runa menerima dengan senang "Haduh, Mama kamu ngerepotin segala, makasih ya!!"

Nagita mengangguk, sejujurnya dia ingin cepat-cepat kembali ke rumah. Berada di tempat ini membuat nya panas dingin, tangan nya saja sudah berkeringat. Tapi seperti nya ia tidak akan bisa pulang dengan cepat, karena Bunda Runa menggiring nya masuk ke dalam rumah.

Tentu nya Bunda Runa ingin melepas kangen dengan gadis yang seumuran dengan anak nya  Sarah, dulu Nagita itu sering sekali main ke rumah nya. Bermain berdua bersama Sarah sampai magrib, Nagita dan Sarah bersahabat dari kecil. Rumah mereka berdekatan, Bunda Runa dan Mama Rissa juga berteman baik , di tambah mereka berdua selalu satu sekolah dari mulai taman kanak-kanak.

Waktu memang berjalan begitu cepat, Bunda Runa memeluk Nagit dengan erat dan mencubiti pipi Nagit yang sekarang lebih tirus dengan gemas.

"Kamu kemana aja sayang? Kok baru ketemu Bunda sekarang"

"Nagit tinggal di Malang dua tahun Bunda"

Bunda Runa mengangguk "Padahal dua tahun yang lalu Bunda baru balik kesini, Sarah udah nemuin kamu kan?"

"Iya"

"Bunda tungguin kamu kok gak datang-datang, eh malah datang nya dua tahun kemudian"

Nagit tersenyum simpul "Maaf ya Bunda, dua tahun yang lalu gak sempet main kesini"

Miss SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang