"Tolong menyingkir, lo berat" ucap Abi.Nagit pun dengan segera bangkit, wajah nya terasa panas, ia tidak mau melihat ke arah Abi yang juga enggan menatap Nagit.
Sekarang Nagit bingung, gara-gara kejadian tadi ia semakin tidak berani untuk menyuapi Abi, tapi kalo Nagit tidak menyuapi nya Abi takan bisa minum obat. Ego nya berkata jangan, tapi sisi baik nya berkata harus menyuapi Abi, membuat Nagit bingung sediri.
Di tengah kebingungan Nagit, Abi melirik Nagit sedang bergumam sendiri. "Lo panggil Sarah, biar dia yang nyuapin gue, jangan sampe Bunda tau" perintah Abi.
Itu ide bagus, Nagit sangat menyetujui nya. Tanpa membalas ucapan Abi, Nagit keluar kamar dan mencari keberadaan Sarah.
Sarah memberengut kesal ketika acara me time nya terganggu oleh Nagit yang di perintahkan Abi. "Kenapa manggil Sarah?" ucap nya kesal.
Abi menatap adik nya memelas berharap Sarah akan dengan mudah menuruti permintaan nya. "Suapin Mas ya! Mas belum makan"
"Loh kan ada Nagit yang bakal nyuapin Mas" ujar Sarah sambil menatap Abi dan Nagit bergantian.
Abi menatapNagit sekilas sambil memajukan dagunya ke depan dan Nagit artikan sebagai bentuk pengusiran halus kepadanya.
"Gue mules pengen eek, lo yang suapin yah!" pinta Nagit sambil memperagakan gaya orang yang sedang mulas, lalu ia segera keluar agar Sarah tak bisa menolak.
***
Berpura-pura merawat Abi seharian adalah hal yang tidak ingin Nagit lakukan, karena sesungguh nya Nagit ingin benar-benar merawat sepenuh hati. Tapi Abi selalu menolak, di mulai dari Abi yang memilih makan sendiri karena memang tubuh nya sudah lebih baik. Nagit yang sudah membukakan obat tapi Abi malah mengambil obat kembali dan membuka nya sendiri, Nagit benar-benar menemani Abi di kamar dalam jarak dua meter.
Sebenarnya Nagit masih enggan menampakkan diri dihadapan Abi, tapi Bunda Runa selalu mengecek keadaan Abi tiap dua jam sekali macam Ibu yang harus membangunkan anak nya yang baru lahir untuk menyusui. Dan semua alasan yang di gunakan Nagit untuk jauh dari Abi tak di dengar oleh Bunda Runa.
Nagit sudah sangat mengantuk, dirinya tak mungkin tidur di samping Abi dan Nagit juga tidak mau tidur di sofa single yang akan membuat punggung dan leher nya sakit di keesokan hari nya. Option terakhir adalah kembali tidur di kamar Sarah, setelah melirik ke arah Abi yang sudah terlelap, Nagit pun keluar dari kamar dan menutup nya dengan perlahan.
Harapan Nagit semoga Sarah tak mengunci pintu kamar nya, tapi saat Nagit menggerakan gagang pintu ke bawah, pintu tersebut tak terbuka. Kalo ini rumah nya Nagit pasti akan berteriak dengan kencang tak peduli sekarang sudah malam hari, tapi Nagit tak mungkin berteriak disini, Nagit tak mau orang tua Sarah mendengar nya.
Pintu di ketuk dengan perlahan, tapi tak kunjung di buka. "Sarahhhh buka pintu nya dong!" panggil Nagit dengan nada rendah.
"Gue tau tidur lo gak kayak bangke, suara cicak kawin aja lo masih bisa denger"
"Sarah please bukain pintu nya! Gue mau numpang tidur" ujar Nagit dengan memelas.
Nagit menempelkan kening nya pada pintu kamar Sarah, sambil berharap Sarah akan berbaik hati kembali berbagi ranjang dengan nya. Tapi sebuah kertas muncul dari celah bawah pintu, Nagit segera mengambil kertas memo berwarna pink itu.
gue udah tidur jangan di ganggu!!
Nagit mendengus kasar, apa-apaan Sarah ini. Kalo dia sudah tidur kenapa bisa dia menulis pesan itu di kertas memo dan menyelipkan nya pada celah pintu.
Sialan umpat Nagit dalam hati.
Menghentakkan kaki dengan kesal, Nagit tak punya pilihan lagi sekarang. Ia pun kembali ke kamar Abi, melihat Abi yang tertidur dengan tenang, Nagit melangkah perlahan mendekati ranjang.
Duh Nagit deg-degan batin nya.
Nagit perlahan membaringkan tubuh nya di sisi kosong ranjang Abi, Nagit berusaha meminimalisir pergerakan nya agar Abi tak terganggu. Baru saja memejamkan mata, ranjang bergerak akibat ulah Abi yang berganti posisi dari telentang menjadi menghadap punggung Nagit yang tidur miring memunggungi Abi.
Nagit bergeser semakin ke pinggir, setelah itu tak lama Abi pun juga menggeser tubuh nya mendekati Nagit. Alhasil Nagit ikut menggeser lagi sampai ia terjatuh ke lantai.
"Oke, lebih baik malam ini tidur di lantai aja" gumam Nagit pelan.
***
Pukul empat pagi, Nagit membawa koper nya ke bawah. Bunda Runa yang sudah bangun menatap menantu nya heran.
"Nagita mau kemana? apa mau pergi honeymoon?" tanya Bunda Runa dengan antusias.
Nagit menggeleng lalu mendekati Bunda Runa lalu menggenggam kedua tangan nya, "Bunda biarkan Nagit pergi!" pinta Nagit sambil memohon.
Bunda Runa diam sejenak, menatap manik mata Nagit yang penuh permohonan, menghela napas sejenak Bunda Runa pun mengangguk dengan berat hati.
Seketika Nagit tersenyum bahagia, memeluk Bunda Runa erat sambil mengucapkan terima kasih . Setelah melepaskan pelukan tersebut Nagit kembali memohon pada Bunda Runa "Tolong jangan kasih tau Nagit pergi kemana ya Bunda!"
Bunda Runa kembali mengangguk "Jangan lupa kalo pulang bawa oleh-oleh"
Nagit terkekeh lalu mengangkat tangan hormat "Siap!"
.
.
.
.
.30 Mei 2019
Pendek bingits !!!
tenang jangan hujat aku yang sudah mengantuk ini wahai saudara-saudara sebangsa perwattpad-an, part selanjutnya bakal up antara besok atau lusa okay!!!!!
Jangan bosen untuk tekan bintang karena aku juga belum bosan dengan menulis cerita ini :)
Oke sekian, kalo di lanjutkan bakal melantur kemana-kemana 😁😁😁Repost : 24 Mei 2020
Ditunggu vote dan komennya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Somplak
Umorismo[COMPLETED] Nagita terbangun di sebuah kamar yang terlihat asing, ia yakin ini bukan kamar nya. Kepala nya pusing, rambut panjang nya awut-awutan dan matanya bengkak. Semalaman Nagita menangis, meratapi nasib nya yang sangat malang ini. Mungkin ini...