Sequel 01#

42 8 0
                                    

Fyuuh..

Lilin berbentuk angka 2 padam dengan sekali tiupan seorang yeoja yang tengah duduk di bawah pohon rindang dekat danau kampusnya.

Dia menatap cupcake ditangannya dengan iba, harusnya hari ini dia bahagia. Tapi, air mata terus meleleh di pipinya setelah acara peniupan lilin.

"Huh..". Sebuah dengusan di sebelahnya membuatnya menolehkan kepala.

"M-mian..". Hanya kata maaf yang bisa keluar dari bibirnya yang bergetar, air matanya terus mengalir membasahi pipinya.

Greb-.

Namja disebelahnya memeluk yeoja itu dengan erat, di elusnya surai hitam milik sang yeoja.

"Sstt, gwaenchanna.. Aku akan selalu menemanimu merayakan ini, tenanglah.. Kau tak sendirian..". Dengan ragu dia mengecup pucuk kepala yeoja yang masih menangis di pelukannya.

"M-maafkan aku..hiks.. Aku selalu merepotkanmu..hiks".

"Ssstt, gwaenchannayo.. Aku selalu ada untukmu, kapanpun kau butuh aku.. Jangan menangis lagi, lihatlah nanti cupcake mu nangis juga loh..". Dia mencoba menghibur yeoja itu.

"Arraseo.. Kau harus selalu disampingku, kau sahabat terbaikku..".

Chup!-.

Sebuah kecupan mendarat di pipi namja itu, membuatnya membeku seketika. Namun, beberapa saat kemudian dia menyadari sebuah fakta yang menyakitkan hatinya.

"Hanya sahabat rupanya". Batin sang namja memandang yeoja yang tengah memakan cupcake nya, membuatnya melemparkan senyuman kecut.

~~~

"Yak? Wae? Belum dapat kabar dari Jack mu?". Aku melirik malas Niel, lalu memberikan ponselku padanya.

"Pfffttt.. Dapat kabar notifikasi youtube! Bwahahahaha——–aw! Aw! Appo-ya! Isssh".

"Tertawa lagi! Kucubit kau sampai mengelupas kulitmu tuan Kang!". Ujarku kesal menatapnya yang masih meringis memegangi lengannya yang baru saja ku cubit.

"Yak! Kau ini yeoja sadis.. Aku heran, kenapa ada yang bisa jadi pacarmu.. Bwahahaha!".

Aish.. Namja ini! Aku bisa darah tinggi kalau dekat-dekat dengannya terus.

"Enyahlah kau Daniel!". Ucapku kesal sambil memukulkan tas ku padanya, namun sayang dia menahannya. Menyebalkan memang.

"Aigoo~ apa Kim Hana sedang ngambek? Uuuh aku takut.. Kkk".

Hah.. Kenapa juga aku harus mengenal namja macam dia ini ya tuhan.. Selalu mengganggu dan menyebalkan.

Author POV's

Hari mulai petang, lampu-lampu di rumah dan juga jalanan mulai menyala terang. Di luar, bekas tetesan hujan masih terasa. Bahkan, udara dingin mulai menyapa.

Di koridor Bangtan Of Seoul Univercity yang terlihat sepi, seorang namja berjalan sendirian sambil bersenandung pelan.

"Kelas dance hari ini melelahkan...". Gumamnya pelan, dia berjalan menuju ke parkiran tempat dimana motornya berada.

Namun, baru beberapa langkah. Dia melihat seorang yeoja yang tidak asing baginya. Yeoja itu tengah sendirian sambil menatap ponselnya di pelataran.

Kriing! Kriing!

Ponsel namja itu berbunyi ketika dia akan membelokkan langkahnya menuju yeoja itu.

"Yeoboseyo?".

"Kau dimana ? Belum selesai kelasnya?"

"Aku baru saja akan pulang hyung, ini sedang di parkiran..".

"Ah, nde cepat pulang! Eommamu datang ke apartement ku.."

"Ne arraseo hyung! Aku tutup dulu, dah!".

Namja itu mematikan panggilan dari hyungnya, dia bergegas mengambil motornya dan mengajak yeoja itu pulang.

Tin! Tin!

Daniel POV's

Tin! Tin!

Aku sengaja membunyikan klakson motorku tanpa menyalakan mesinnya, hanya berniat mengagetkannya kkkk.

"Yak! Berisik pabbo!".

Dia menyemburku dengan pedas, lalu kembali fokus pada ponselnya lagi. Ah dia pasti masih ngambek padaku, buktinya sekarang dia mengacuhkanku.

"Kenapa belum pulang?". Tanyaku pelan, masih berada di atas motor.

"Menunggu Taepi.". Katanya acuh, aish.. Yeoja ini kalau ngambek mengerikan, jadi datar dan bermulut pedas.

"Bukannya dia sudah pulang ya dengan Jungkook?". Kataku heran, memang tadi Jungkook meninggalkan kelas dance lebih awal. Ada kencan dengan Taepi katanya.

"Bohong."

"Aku mana pernah bohong, aku serius. Kan tadi aku ada kelas dance bersamanya, dia bilang ada kencan dengan Taepi lalu buru-buru pulang.".

Jelasku padanya, di sambut dengan helaan nafas sedikit kasar.

Mungkin dia kecewa, dia sudah menunggu lama. Tetapi, yang ditunggu malah pergi dengan orang lain. Hana memang pernah curhat padaku, kalau semenjak Taehyung pergi ke Inggris, Taepi jadi lebih sering bersama Jungkook dari pada bersama Hana.

  Sampai-sampai, dia berfikir kalau Taepi sudah tidak menganggapnya sebagai sahabat lagi. Sejak itulah Hana jadi kesepian tanpa teman, juga kekasihnya yang di luar negeri. Jadi, aku sebisa mungkin ada di saat dia butuh.

"Gomawo, aku mau pulang.". Dia beranjak dari duduknya, kulirik arlojiku sebentar.

  Jam segini kalau menunggu bus akan lama, taxi juga paling hanya beberapa.

"Pulanglah bersamaku Han..". Ucapku menahan tangannya pelan, namun  segera di tepis olehnya.

"Tidak. Aku masih marah denganmu tuan menyebalkan.". Katanya sedikit dingin, lalu segera berjalan menjauhiku.Yeoja ini benar-benar keras kepala.

"Yakin tidak mau ku antar? Ini sudah malam loh, kalau kau tiba-tina di culik bagaimana? Kalau kau bertemu orang gila bagaimana?".

Kataku sedikit menakutinya, dia berhenti sejenak. Sepertinya sedang mempertimbangkan tawaranku.

"Kalau kau di goda oleh—–".

"Ayo jalan!". Katanya yang sudah naik di belakangku dengan wajah yang dipalingkan. Kkkk aigo~~ kiyowo sekali.

"Tadi katanya tidak ma—–aw!! A-appo!". Teriakku ketika dia mencubit lenganku kasar, panas sekali rasanya.

"Makanya jalan!". Bentaknya padaku, aish.. Aku pasrah saja lah, daripada dapat cubitan lagi? Nanti lebam kulit Kang Daniel yang mulus ini.

Tbc

Hay readers! Gimana awalnya? Kalian suka? Komentarnya jangan lupa ya gaes.. Vote nya juga ^^ thankseu ♥

Sunbae~  [+Sequel "Stay"]     #TAMAT#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang