No. 10 - I give my first love to you

1.9K 361 18
                                    

I want to confess my hidden heart,
I love you.

Chen - Best Luck [It's okay that's love]

🌸🌸🌸🌸

Semuanya terjadi begitu cepat. Seharusnya aku tidak tinggal diam begitu tahu jika fotoku dan Sehun Saem telah tersebar di sekolah. Namun kenyataannya, aku tidak melakukan apapun.

Aku hanya duduk di dalam kelas dengan tatapan kosong. Wendy terus saja bertanya bagaimana keadaanku, kukatakan padanya bahwa aku baik-baik saja. Meskipun kenyataanya tidak, aku hanya tidak mau melihatnya khawatir.

Dari yang kudengar, saat ini Sehun Saem sedang berada di ruang komite sekolah. Oh jangan tanya aku tahu dari mana, teman-teman sekelasku sedang heboh membicarakannya.

Dia pasti sedang di introgasi karena foto itu. Jika memang benar, kenapa mereka tidak memanggilku sama sekali? Akan lebih baik jika memanggilku sekalian.

Lagi pula gara-gara foto jelek itu, aku dan Sehun Saem dapat masalah seperti ini. Foto itu diambil ketika aku dan Sehun Saem sedang berada di atap beberapa hari yang lalu. Posisiku yang saat itu hampir berciuman dengan Sehun Saem-lah yang memunculkan kehebohan. Masalahnya kami tidak ciuman! Tapi mau bagaimana lagi? Dilihat dari posisi dan sudut pengambilan foto, aku memang terlihat seperti sedang ciuman dengannya.

Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah besar jika Sehun Saem bukan seorang guru. Tapi masalahnya dia itu guru! Guru teladan yang dicintai oleh satu sekolahan ini.

"Aku tidak pernah sangka jika gadis seperti Hanabi adalah seorang jalang."

"Aku tidak percaya, kurasa itu tidak sengaja."

"Lihat, dia malah duduk-duduk disini ketika Sehun Saem sedang di sidang oleh komite, ckckck!"

Kuabaikan semua bisik-bisik jahat mengenai diriku. Memangnya mereka tahu apa?! Meskipun aku ciuman betulan dengan Sehun Saem apa masalah mereka? Apa yang membuat mereka begitu kesal dan marah padaku? Aku'kan tidak berciuman dengan Ayah mereka.

"Hey... Jangan dengarkan mereka."

Aku menoleh dan tersenyum kecut. "Apa kau juga percaya pada foto itu?" tanyaku pada Wendy.

Wendy menatapku bingung. "Apa maksudmu? Memangnya apa yang salah dengan ciuman?"

Apa yang salah? Jadi, Wendy memang percaya dengan foto itu? Dia tanya apa yang salah... Mataku menatapnya sendu, air mata mungkin menggenang di pelupuk mataku saat ini.

Wendy menatapku panik. "Apa aku salah?" tanyanya bingung.

Aku mendengus. "Tidak! Kau memang benar, aku berciuman dengan Sehun Saem! Itu yang kau lihat dengan matamu bukan?!" ujarku setengah membentak.

Aku beranjak berdiri dari bangkuku dan meraih ranselku dengan tidak sabaran. Suara ribut-ribut yang kutimbulkan nyatanya membuat anak-anak di kelas kembali menatapku tajam. Melihat tatapan tajam mereka padaku, membuatku sadar jika sekolah sama sekali tidak cocok denganku.

"Hanabi! Hana!!"

Teriakan Wendy yang memanggil-manggilku sama sekali tidak ku gubris. Aku berlari keluar kelas sambil beruraian air mata. Tidak apa-apa jika orang lain tidak percaya padaku, tapi beda lagi jika sahabatku juga tidak percaya padaku. Aku merasa sakit hati, kurasa tidak ada orang yang mau mendukungku saat ini.

Kuputuskan untuk membolos. Tidak ada pilihan lain selain itu. Orang tuaku akan marah jika aku pulang lebih awal. Aku hanya akan semakin dicap sebagai anak paling tidak berguna di dalam keluarga.

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang