No. 5 - Songsaenim is a Bad Boy

2.3K 395 24
                                    

Good Girl Love Bad Boy.

🌸🌸🌸🌸

"Kau tidur saja di kamarku, aku bisa tidur disini."

Aku menganggukkan kepalaku dan masuk ke dalam kamar Sehun Saem. Sementara aku berdiri kikuk di belakangnya, pria itu sibuk mengeluarkan selimut dan bantal dari dalam lemari.

"Selamat malam Saem," ujarku sebelum Sehun Saem pergi dari kamarnya.

Dia menganggukkan kepalanya. "Tidur yang nyenyak."

Sepeninggalnya dia, aku buru-buru mengunci pintu dan merangkak naik ke atas tempat tidur. Aku suka ranjangnya, empuk sekali.

Aroma parfum yang kucium beberapa waktu yang lalu juga tercium kembali olehku. Aku tersenyum kecil. Kira-kira parfum jenis apa yang dia gunakan?

Aku langsung mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kamar. Tidak ada meja rias sama sekali. Tidak aneh sih, Sehun Saem kan seorang pria.

Di dalam kamarnya hanya ada sebuah tempat tidur besar dan sebuah lukisan kuda yang di pajang di atas tempat tidur. Pintu kamar mandi terletak di sebelah kiri tempat tidur. Lalu ada pintu lainnya lagi di sebelah kanan. Kalo itu aku tidak tahu apa. Mungkin ruang kerja Sehun Saem.

Aku suka bau tubuh Sehun Saem, aromanya mengingatkanku pada pafume yang pernah kucium dulu. Tapi aku tidak ingat kapan.

Tok! Tok!

"Kau sudah tidur?"

Suara ketukan pintu dan Sehun Saem membuat langkahku terhenti. Pelan-pelan aku naik ke atas ranjang kembali dan menyembunyikan diriku di balik selimut.

Suara langkah kaki yang menjauh membuatku menghela napas lega. Sehun Saem sudah pergi. Tidak seharusnya tadi aku berkeliling kamar ini, hal itu tentu saja sangat tidak sopan.

Lebih baik aku pergi tidur.

****

Mataku mengerjap pelan begitu suara-suara ribut memasuki gendang telingaku,dan mengganggu tidurku. Tanganku menggapai-gapai tempat kosong disampingku untuk meraih ponselku, dan melihat jam yang tertera disana.

Pukul 8 pagi.

Aku buru-buru mendudukan diriku diatas ranjang dan mulai mencoba mendengarkan suara-suara ribut dari luar. Kedengarannya seperti Sehun Saem sedang bertengkar dengan seorang wanita.

Aku turun dari ranjang dan membuka kunci pintu kamar ini. Aku mengintip dari balik pintu apa yang sedang terjadi. Mengejutkan, Byun Ara Saem sedang berdiri berhadapan dengan Sehun Saem sambil beradu argumen.

Ara Saem meneteskan air matanya. Membuat Sehun Saem yang melihatnya menghela napasnya frustasi. Ara Saem tiba-tiba saja berjalan ke arah kamar ini, membuatku segera berlari dan masuk ke dalam pintu yang ada di sebelah kanan. Bisa-bisa dia salah paham jika melihatku ada disini.

Dahiku berkerut samar begiti sadar jika ruangan ini bukanlah ruang kerja Sehun Saem seperti dugaanku. Ini adalah sebuah lemari pakaian, ada banyak pakaian dan sepatu-sepatu yang disusun rapih di dalam deretan lemari kaca yang menempel pada tembok.

Aku menoleh sebentar sebelum masuk lebih dalam di ruangan ini. Mataku sedikit berbinar begitu mendapati ada sebuah lemari besar yang tingginya hanya sampai perutku. Deretan jam tangan berbagai merek, di pajang disitu seperti yang ada di toko jam tangan.

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang