No. 19 - Problem

1.4K 300 22
                                    

You can't keep dancing with the devil and ask why you're still in hell.

🌸🌸🌸🌸

"Apapun untuk tinkerbell-ku."

Mendadak aku kembali teringat kejadian beberapa waktu yang lalu saat Sehun Saem bilang bahwa aku mirip dengan tinkerbell. Saat itu aku sedihnya bukan main, dan sekarang pun sama.

Tapi aku tersenyum. "Kenapa kau memanggilku dengan tinkerbell?"

"Karena kau mirip dengannya."

"Semirip apa?"

"Hmm, sewaktu dulu aku sering melihatmu di sekolah menggulung rambutmu seperti tinkerbell, dan menggunakan flatshoes yang ada bola berbulunya, persis sekali dengan tinkerbell."

Aku tercekat. Jadi selama ini panggilan tinkerbell ada karena menampilanku dulu? Bukan karena Sehun Saem mengganggap keberadaanku sama seperti tinkerbell?

"Kenapa memangnya?"

Aku tersenyum lebar. "Aku suka panggilan itu!"

Sehun Saem mengulum senyum. Dia lalu mengacak rambutku dan berkata, "bagaimana jika jumat ini kita ke pantai?"

"Call!"

"Kabari aku jika pemotretanmu sudah selesai nanti, aku akan menjemputmu."

"Oke."

****

"Hey kau habis dari mana?"

Suara Yoona eonni membuatku yang sedang minum mengalihkan tatapanku padanya. "Dari rumah nenekku."

Aku bohong tentu saja. Nenekku sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

Wanita itu menatapku curiga. "Malam sekali," komentarnya.

"Kapan lagi? Besok aku sudah harus melakukan pemotretan disana-sini. Sisa waktuku di Jepang juga tidak banyak."

Yoona eonni menatapku sebentar sebelum menghela napas pelan. "Chanyeol mencarimu dari tadi, temui dia di lantai dua."

Aku tidak menyahut namun melangkahkan kakiku menuju lantai dua. Kulihat ada Chanyeol sedang duduk di ruang tengah dengan ponsel di tangannya. Dia pasti bosan sekali.

"Hei," panggilku.

Kepalanya menoleh cepat padaku, dia lalu tersenyum lebar. Senyuman yang sudah sering kulihat.

"Dari mana? Kenapa kau tidak mengajakku?" tanyanya dengan nada yang sedikit kesal.

"Aku dari rumah nenekku."

"Begitu, kau sudah makan?"

"Sudah, bagaimana denganmu?"

"Belum."

Keningku berkerut bingung. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul satu malam, tapi Chanyeol belum makan? "Kenapa? Kau tidak lapar?"

"Lapar, lapar sekali. Tapi aku menunggumu, kukira kau belum makan."

Napasku tercekat. Sebegitunya? Aku jadi menyesal karena telah membuat Chanyeol tidak makan malam.

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang