No. 21 - Irate

1.3K 305 21
                                    

Sometimes i'm not angry, i'm hurt and there's a big difference.

-Park Chanyeol

🌸🌸🌸🌸

Chanyeol menelponku. Dia bilang ada hal yang ingin dibicarakan olehnya padaku. Jadi aku mengajaknya untuk bertemu saja, lalu Chanyeol menyuruhku untuk datang ke apartment-nya.

Jadi sepulang dari sekolah dan diantar oleh Jinyoung. Aku pergi ke apartemen-nya yang berada dekat rumah sakit tempatnya bekerja.

"Kau mau minum apa?" tanya Chanyeol begitu aku duduk di sofa ruang tengahnya.

"Cola saja," jawabku pelan.

Dia mengangguk dan berlalu menuju dapur. Selang beberapa menit kemudian dia kembali lagi dengan sekaleng cola dan bir di tangannya. Cola dia berikan padaku dan bir dia minum sendirian.

Apartemen-nya bersih, nyaman dan luas.

"Jadi apa yang mau kau katakan padaku?" tanyaku.

Dia mengadahkan kepalanya yang semula tertunduk dan mengehela napas pelan. "Aku sudah mendengarnya dari Ara."

"Ap-apa yang kau dengar?"

Chanyeol menatapku dengan intens sebelum tersenyum tipis. "Kau dan Sehun."

Singkat, padat dan jelas. Kini semua orang sudah tahu. Mungkin cepat atau lambat, Jinyoung dan Wendy juga akan tahu.

Aku meneteskan air mataku tanpa sadar. Kepalaku tertunduk dalam, aku sama sekali tidak berani menatap sosok Chanyeol yang duduk di hadapanku.

Tanganku meremas kaleng cola dengan kuat. "Ma-maafkan aku..." kataku di sela-sela tangisku.

Chanyeol tidak bersuara. Aku menangis sendirian di tengah keheningan. Menyadari kebodohanku selama ini. Chanyeol pasti sakit hati sekali mendengar kabar itu.

Bug!

Aku menjerit kaget. Chanyeol meninju meja kayu yang jadi pembatasku dan dirinya. Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya panik. Wajahku basah oleh air mata.

"Harusnya aku tahu... Harusnya aku tahu jika kau mempermainkanku," katanya dengan mata yang menatapku tajam.

Aku menggelengkan kepalaku cepat. "Aku tidak mempermainkanmu!"

Lalu kusadari sesuatu. Chanyeol menangis. Matanya merah dan pipinya basah. Hatiku mencelos melihatnya menangis.

 Hatiku mencelos melihatnya menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Njir nyesek cuy)

Sudah berapa banyak perasaan yang kau sakiti Hanabi? Berapa banyak? Bisikku dalam hati.

Chanyeol berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiriku. Dia berjongkok di dekatku dengan wajah yang basah air mata.

Tanganku terulur menyentuh pipinya yang basah. "Maafkan aku," kataku lagi.

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang