No. 25 - Choice

1.4K 309 66
                                    

I was stupid to think i was the only flower in your garden.

🌸🌸🌸🌸

Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan Sehun yang sesungguhnya pada Hanabi. Bahkan pria itu sendiri juga tidak tahu.

Dia memandang Hanabi adalah miliknya, candunya serta sumber kebahagiannya. Hanya saja belakangan ini Sehun merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Mengenai Ara yang tengah mengandung dan media yang mengejarnya kemana-mana, sesak sekali rasanya.

Ini semua tidak akan terjadi jika saja dirinya tidak meminta Hanabi untuk berada disisinya serta kelakuan Yonna yang mengadu pada Ara.

Masalahnya semakin hari kelakuan Ara sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Sehun sudah meminta ijin dari wanita itu demi bisa bicara dengan Hanabi di taman, tapi Ara tidak suka.

Wanita itu bahkan sampai mengikuti langkahnya menuju taman bermain di sebelah gedung apartement mereka.

"Sehun!"

Sehun mengacuhkannya. Pria itu sudah muak dengan Ara, wanita itu sedang mempertaruhkan masa depan Hanabi dengan egoisnya.

"Kau masih mau bertemu dengan jalang itu meskipun aku mengikutimu?!"

"Hentikan sikapmu yang kekanakan itu!" Sehun mengehembuskan nafasnya kasar sambil menatap Ara yang sedang menatapnya nyalang.

"Kau marah hanya karena aku membeberkan hal ini ke media?! Kau marah karena aku berhasil menghancurkan Hanabi?!!" jerit Ara.

Sehun mengusap wajahnya kasar. "Bukan seperti itu! Sikapmu sungguh tidak dewasa, untuk apa kau menyebarkan hal ini pada media? Kau tidak lihat jika saham perusahaan merosot karena berita ini?"

"Itu bukan urusanku!"

"Ara kumohon tenangkan dirimu terlebih dahulu,kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin eoh?"

Ara tidak merespon. Wanita itu memilih mengalihkan wajahnya dan mendengus pelan. "Aku akan menggugurkan kandunganku."

Sehun terkesiap, matanya mengerjap cepat. "Apa maksudmu?"

Tidak! Jangan...

"Bukankah kau sudah berencana meninggalkanku demi gadis itu?"

"Bukan seperti itu aku..."

"Sehun, akan kuberi kau pilihan. Tinggalkan gadis itu atau tetap bersamaku dan calon anakmu ini?"

"Ara..."

"Pilihlah!"

Sehun terdiam menatap Ara sebentar sebelum menghela nafas pelan. "Aku tidak bisa meninggalkan Hanabi begitu saja, ak- Ara!"

Pria itu berlari kecil mengejar sosok Ara yang tengah berjalan cepat meninggalkannya di taman. Sehun meraih pergelangan Ara dan tercengang mendapati wajah wanita itu yang basah oleh air mata. Rasa sesak memenuhi rongga dada Sehun begitu menyaksikan air mata mengalir deras dari mata hazel Ara.

Entah dorongan dari mana, Sehun menarik Ara ke dalam pelukannya dan menempelkan bibirnya pada bibir wanita itu. Beruntung Ara tidak menolak, wanita itu terdiam cukup lama sebelum mengalungkan tangannya pada leher Sehun dan membalas ciuman pria itu.

If We Were Destined : Forsaken | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang