No. 7 - Bae Jinyoung

1.8K 353 11
                                    

You're the best friend
That I ever had

🌸🌸🌸🌸

Pertama kali aku bertemu dengan Jinyoung adalah saat tahun pertama aku berada di SMA. Saat itu aku sama sekali tidak punya teman di kelas. Masalahnya, aku ini pindahan dari Daegu ke Seoul. Semuanya masih terasa asing pada saat itu.

Letak bangkuku yang berada di tengah-tengah ruangan membuatku sering kali merasa diawasi, padahal pada faktanya tidak.

Selama seminggu penuh aku sama sekali tidak punya teman. Hanya ada murid yang sesekali bertanya padaku mengenai materi pelajaran, tidak ada satupun yang mengajakku berteman.

Lalu, Jinyoung datang.

Tidak! Dia tidak datang dengan aura keren atau apa. Anak itu datang dan duduk di bangku sebelahku dengan lesu, kepalanya di letakkan di atas meja hendak tidur.

Aku meliriknya sekilas sebelum kembali membaca buku, yah itu sebelum...

"Argh!!!!!"

Brakk!!

Astaga... Saat itu aku kaget bukan main. Jinyoung berteriak keras dan memukul meja tiba-tiba. Membuatku yang duduk disebelahnya berjengit kaget.

"Aku tidak mau menjadi ketua kelas!" serunya frustasi.

Aku tertawa kecil. Astaga... Dia marah karena ditunjuk menjadi ketua kelas rupanya.

Jinyoung menoleh padaku dengan gerakan cepat. Nampaknya dia mendengar tawaku tadi. "Wae? Kenapa kau tertawa?!" tanyanya padaku.

Aku meneguk salivaku susah payah. Aw! Matanya melotot kearahku, aku jadi sedikit takut. "Ma-maaf!" seruku.

Dia lalu mendengus dan kembali membenamkan wajahnya di atas meja. Karena merasa prihatin dengan keadaannya, akupun meraih ranselku dan mengeluarkan susu pisang yang aku bawa dari rumah lalu meletakkannya di atas meja Jinyoung.

"Tidak buruk," ujarku pelan.

Jinyoung kembali duduk tegak dan menatapku dan susu pisang secara bergantian. "Apa yang tidak buruk?"

"Menjadi ketua kelas," terangku.

"Benarkah?"

Aku mengangguk. "Bukannya hal itu keren? Kau jadi tidak perlu ikut piket."

Sejenak kulihat mata Jinyoung berbinar. "Tidak ikut piket?" tanyanya memastikan.

"Iya, ketua kelas biasanya seperti itu," kataku lagi.

"Yes!" serunya.

Aku tersenyum tipis. "Tapi mungkin kau akan sibuk dengan urusan lain."

Jinyoung meraih susu pemberianku dan meminumnya. "Tidak masalah, asalkan tidak piket aku baik-baik saja," ujarnya ceria.

Hhh, ada-ada saja anak ini. Dia lebih memilih menjadi budak guru dari pada disuruh piket.

"Ngomong-ngomong, namamu siapa?"

Aku tersenyum dan mengulurkan tanganku. "Namaku Hanabi," ujarku.

Jinyoung mengulurkan tangannya dan menjabat tanganku. "Aku Bae Jinyoung, ayo kita berteman!"

****

Aku sempat merasa ada yang aneh ketika esok harinya memasuki kelas. Anak-anak di kelas melirikku diam-diam sambil berbisik-bisik.

Sepertinya aku telah berbuat salah.

"Selamat pagi Hanabi!"

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang