Pagi itu, Daniel mengembangkan senyumannya sepanjang koridor Bangtan of Seoul Univercity. Dia berjalan ke kelas Art, ya.. Kalian tidak salah baca, dia memang benar-benar ingin kesana bertemu Hana.
Hana bilang tadi malam, kalau dia ingin curhat sesuatu yang kelihatannya adalah kabar bahagia. Daniel jadi penasaran dan entah kenapa dia jadi ikut bahagia.
Dia berdiri di depan pintu kelas Art, kemudian melongokkan kepala nya kedalam. Matanya menyisir seluruh isi kelas, namun tidak menemukan Hana disana.
Sampai sebuah tepukan membuatnya terlonjak, dia menengokkan kepalanya dan mendapati sepasang sejoli sedang menatapnya.
"Kau cari siapa Daniel?". Tanya namja di depannya yang tengah merangkul seorang yeoja.
"Ah Jungkook, aku mencari Hana.. Apakah dia belum datang?". Tanya Daniel pada mereka.
"Kami baru saja datang, tapi biasanya kalau dia sudah datang pasti ada di kelas.. Apa tidak ada?". Yeoja bermarga Kim itu melongok kedalam kelas, dan memang tidak menemukan sosok Hana.
"Ah, gomawo.. Aku pergi dulu..". Daniel beranjak meninggalkan sejoli itu, untuk mencari Hana. Dia mengeluarkan benda kotak, yang sedari tadi berada di sakunya.
Dia membuka aplikasi Line dan berinisiatif untuk mengirim pesan pada Hana, dia terus menyepam pesan tetapi belum juga ada jawaban. Daniel kini khawatir pada keadaan Hana.
"Yak! Kau dimana? Membolos kelas Art eoh?". Teriak Daniel dengan ponsel yang kini tengah menempel di telinganya, dia baru saja menelfon Hana dan untung saja di angkat.
"..."
Tidak ada jawaban dari Hana, membuat Daniel menjauhkan ponselnya sebentar. Displaynya menunjukkan bahwa dia masih terhubung dengan Hana.
"Yak? Hana? Gwaenchanna-yo? Neoya eoddiga?".
"D-daniel..".
Suara Hana terdengar gemetar dan parau, Daniel tau Hana sedang menahan tangis nya agar tidak diketahui oleh Daniel.
"Kau dimana? Cepat katakan Kim Hana..". Nada bicara Daniel mulai terdengar sedikit gemetar, dia khawatir dengan keadaan Hana.
"A-aku d-di.. Tempat biasa.. Hiks.".
Deg-.
'Hana menangis..' batin Daniel berseru, rasanya hatinya juga ikut sakit mendengar Hana menangis. Dia harus kesana, pasti terjadi sesuatu dengan Hana.
"Tetap disitu! Aku kesana!". Daniel mematikan telfonnya, lalu segera bergegas menemui Hana.
Daniel POV's
"Hiks..hiks..". Sesak sekali melihatnya menangis seperti itu, hatiku jadi ikut sakit.
"Hana?".
Brug-. Dia memelukku erat, isaknya terdengar semakin keras. Tubuhnya bergetar sangat kencang, aku perkirakan dia sudah menangis sejak beberapa jam yang lalu.
"Sstt.. Tenangkan dirimu.. Aku disini Hana.."
Aku terus memeluknya sambil sesekali mengelus rambut halusnya itu. Perlahan, suara isakannya sudah berhenti. Meskipun badannya masih bergetar.
"Ini, minumlah dulu..". Aku memberikan botol minum yang baru saja aku keluarkan dari dalam tas. Dia mengambilnya, lalu meneguknya perlahan.
"Niel..". Panggilnya dengan suara parau, entah kenapa aku tercekat mendengarnya.
"Sstt.. Kau tidak harus cerita sekarang, tenangkan dirimu dulu Hana..".
Dia mengangguk, lalu kembali memelukku dan menenggelamkan kepalanya di dadaku. Aku tidak tau apa yang terjadi padamu Hana, aku harap itu bukan sesuatu yang dapat mengganggu kuliahmu.
~~
"Nggh.."
Seorang yeoja terbangun dari tidurnya, dia berusaha memperjelas netra nya. Kepalanyat sedikit pening, dan matanya perih.
"Ini mobil siapa?". Tanyanya pada diri sendiri, dia bingung kenapa tiba-tiba bisa terbangun dari tidurnya.
Brak.
"Eh? Sudah bangun eoh?". Tanya seorang namja yang baru saja masuk ke mobil itu, dia menolehkan kepalanya kebelakang, karena memang yeoja yang baru saja bangun itu berada di jok belakang.
"Niel? Ini mobilmu?". Tanya yeoja itu sambil menyelinap, berpindah ke jok depan bersama Daniel. Yaa.. Namja itu adalah Kang Daniel.
"Bukan, ini mobil hyung ku..".
Flashback On~
"Hana? Aayo kita pulang, sudah mulai larut..".
Hening. Tidak ada jawaban dari yeoja yang berada di pelukannya. Dia memutuskan untuk melonggarkan pelukannya.
"Lah? Sejak kapan tidur? Bangunkan tidak ya? Ini sudah mulai petang.. Ah aku tak tega, hyung sudah pulang belum ya?".
Daniel pun memutuskan untuk menghubungi hyungnya itu.
"Yeoboseyo.."
"Hyung, kau dimana? Sudah pulang ?".
"Baru saja mau pulang, ada apa Dan?"
"Ah, nanti ku jelaskan. Kau datanglah ke taman belakang kampus.. Cepat hyung! Gomawo!".
"Y-yak––".
Tut..tut..tut..
Daniel terkekeh sejenak, kemudian menatap yeoja bernama Hana yang masih berada di pelukannya.
"Dia pasti akan senang bisa melihatmu dari dekat lagi...".
Flashback off~
"Setelah itu, aku bertukar dengan hyung. Dia membawa motorku dan aku membawa mobilnya hehe..".
Aku memberi cengiranku padanya, kami sekarang masih berada dalam mobil yang terpakir di depan restoran. Aku sengaja berhenti disini untuk membeli makan.
Dan kami sedang makan sekarang, Hana bilang dia malu makan di restoran karena matanya yang sembab.
Padahalkan aku bisa memesan ruangan private didalam, tapi dia bersikukuh tidak mau. Yaa.. Aku mengalah saja.
"Kau nakal memang.. Omong-omong, siapa nama hyungmu..".
"Uhuk!".
"Y-yak! Ini minum.. Pelan-pelan makannnya.."
Sial! Kenapa dia harus bertanya tentang itu? Aku memang tidak menceritakan siapa nama hyungku.
Kalau keceplosan aku bisa di amuk oleh hyungku. Aku tak tau alasannya kenapa, tapi aku mencoba menuruti kata hyungku.
"Kau kenapa si? Aku kan hanya bertanya siapa nama hyungmu. Kenapa kau sampai tersedak begitu? Tinggal jawab apa susahnya.". Omel Hana padaku, aku hanya bisa diam. Aku takut keceplosan.
"Makan kan tidak boleh sambil bicara.." kataku pelan. Dia pun ikut terdiam setelahnya. Akhirnya, kami sama-sama makan dalam diam.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunbae~ [+Sequel "Stay"] #TAMAT#
FanfictionSemua orang punya hak untuk saling mencintai