Part 14

7.5K 1K 37
                                    


Baiklah sepertinya Hana harus sedikit menyesali keputusannya untuk mengajak ketiga hybridnya pergi berkencan. Seharusnya Hana tetap berdiam diri saja di rumah sekedar tidur atau bermalas-malasan.

Cuaca kali ini sebenarnya sangat cerah. Sangat bagus untuk pergi berkencan ke wahana hiburan seperti dirinya dan ketiga hybridnya saat ini tapi yang menjadi permalasahannya adalah; gandengan tangan.

Hana tahu jika berkencan itu kurang sempurna jika tidak saling menautkan jemari dengan jemari pasangan. Tapi ini jelas berbeda. Jika yang lain hanya punya satu pria maka Hana punya tiga. Tiga jemari yang harus digenggamnya. Gila mau pulang saja rasanya saat ketiga hybridnya kembali bertengkar memutuskan siapa yang boleh menautkan jemarinya dengan miliknya.

Semua orang yang berlalu-lalang seolah ikut menyaksikan pertunjukan menarik yang disajikan ketiga pria tampan yang kali ini terlihat sangat seksi dengan jaket denim yang membungkus tubuh ketiganya. Hana juga ikut memakainya biar terlihat pakaian couple katanya. Tapi menurut Hana jika yang memakai banyak seperti ini bukankah lebih terlihat seperti pakaian seragam kelompok tamasya daripada sepasang kekasih?

"Yak berhenti. Malu dilihat orang-orang!" pekik Hana berusaha melerai pertengkaran ketiga hybridnya.

Jimin berdecak kesal lalu menatap Hana tajam. "Ini semua salahmu, Han. Kan sudah kubilang jika kita berkencan berdua saja," gerutunya.

"Jangan salahkan Hana noona!" pekik Jungkook merasa tidak terima sang noona tersayang disalahkan seperti itu.

Hana hanya diam menghembuskan nafasnya tampak frustasi. Hingga Taehyung dengan otak cemerlangnya tiba-tiba mengusulkan ide yang cukup aneh tapi lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

"Ayo kita main batu, gunting, kertas. Pemenang pertama mendapatkan jemari kanan Hana. Pemenang kedua jemari kiri dan yang terakhir belakang tubuh Hana. Bagaimana?"

Sudah dibilang Taehyung itu aneh kadang juga gila tapi itulah daya tariknya. Jimin dan Jungkook akhirnya menganggukan kepalanya tanda setuju. Mau bagaimana lagi daripada tidak kebagian.

***


Taehyung menyesal. Menyesal sekali memberikan ide cemerlangnya kepada dua hybrid saingannya. Sudah dapat ditebak jika Taehyunglah yang kalah.

Jungkook si bungsu itu jelas selalu menang dalam hal apapun jadi ia mendapatkan jemari kanan Hana. Jimin yang biasanya selalu kalah dalam permainan entah kenapa hari ini menang dan mendapatkan jemari kiri Hana. Sedangkan Taehyung harus berlapang dada menerima kekalahannya dengan mendapatkan ujung baju belakang Hana. Mengekorinya seperti anak itik.

Kesal? Jangan tanya. Taehyung bahkan hampir kembali berguling-guling di bawah kaki Hana jika ia tidak tahu tempat dan memiliki urat malu. Untungnya ia masih sedikit waras untuk tidak melakukan tindakan gila itu.

Hana mungkin bisa bernafas lega karena ketiga hybridnya tidak bertengkar lagi tapi masalah belum selesai. Kali ini pandangan orang-orang di sekitar wahanalah yang membuat Hana rasanya ingin menutup wajahnya dengan ember saja.

Orang-orang terus memandang Hana dan ketiga hybridnya sembari berbisik-bisik. Tentu saja mereka akan seperti itu, melihat wanita biasa seperti Hana digelayuti dua pria tampan di samping kanan dan kirinya. Ditambah pula satu pria tampan lainnya di belakang punggungnya. Sudah seperti selebriti saja Hana diikuti pria-pria tampan yang mengawalnya.

"Noona... Kookie sayang noona," ucap Jungkook tiba-tiba sembari menggesekan kepalanya pada bahu Hana. Menggemaskan.

Jimin juga sama. Sedari tadi hybrid satu itu malah tidak pernah melepaskan kepalanya dari senderan bahu Hana, terasa nyaman pikirnya.

Baiklah, lalu tidakkah mereka kasihan dengan Taehyung yang tidak mendapat sandaran juga genggaman tangan?

Tapi sekali lagi, jangan pernah meremehkan otak cemerlang milik Kim Taehyung. Dengan tidak berdosanya Taehyung melingkarkan kedua tangannya pada perut Hana. Memeluknya dari belakang.

Sontak Hana berhenti berjalan. "T-tae apa yang kau lakukan," tanyanya pelan. Mau langsung melepaskan tangan Taehyung tapi tidak bisa karena dua hybrid yang lainnya masih menahan tangannya. Mau menengok kebelakang juga tidak bisa karena bahunya ditimpa dua kepala besar milik dua hybridnya.

"Eum? Aku hanya menggenggammu Hana," jawab Taehyung.

Menggenggam apanya? Ini memeluk namanya, bodoh!

"Tae, lepas. Malu dilihat orang," pinta Hana.

Taehyung berdecak tidak suka. "Tidak mau. Kau tidak marah saat Jimin dan Jungkook menggenggam jemarimu, jadi biarkan aku menggenggammu juga. Menggenggam perut Hana. Hangat. Tae suka," ucapnya dengan kepala yang dielus-eluskan pada punggung kecil Hana.

Jangan tanya Hana bagaimana. Jiwanya terasa hilang entah kemana. Manik matanya melihat orang-orang di sekitarnya yang mulai berbisik-bisik dan sekarang semakin banyak jumlahnya. Mereka pasti berpikiran jika Hana dan ketiga hybridnya adalah pasangan yang tidak-tidak yang sedang berbuat mesum di depan umum. Ah gila Hana malu sekali, dimana ember untuk menutup wajahnya?

Akhirnya dengan segala kekuatan dan jiwanya yang masih tersisa, Hana mencoba melepaskan dirinya dari ketiga hybridnya.

"Yakk Hana kenapa dilepas?" pekik Jimin.

"Iya, kenapa dilepas noona?" rajuk Jungkook.

Taehyung ikut merajuk juga, "Benar. Kenapa dilepas, Han? Aku sedang enak tahu."

Enak pantatmu! Aku yang menahan malu.

"Kita jalan masing-masing saja. Malu dilihat orang-orang," ujar Hana.

Ketiga hybridnya seketika mengerucutkan bibirnya ingin kembali menunjukan wajah memelasnya. Tapi Hana sudah lebih dahulu mengantisipasinya.

"Berhenti merajuk apalagi menunjukan wajah memelas kalian atau aku akan pulang."

"Andwe!! Jangan pulang. Iya.. iyaa Jimin-ie menurut," pekik Jimin.

Jungkook pun ikut menimpali, "Ne.. jangan pulang noona. Kookie akan jadi anak baik. Patuh pokoknya."

Taehyung juga menganggukan kepalanya. "Iya, Tae juga tidak akan nakal lagi. Memeluknya di rumah saja. Biar puas sekalian nanti."

Jadi berakhirlah mereka berempat pergi berkencan dengan berjalan masing-masing. Tapi siapapun tolong ingatkan ketiga hybrid itu untuk tidak berbaris mengikuti Hana dari belakang bak anak itik.

[]

SEVEN WAY HYBRID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang