Sequel 04#

28 8 0
                                    

"Antarkan? Memangnya kemana Daniel? Biasanya dia datang..". Tanya oppa yang sedang merangkul mesra  Hyejo eonni di sofa ketika mendengar permintaanku untuk diantarkan.

"Ayolah oppa.. Kau sibuk sekarang, aku jadi tak pernah diantat jemput kau lagi. Bahkan uang saku pun yang memberi adalah eonni..". Rengekku pelan, membuat eonni terkekeh.

"Sudah sana.. Antarkan saja, masa kau begitu dengan adikmu sendiri..". Hyejo eonni mengerlingkan matanya padaku, ah dia memang kakak ipar yang baik.

Ku acungi 4 jempol untuk Seokjin oppa, karena memilih wanita yang baik seperti Hyejo eonni.

"Arra. Arraseo.. Menganggu saja.". Gerutu oppa pelan, namun masih terdengar oleh ku dan eonni. Membuat kami terkikik bersamaan.

Author POV's

"Kau ada masalah dengan Daniel?". Seokjin bertanya pada Hana disebelahnya, tanpa menolehkan kepalanya.

"Tidak tau..". Jawab Hana acuh, masih berkutat dengan sketchbook nya itu.

Dia lupa belum menyelesaikan tugas 2 minggu yang lalu, hanya beberapa sentuhan akhir untuk menambah kesan mewah di lukisannya.

"Ah dan juga.. Kenapa kau tak memakai satu stel pakaian musim panas yang Taehyung kirimkan beberapa minggu lalu?". Tanya Seokjin masih dengan stir ditangannya.

Pertanyaan Seokjin membuat Hana menghentikan kegiatannya, dan menghelanafas dengan kasar.

Mood yang sudah dia bangun setelah down beberapa minggu yang lalu kembali hancur.

"Fokus menyetir saja oppa. Bangunkan aku kalau sudah sampai..". Ucap Hana memalingkan wajahnya menghadap luar jendela dan menutup matanya pelan.

Namun, tidak benar-benar tidur. Dia masih bisa mendengar Seokjin menggerutu tentang sikapnya.

~~

"Kau menunggu Hana?". Tanya Jungkook yang baru saja datang bersama Taepi membuatku tersentak.

"Iya.. Mau mengembalikan barang padanya. Kau baru datang?". Jawabku berbohong,

  ya... Sebenarnya tidak sepenuhnya bohong, soal barang aku memang membawa sebuah barang untuk Hana. Tapi soal mengembalikan, itu hanya alasan kosong saja.

"Sebentar lagi dia berangkat.. Sayang ayo makan dulu. Masih ada setengah jam sebelum dosen datang..". Ujar Taepi menyeret Jungkook menjauh dariku dengan mesra seperti biasanya.

Aku mengecek kembali jam yang melingkar ditanganku, Hana belum juga datang.

Biasanya aku yang mengantar jemputnya, tapi setelah kejadian pinggir danau waktu itu dia seperti menjauh. Entahlah, mungkin malu atau takut aku akan marah karena memukuliku.

Sejujurnya aku sakit memang, tapi bukan di badan tapi di hati. Ah kenapa aku jadi memikirkan itu lagi. Sebaiknya aku mencoba mengirim pesan padanya, barangkali dijawab.

Daniel.K

Han? Kau kuliah hari ini?
Sudah sampai mana?

Aish.. Mengirim pesan saja pakai gemetar segala.

"Sudah lama?".

"Kkamjagiya!". Ujarku tersentak dengan suara Hana yang sudah disebelahku.

"Mengagetkanku eoh.. Kau sudah sampai? Padahal aku baru mengirimmu pesan". Tanyaku menatapnya.

"Iya baru masuk pesannya... Ada apa?". Katanya menatap lurus, tidak mau menatapku seperti biasanya.

"Em.. Anu.. Ini untukmu.. Semoga kau suka..". Kataku menaruh kotak di tangannya, dia terlihat bingung menerimanya.

"Maaf? Memangnya kau salah apa? Harusnya aku yang minta maaf..". Ucapnya dengan suara yang melirih.

"Maaf sudah memukulimu, dan mengumpat padamu.. A-aku, sangat minta maaf..". Sambungnya pelan, menatapku dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Sstt.. Tak apa, itu kan karna aku yang menyuruh.. Sudah kita lupakan saja ya? Dan jadilah seperti biasa lagi ya? Aku tidak suka kau bersedih. Wajahmu yang kurang cantik jadi tambah jelek..". Ujarku menggodanya.

"Pabbo! Kau ini selalu menghancurkan suasana.. Baiklah, jadi kita baikan lagi ya? Maafkan aku menjauhimu, kupikir kau marah.".

"Kenapa berfikir begitu? Mana bisa aku marah denganmu Han..". Ujarku heran dengan pertanyaannya.

"Karenaaaa.. Kau diam saja ketika bertemu ku. Jadi kupikir kau marah hehe".

"Aish.. Bukan marah, aku hanya memberimu waktu untuk menenangkan diri. Mungkin saja kau sedang tak mau diganggu.."

"Aah Daniel! Kau tau sekali tentangku, kau stalker ku ya?".

Aish kebiasaan sekali dia, aku perduli digoda. Tak perduli dikira marah, kan salah terus.

"Tau ah! Aku pergi. Kelasku mau dimulai..".

Aku beranjak pergi dari hadapannya, sedangkan Hana masih tetap menggodaku dengan meneriakiku stalker.

~~

"Bagaimana keadaannya? Sudah baikan?". Tanya seorang namja berpakaian rapi yang tengah duduk disofa sembari menyesap sedikit demi sedikit kopi nya.

"Ya, begitulah hyung. Katanya masih sakit hati, tapi sudah merasa baikan..". Jawab namja lainnya yang sedang berkutat dengan laptop berisi banyak video dance yang sedang ia pelajari.

"Terus jaga dia.. Jangan sampai dia kesepian dan sakit hati karena namja brengsek itu..".

"Ne hyung.."

Taehyung POV's

Tut..tut..tut

  Aish.. Hana kenapa tidak mengangkatnya si? Bukankah harusnya sekarang disana sudah malam? Apa Hana sudah tidur? Aish.. Pesanku dari minggu lalu juga tak ia balas, ada apa dengannya?

"Ada masalah Tae?". Seorang yeoja duduk disebelahku. Ya.. Dia adalah orang korea jadi dia memanggil ku dengan nama korea.

"Ah, begitulah Wendy.. Memangnya terlihat sekali ya?". Tanyaku padanya, dia mengangguk sambil tersenyum.

Ah menyejukkan sekali.. Astaga! Apa yang ku pikirkan?!

"Pasti karena yeoja mu ya? Siapa namanya? Hana?". Tebaknya dengan antusias seperti biasanya. Sungguh mirip dengan Hana.

"Ya begitulah...". Jawabku seadanya.

"Ada masalah apa lagi? Kau di cueki?".

"Lebih parah dari itu, bahkan telfon ku saja tidak ia angkat. Aku bingung, letak salahku disebelah mana.. Hufft.".

"Coba tanya padanya.. Tanya baik-baik, dan minta maaf padanya. Pasti nanti dia akan memberitaumu dimana kesalahanmu.. Fighting Jack!".

Ucapnya menyemangatiku, membuatku kembali mendapatkan semangat untuk terus meminta penjelasan dari Hana.

Akhirnya, kami pun larut dalam perbincangan yang lebih ceria dan menyegarkan.

Tbc.

Maafkeun mina kalau chap ini kurang sreg ya.. Mina usahakan next chap lebih baik ya ^^ stay terus yaaa

Sunbae~  [+Sequel "Stay"]     #TAMAT#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang