Hana tersentak kaget mendengar kata kawin. Pantas saja Jimin selalu minta kawin dengannya, jadi ini alasannya?
Melihat Hana tetap diam dalam keterkejutannya, Jungkook kembali berbicara, "Mungkin ini terlihat jahat karena Kookie dan Tae hyung ingin memiliki noona juga. Tapi ini takdir noona. Takdir dimana hati kami memilih noona sebagai betina kami dan takdir dimana kami harus saling berbagi betina. Noona... Kookie mohon jangan cintai salah satu diantara kami tapi cintai kami ketiganya."
"Ne?"
Jungkook menghembuskan nafasnya pelan. "Noona mungkin merasa kasihan dengan Jimin hyung dan noona juga mungkin punya perasaan lebih terhadap Jimin hyung daripada dengan kami. Tapi kami sebenarnya juga sama dengan Jimin hyung, noona. Kami hanya bisa berubah menjadi manusia normal jika kami kawin dengan betina kami dan noona-lah betina kami. Jika noona memilih Jimin hyung maka Kookie dan Tae hyung akan menjadi hybrid selamanya."
"K-kenapa begitu. Kalian kan bisa menikah dengan wanita lain."
Jungkook langsung mendudukkan dirinya menatap lekat kedua mata milik Hana. "Tidak. Jika noona hanya memilih Jimin hyung maka semuanya selesai. Sekalipun kami menikah dengan wanita lain kami akan tetap menjadi hybrid karena hanya noona lah takdir kami."
Hana kembali terdiam bingung. Hana memang tahu jika binatang itu memiliki insting yang kuat terhadap sesuatu hal tapi ia juga tidak pernah menyangka jika seorang hybrid juga memiliki insting untuk menemukan sang betina takdirnya.
"Noona berjanjilah untuk mencintai kami bertiga tanpa meninggalkan salah satunya, ne."
Pertanyaan yang cukup sulit sebenarnya. Hana memang pernah bilang bahwa sepertinya memiliki pasangan lebih dari satu itu tidak apa toh para lelaki banyak yang seperti itu. Tapi Hana tidak pernah berfikir untuk menikahi ketiga hybridnya. Bagimana kata orang tuanya nanti dan pandangan orang-orang sekitarnya? Astaga memikirkannya saja sudah membuat kepalanya berdenyut nyeri lagi.
"K-kookie... noona... tidak tahu." Hanya itu jawaban yang Hana bisa berikan saat ini.
Raut wajah Jungkook seketika berubah sendu. Hana yang melihat itu sontak cepat-cepat berujar kembali, "Tidak. M-maksud noona bukan begitu Kookie. Hanya, untuk saat ini noona tidak tahu harus berbuat apa. Noona tidak bisa berjanji karena takut tidak bisa menepatinya. Tapi noona akan berusaha untuk dapat mencintai kalian bertiga."
Raut wajah Jungkook yang semula tampak sedih kini berubah menampakan sedikit berbinar senang.
"Benarkah?" tanya Jungkook dengan kedua mata bulat yang memandang Hana dengan penuh harap.
"Em.. ya, noona akan berusaha."
Ya, semoga saja. Tapi tidak tahu kedepannya akan bagaimana.
***
Hana dan Jungkook kini telah kembali ke flat milik Hana setelah tadi mengemas barang-barang milik Jungkook. Gadis itu ikut membantu membawa beberapa barang milik Jungkook walaupun sang pemilik sempat menolaknya tadi, takut merepotkan katanya.Jungkook itu menggemaskan. Kelewat menggemaskan malah, apalagi saat bersama Hana. Rasanya Hana tidak tega untuk menyakiti si bungsu barang sedikit saja.
Saat memasuki flat miliknya, Hana kira keadaan flatnya akan kosong karena Jimin dan Taehyung pergi bekerja tapi diluar dugaan Taehyung justru sudah ada di kamar milik Hana.
"Taehyung?" panggil Hana pelan saat melihat tubuh Taehyung yang tergeletak lemas di ranjang miliknya.
Bukankah tadi pagi Taehyung bilang akan pulang larut karena ingin mengemas barang-barang miliknya? Kenapa sudah pulang?
Tidak ada sahutan dari Taehyung. Jadi Hana mencoba mendekatinya disusul oleh Jungkook yang mengikutinya dari arah belakang. Sedikit khawatir takut-takut Taehyung sedang sakit makanya pulang cepat.
"Hey Tae, kau baik-baik saja?" tanya Hana dengan tangan yang mencoba menggerak-gerakan tubuh Taehyung agar terbangun.
Merasa terusik Taehyung sontak membuka matanya perlahan. Kedua matanya memandang Hana dan Jungkook bergantian, namun kembali lagi pada Hana. Memandang Hana dengan pandangan kelewat sayu.
"H-hana..."
Hana yang dipanggil oleh Taehyung mengerutkan alisnya bingung. Suara Taehyung terdengar sangat parau. Belum lagi wajah Taehyung terlihat memerah dengan pandangan sangat sayu.
Apa Taehyung benar-benar sakit? pikirnya.
"Ya? Hey.. kau baik-baik saja Tae? Wajahmu terlihat sangat memerah."
Tidak langsung menjawab, Taehyung justru menggenggam tangan Hana erat sebelum berucap kembali dengan suara paraunya, "Hana... tolong aku."
Hana semakin bingung dengan keadaan yang terjadi pada Taehyung. "Tolong apa? Hey, kau kenapa? Jangan membuatku khawatir."
Taehyung menggigit bibir bawahnya pelan. "T-tolong kawinlah denganku. Aku sedang mengalami heat Hana. Butuh pelepasan."
Mendengar kata kawin Hana sontak melebarkan kedua matanya terkejut. Kawin? Heat? Pelepasan? Apa maksudnya itu.
Saat Hana masih terdiam bingung dengan pikirannya. Jungkook buru-buru menarik pergelangan Hana agar menjauh dari jangkauan Taehyung.
"Hyung kau tak boleh meminta pelepasan dari noona!" pekik Jungkook tidak terima.
Taehyung tampak terengah menahan gejolak hormonnya. "Tapi aku sudah tidak kuat menahannya, Kook. Aku butuh Hana."
Jungkook tetap tidak mau menyerahkan Hana kepada Taehyung meskipun dipandang memohon seperti itu. Jungkook justru semakin menyembunyikan Hana di balik punggung lebarnya.
"Jungkook-ah, kumohon berikan Hana padaku," lirih Taehyung.
Hana tampak tidak tega melihat raut wajah Taehyung yang sepertinya kesakitan seperti itu. Tapi tidak berani juga untuk menolong karena Jungkook terlihat sangat tidak ingin dirinya membantu Taehyung. Sebenarnya ada apa ini?
"Tidak! Aku bilang tidak ya tidak boleh!"
Jungkook segera merogoh tas besar yang dibawanya. Mengeluarkan satu botol lotion baby besar miliknya.
"Ini. Gunakan ini untuk pelepasanmu hyung. Sampai kau menyelesaikan heat-mu aku tidak akan membiarkanmu mendekati noona," ujarnya sebelum menarik pergelangan tangan Hana untuk keluar dari kamar dan meninggalkan Taehyung dengan satu botol lotion baby besarnya.
[]
Ps. Biasanya yang mengalami heat itu betina tapi disini aku buat jantan karena mereka kan bukan binatang tapi setengah binatang dan manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN WAY HYBRID✓
FanfictionTentang Hana yang bertemu seekor hewan berbulu yang mengaku sebagai Hybrid lalu bertambah menjadi tiga Hybrid hingga akhirnya menjadi tujuh Hybrid. Bisakah Hana mengurus ketujuhnya, atau haruskah ia membuang salah satunya? Copyright © Vdr_wings 2018