17 - Kembar

5.8K 360 0
                                    


"Papa?" ucap Nagit dan Naufal bersamaan.

Alvaro tersenyum melihat Nagita dan Naufal, "Ayo masuk!!" ajak Alvaro.

"Pah , Mamah udah masak kan?" tanya Alvaro.

"Iya sudah kok, Mamah sudah masak banyak hari ini!!"

Alvaro mengangguk , Nagit dan Naufal saling berpandangan merasa bingung. Tak peduli dengan kebingungan Kakak dan Adik yang masih berada di depan pintu rumah nya, Alvaro melangkah bersama Papah nya masuk ke dalam menuju ruang makan.

Nagit berbisik "Jangan-jangan Papa punya istri simpanan !" terka Nagit.

"Hush, ngaco lo" ujar Naufal.

"Itu Papa kan?" tanya Nagit, Naufal mengangguk ragu.

Rasa penasaran mereka semakin tinggi, akhirnya mereka berdua menyusul masuk ke dalam rumah Alvaro.

"Lo berdua lapar kan?" tanya Alvaro.

Nagita dan Naufal menatap meja makan yang sudah di penuhi berbagai macam makanan yang menggugah selera sehingga perut mereka yang lapar  semakin meronta-ronta.

"Ayo duduk!!" seruan lembut wanita berparas anggun.

Naufal dan Nagita pun duduk bersisian, seorang gadis cantik tiba-tiba datang menghampiri Mama nya, lalu tersenyum saat melihat orang lain yang berada di ruang makan.

"Lif, Irgi mana?" tanya Alvaro.

"Lagi main game Kak!!" jawab gadis yang bernama Elifa.

"Panggil dong!!" seru wanita yang terlihat seumuran Mama Nagit dan Naufal.

"IRGIIIIIIII TURUUUUN!!!" teriak cempreng Elifa.

"Iya iya!!" Irgi, bocah yang berusia 10 tahun itu menuruni tangga dengan mencebikan bibir nya, lalu duduk di hadapan Naufal sedangkan Elifa duduk di hadapan Nagita.

Alvaro duduk di samping Nagit dan tersenyum sekilas melihat wajah kebingungan Nagita dan Naufal.

"Pah mending jelasin dulu deh, dari pada mereka penasaran kayak netizen terus menduga-duga yang aneh-aneh !!" ujar Alvaro.

Wanita itu mengangguk setuju dengan usul putra sulung nya, begitu pula Elifa, Kalau Irgi dia tidak terlalu peduli karena ia tengah bermain game di ponsel nya.

"Saya kembaran Papa kalian" ucapan itu seketika membuat mulut Nagit dan Naufal menganga.

"Saya Herdiawan, Kakak kembar Hardian" lanjut Herdi.

"Ini istri saya Emira, lalu Alvaro, Elifa dan Irgi anak saya" ujar Herdi menjelaskan.

"Jadi-

"Kita sepupu!!" Alvaro memotong ucapan Nagita.

"Pantesan waktu liat lo, gue ngerasa lo mirip sama siapa gitu, ternyata lo mirip Papa dan lo anak kembaran Papa" ujar Naufal.

Alvaro mengangguk, ia memang sangat mirip dengan Papah nya yang kembar identik dengan Papa Nagita dan Naufal. Herdi dan Hardi itu sangat-sangat mirip sampai mereka sulit untuk di bedakan.

Rasa penasaran mereka sedikit menguap, Herdi tersenyum menatap dua keponakan nya yang sudah lama tidak ia lihat. "Lebih baik kita makan dulu" ujar Herdi.

***

"Bagaimana keadaan Papa kalian?" tanya Herdi.

Kini mereka semua berkumpul di ruang keluarga yang cukup besar, duduk di atas karpet tebal dengan camilan yang banyak memenuhi meja di sebrang mereka . irgi duduk di pojokan sibuk dengan game di ponsel membuat Herdi menggelengkan kepala nya.

"Baik Om!" seru Nagita.

Herdi mengangguk dan tersenyum hangat hingga tampak guratan-guratan halus di sekitar matanya. "Syukur lah sudah lama Om lost contact sama Hardi" ujar Herdi.

"Semua juga sehat kan?"

"Alhamdulillah sehat Om!" kali ini Naufal yang menjawab.

Nagita mencolek lengan Elifa "Hey! Kayak nya kita seumuran " ujar Nagit.

Elifa tersenyum "Umur gue 19 tahun"

Nagita berbinar senang "Ya ampun kita cuman beda setahun!! Asikk kita bisa bikin three masketir sama mbak Kalila" ujar Nagit.

"Mbak Kalila siapa ?" tanya Elifa.

"Mbak Kalila ituu anak nya Om Hilman" jelas Nagit.

"Pah Om Hilman itu Kakak nya Papah?" tanya Elifa kepada Herdi.

"Iya betul"

"Mas Hilman masih serumah sama Ibuk?" tanya Herdi.

"Masih Om"

Nagita asik mengobrol bersama Elifa, Nagit yakin Elifa akan sangat cocok dengan Mbak Kalila karena mereka sama-sama perempuan lemah lembut. Nagita menoleh ke samping di mana Alvaro duduk di samping nya, lalu berbisik kepada Alvaro "Untung Nagit gak jatuh cinta sama Kakak, kalo iya kan ntar berabe" Alvaro tertawa geli mendengar bisikan Nagit.

"Lo tuh sama kayak Elifa, Adik gue yang harus di lindungi" ujar Alvaro lalu mengacak rambut Nagita pelan.

Herdi tersenyum senang bersama istri nya Emira melihat ke akraban Anak-anak nya dan keponakan nya, walau baru pertama kali bertemu mereka terlihat sangat akrab, bahkan Irgi juga ikut bercanda bersama Alvaro dan Naufal.

"Seperti nya ini waktu kita bertemu dengan mereka, kita tidak usah pikirkan Ibuk" ujar Herdi.

Selama 23 tahun dia tidak bertemu dengan Kakak-kakak nya, benar-benar tak ada komunikasi kecuali dengan Hardi tapi komunikasi dengan Hardi pun tak berlangsung lama, hanya sampai Nagita lahir. Setelah itu ia dan Hardi tak bertemu maupun berbincang lewat telepon, Herdi saat itu memutuskan pindah ke Turki tinggal bersama orang tua Emira, Ibu Emira adalah orang Turki sedangkan Ayah Emira adalah orang jawa lalu mereka memutuskan tinggal di Turki setelah anak-anaknya menikah.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat , mereka makan malam bersama dengan raut bahagia, Naufal dan Nagita benar-benar betah di rumah Alvaro dan melupakan perihal rusak nya lamaran hari ini.

"Kalian nginap saja disini" tawar Emira.

Herdi mengangguk setuju begitu juga Alvaro "Masih ada kamar kosong, tapi Naufal bisa tidur di kamar Alvaro, Nagita di kamar Elifa" ujar Herdi.

"Terus Irgi sama siapa?" tanya Irgi.

"Ya sendiri aja lah" jawab Alvaro, Irgi mencebikan bibir nya kesal ucapan Alvaro adalah usiran halus agar ia tidak bisa ikut berkumpul dengan Naufal dan juga Alvaro.

"Om, Naufal mau tanya kenapa Om pergi??"

Pertanyaan itu akhirnya keluar juga, Herdi dari tadi sudah siap bila Nagita atau Naufal bertanya hal itu. Emira mengelus lengan Herdi lembut , Herdi menarik napas panjang lalu mengeluarkan nya perlahan .

"Om di usir Ibuk"

.
.
.
.
.
.

22 Desember 2018

Mending besok pagi atau besok malam update lagi nya?
Vote dulu dong!!

Repost : 9 Mei 2020

Miss SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang