13 - Siapa

6.2K 369 2
                                    


Besok adalah hari lamaran untuk Nagita dan Verrel, hari ini Nagita tidak akan bertemu dengan Verrel. Segala persiapan sudah di urus Eyang Sri dan Orang tua nya, Nagit sama sekali tidak mau terlibat karena ini bukan keinginan nya.

Rasa gusar mendera Nagit, ia takut perjodohan ini tidak bisa di batalkan. Membayangkan Nagit menikah dengan Verrel lalu hidup bersama dan menua dengan Verrel membuat Nagit bergidik, oke Verrel memang tampan tapi tetap saja tampang saja tidak cukup untuk Nagit bisa  menerima nya.

Di rumah ini hanya ada dirinya sendiri, Naufal sedang berolahraga keliling kompleks atau ke lapangan sabuga entah lah Nagit tidak mau tahu. Nefal ikut kedua orang tua nya mengecek gedung yang akan di pakai acara lamaran besok, sebenarnya acara lamaran ini tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga dekat saja yang bisa, acara asalnya akan di gelar di rumah Eyang Sri yang besar dan cukup menampung sekitar seratus orang. Tapi karena salah satu gedung free milik Eyang Sri besok jadi lah tempat lamaran nya di gedung.

Ponsel Nagita bergetar sebuah pesan masuk dari Alvaro.

Siap-siap sekarang, bentar lagi gue jemput lo ke rumah

Dengan cepat Nagita pergi ke kamar mandi, melakukan ritual mandi nya secepat yang ia bisa lalu memakai kaos dan jins agar lebih simple, tak perlu pakai make up yang penting pakai sunscreen agar wajah Nagita tidak mudah gosong saat terpapar sinar matahari, semprot-semprot sudah selesai.

Waktu tiga puluh menit kurang lima puluh delapan detik adalah rekor kedua nya, rekor pertama nya sepuluh menit tapi Nagit tidak pakai mandi.

Ransel kecil sudah menempel di punggungnya, Nagit menunggu Alvaro di teras rumah nya.

Arya si duda tampan tampak berkeringat habis berolahraga "Pagi Mas Arya!!!!" sapa Nagit dengan keras agar terdengar ke sebrang sana.

Mas Arya tersenyum "Pagi juga Nagita!! Sudah rapi pagi-pagi mau kemana?" tanya Mas Arya berbasa-basi.

"Mau pergi sama temen" jawab Nagit.

Mas Arya mengangguk lalu melangkahkan kaki nya menuju rumah Nagit, tepat nya menghampiri Nagit yang masih duduk-duduk di kursi teras rumah nya.

Melihat Mas Arya yang semakin dekat menghampiri nya, Nagit jadi teringat tentang hal konyol nya yang salah mengira bahwa hari masih pagi padahal sudah sore, rasa malu membuat Nagit terdiam saat Mas Arya sudah tepat berada di hadapan nya dengan kaos jersey yang mencetak bentuk tubuh nya menyodorkan sebuah kantong kresek putih "Ini Mas tadi beli gorengan banyak, kayak nya kamu belum sarapan" ujar Mas Arya.

Nagita tersadar akan kekakuan nya langsung tersenyum kikuk "Aduh makasih Mas, jadi ngerepotin " Nagita pun mengambil kantung kresek itu dari tangan Mas Arya.

"Ndak ngerepotin kok kalo buat kamu!!" Mas Arya tersenyum menggoda .

"Eh!!" Nagita kaget saat pagi-pagi sudah di beri gombalan duda tampan.

Tin..

Suara klakson motor membuat Nagita langsung bangkit, Mas Arya mengarahkan pandangannya ke depan rumah Nagita, seseorang yang mengendarai motor sport hitam "Nagita!!" panggil nya.

Mas Arya dan Nagita berjalan beriringan menghampiri pemuda bermotor hitam itu "Oalah jadi mau kencan yaa!!" seru Mas Arya.

Nagita hanya tersenyum karena bingung harus menjawab apa dan ia rasa tidak perlu menjelaskan hubungan nya dengan Alvaro dan maksud Alvaro menemui nya kepada Mas Arya "Sekali lagi makasih ya Mas gorengan nya!!" ucap Nagit.

"Sama-sama"

Mas Arya menepuk bahu Nagit pelan "Nikmatilah masa muda mu, jangan terlalu buru-buru nikah karena di mabuk asmara ntar jadi nya kayak saya di gugat cerai istri yang tiba-tiba menghilang" terang Mas Arya.

Nagita dan Alvaro terperangah mendengar nasihat yang berisi curhat colongan Mas Arya "Iya Mas!!" seru Nagita sambil tersenyum simpul.

Setelah duduk di belakang Alvaro dan siap, Alvaro pun menyalakan motor nya dan melaju menuju sebuah rumah yang sudah ia intai dua hari kemarin.

***

Wanita bernama Viana kebingungan saat mendapati seorang wanita dan pria yang umur nya tidak jauh darinya.

"Ya! Ada apa?"

"Boleh kami masuk? " tanya Nagit ramah.

Bersyukur Viana mengiakan membawa dua orang asing yang baru ia lihat masuk ke dalam rumah mungil nya tanpa khawatir kalo ternyata dua orang ini adalah orang jahat. Sebenarnya Viana bukan orang bodoh yang dengan mudah mengiakan orang asing masuk ke rumah nya, tapi Viana bisa melihat kalau Nagita dan Alvaro adalah orang baik-baik dan bukan perampok atau penjahat.

Mana ada perampok ketok pintu? Mana ada perampok datang pagi-pagi? Mana ada perampok yang mau merampok Viana, rumah nya kecil di dalam nya pun tidak ada barang berharga kecuali televisi kecil yang kalau di jual nya laku dua ratus ribuan.

Viana menyajikan minum kepada Nagit dan Alvaro walau hanya air putih sebagai ramah tamah, karena di rumahnya hanya ada air putih saja.

"Perkenalkan saya Alvaro dan di sebelah saya Nagita" ujar Alvaro memperkenalkan diri.

"Saya Viana"

"Kalian ini sebenarnya ada perlu apa?" tanya Viana bingung mendapati tamu asing di pagi hari.

Nagita menyodorkan ponsel nya kepada Viana "Mbak tau siapa dia?" tanya Nagit.

Melihat foto seorang pria di ponsel Nagita membuat Viana terkejut "Saya tidak tahu" bohong Viana.

"Dia Verrel Atmaja, ayah biologis anak mbak Viana kan!?"

Viana menggeleng "Rian hanya anak ku!!" tanpa sadar suara Viana meninggi.

"Sebenarnya kalian ini siapa? Saudara Verrel Verrel itu? atau orang suruhan nya??" tanya Viana.

"Kami bukan kedua nya" jawab Alvaro.

Viana semakin kebingungan menatap Alvaro dan Nagita bergantian, mencoba meneliti tampilan mereka yang tampak biasa pada umum nya "Kalau bukan, kalian siapa ? Tolong jangan membuat saya minum bodrek di pagi hari!!!"

"Saya calon tunangan Verrel"

.
.
.
.
.

18 Desember 2018

Besok aku tak akan update dulu, jadi part 13 hari ini aku update. Sampai jumpa lusa atau besok nya lagi!!!
Vote dan komen nya yahh!!


Repost : 8 Mei 2020

Miss SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang