Gemercik air turun membasahi jalanan Seoul yang cukup sepi, di temani terangnya nyala lampu perkotaan yang mulai menyala. Sore itu, langit sangat mendung bagaikan malam sudah datang, udara dingin menusuk kulit membuat siapa saja enggan keluar rumah.
"Tsk! Kenapa harus mogok di saat begini? Dasar mobil sialan!". Sebuah mobil terlihat berhenti mendadak di persimpangan jalan, dan terlihat sang pemilik beberapa kali memukul stirnya.
Tidak lama kemudian, pemilik mobil yang berjenis kelamin pria itu keluar dari mobilnya dan tergopoh-gopoh membuka bagasinya mengeluarkan sebuah payung dari dalam sana.
Separuh badannya sudah basah oleh air hujan, beruntung payungnya masih bisa menyelamatkan dia dari guyuran air hujan. Namja itu berjalan menyusuri trotoar jalan yang banyak tergenang air, beberapa kali dia mengumpat karena sepatunya masuk dalam kubangan air kotor itu.
Namja itu berjalan mencari halte terdekat agar dia bisa segera pulang, dia merutuki dirinya sendiri yang lupa tidak membawa ponsel. Sungguh sial nasibnya hari ini. Namja itu menghentikan langkahnya, dia menatap sebuah siluet berjarak beberapa langkah darinya.
Karena hujan, jarak pandangnya minim. Sehingga, dia tidak mengenali siapa siluet itu.
"Sedang apa dia di tengah hujan begini?". Namja itu bergumam pada dirinya sendiri, halte yang ia tuju sudah terlihat. Beberapa meter juga dari siluet yang sedang terduduk lemas di pinggir trotoar.
Namja itu kembali melangkahkan kakinya menuju ke halte, ketika dia sampai beberapa langkah di belakang bayangan itu. Dia bisa mendengar sayup-sayup isakan dari sosok di depannya, ia yakin kalau sosok itu adalah seorang yeoja.
Dia pun mendekati yeoja itu dan memayunginya, yeoja itu sedikit terkejut ketika merasa bahwa air hujan sudah tidak menimpa tubuhnya kembali. Yeoja itu mendongakkan kepalanya dan tatapan mereka pun bertemu.
Brugh-.Isakan yeoja itu kembali terdengar, kini terdengar jelas di telinga namja itu. Karena, sekarang dia sedang di peluk yeoja itu.
"W-wae? Apa yang terjadi?? Kenapa kau bisa begini? Nanti kau sakit Hana..". Ya.. Yeoja itu adalah Hana, Kim Hana adik dari Kim Seokjin. Kini dia tengah terisak memeluk namja di depannya, dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Dia hanya bisa menangis.
"Jawab aku Hana... Kau kenapa? Apa yang terjadi? Dimana Taehyung?". Namja didepannya terus meminta penjelasan dari Hana sambil mengusap air mata yang semakin deras turun dari pelupuk matanya.
"A-antarkan a-aku p-pulang..". Jawab Hana gemetar, wajahnya kini pucat dan matanya sangat sembab, kulit tangannya juga keriput. Sudah berjam-jam mungkin dia terduduk di tengah guyuran hujan.
"A-arraseo, pakai lah jaketku.. Aku tidak bawa ponsel, pinjam ponselmu kita pulang naik taksi..". Namja itu memakaikan jaketnya pada Hana, Hana memberikan ponselnya dengan tangan gemetar, tubuhnya mulai melemas sekarang. Namun dia harus bertahan, jangan sampai dia pingsan.
Setelah beberapa lama, taksi pun datang dan melesat menuju ke tujuan mereka.
~~
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 waktu setempat, seorang namja mondar-mandi gelisah di ruang tamu rumahnya. Dia sedari tadi sedang menantikan kepulangan adiknya, yang tidak biasanya pulang sampai larut.
Dia sudah menelfon adiknya namun selalu di reject, kekasihnya juga tidak aktif. Sedangkan sahabatnya, malah tidak dimana keberadaan adiknya.
Hujan di luar sana juga semakin deras saja mengguyur, dia khawatir terjadi sesuatu dengan adiknya. Dia pun mengambil mantelnya dan menuju ke pintu depan.
Tok..Tok..Tok..
Pria itu segera membuka pintunya, mungkin saja itu adiknya.
Krieet..
"Siap— Jimin? Astaga Hana?! Apa yang terjadi? Masuklah, bawa Hana kekamarnya..".
Jimin segera menuruti perkataan pria itu yang tidak lain adalah Seokjin, dia menuju keatas ketempat kamar Hana berada. Direbahkannya perlahan tubuh Hana yang basah, dia tidak bisa memayungi Hana karena dia harus menggendong Hana yang tertidur.
"Hyung, gantikan bajunya.. Kasihan basah begitu..". Jimin menatap Seokjin, sedangkan Seokjin balik menatap Jimin horor.
Yah, pikiran namja. Pletak-. Sebuah jitakan mendarat di kepala Seokjin, kurang ajar memang Jimin.
"Y-yak! Wae—"
"Telfon kekasihmu, suruh datang kemari, suruh dia menggantikan baju Hana.. Dasar mesum".
Jimin menatap tubuh Hana yang memucat, disentuhnya kening Hana sekilas. Bisa dia rasakan, panas menyalur ke punggung tangannya.
"Hyung, aku pulang dulu.. Ada urusan, jangan lupa nanti Hana di kompres. Sepertinya dia demam..".
Seokjin mengangguk menimpali perkataan Jimin, dia mengantarkan Jimin sampai depan pintu.
"Gomawo ne Jimin... Kau tidak mau menginap saja? Sudah larut ini..". Tawar Seokjin yang langsung di balas dengan gelengan.
Di depan rumah Seokjin sudah datang taksi pesanan Jimin, dia pun segera menuju ke taksi tersebut dan melesat pulang.
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunbae~ [+Sequel "Stay"] #TAMAT#
FanfictionSemua orang punya hak untuk saling mencintai