No. 17 - The Moment

1.5K 298 32
                                    

Will you take a moment, promise me this, that you'll stand by me forever.

Talyor Swift - (Long live)

🌸🌸🌸🌸

"Aku ada di depan studio. Kau dimana? Cepat kemari temui aku."

Aku menghela napasku pelan. Mataku lalu melirik Jinyoung yang sedang menyetir di sampingku. Kami baru saja pulang dari mall dan mengantar Wendy ke rumahnya. Sekarang Jinyoung mengantarku pulang ke studio, sementara Sehun Saem menungguku disana.

"Jinyoung-ah, turunkan aku disana aku mau membeli camilan."

Jinyoung tidak banyak bicara dan menurunkanku di seven eleven yang letaknya tidak jauh dari studio. Aku turun dari dalam mobilnya sebelum melongokkan kepalaku dan berkata, "kau tidak perlu menungguku,pulang saja. Aku tinggal jalan kaki kesana."

"Kenapa? Aku bisa mengantarmu."

"Tidak perlu ini sudah malam, kau harus cepat pulang bukan?"

Jinyoung terlihat ragu sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Dia lalu menyalakan mobilnya. "Baiklah, sampai besok."

Aku baru bisa menghela napasku lega begitu mobilnya menghilang dari jarak pandangku. Sambil menggerutu pelan, aku berjalan cepat menuju studio.

Benar saja, disana sudah ada Sehun Saem yang bersandar di mobilnya. Wajahnya yang datar menatapku yang sedang berjalan mengahampirinya.

"Kau dari mana?"

Aku mendengus. "Mall."

"Dengan?"

"Jinyoung dan Wendy."

Dia menganggukkan kepalanya. Pria itu lalu membuka pintu mobilnya dan menyuruhku masuk.

"Kemana?"

"Pulang."

Tunggu, begini. Aku baru ingat jika bar akan buka sebentar lagi. Jam di tanganku menunjukkan pukul 8 malam. Seharusnya Jongin atau Minho sudah tiba disini. Meskipun hari ini aku libur, akan menjadi hal buruk jika mereka berdua melihatku bersama Sehun Saem.

"Rumahku disini."

Sehun Saem menghela napas pelan. "Mau sampai kapan kau tidur disana?"

"Sampai aku mampu menyewa apartement," ucapku.

"Tinggal saja di apartement-ku sementara, studio bukanlah tempat untuk ditinggali."

"Aku suka tinggal disini."

Pria itu meraih tanganku dan menggenggamnya. Dia menatapku sendu sebelum menghela napas pelan. "Aku tidak suka melihatmu tinggal disini, kau punya aku. Aku bisa memberikan segalanya untukmu, dan kau tidak punya hak untuk menolak."

"Hah? Aku bisa menolak jika aku mau," seruku.

Sehun Saem mendengus. "Tapi aku tidak menerima penolakan. Kau tinggal pindah ke apartemenku dan aku tidak akan menganggumu lagi soal pekerjaan paruh waktumu," terangnya.

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang