Suara kekehan pelan juga senyuman lebar sedari tadi tidak pernah lenyap dari bibir kissable Jimin. Pria itu semenjak membeli handphone baru dan tahu cara menjelajahi dunia internet tidak pernah lepas barang sehari saja dari handphonenya. Entah apa yang dilihatnya hingga membuatnya terus memperlihatkan deretan gigi rapihnya. Hana jadi sempat merasa curiga jika Jimin memiliki gadis lain di dunia internetnya.
"Jim.." panggil Hana.
"Hem?" pun hanya sahutan pelan yang keluar dari bibirnya. Gila, biasanya si pejantan yang satu itu akan bersemangat girang begitu Hana memanggilnya. Tapi ini menengok saja tidak.
"Yak!!" pekik Hana kencang hingga membuat Jimin terkejut begitu pula dengan kedua hybrid lainnya yang sedang bertanding game ikut terkejut. Sukses membuat ketiganya menoleh bersamaan ke arah Hana.
"Noona.. kenapa? Kenapa berteriak, apa ada sesuatu?" tanya si bungsu Jungkook melempar stik game-nya lalu menghampiri Hana.
Bibir Hana mengerucut ke depan. Ternyata diabaikan itu menyebalkan. Hana tidak suka. Hana menatap tajam ke arah Jimin yang sedang menatapnya bingung.
"Kookie ayo kita pergi beli es krim. Taehyung-ie juga ikut. Tapi jangan ajak Jimin! Biarkan saja dia menjaga rumah."
Bola mata ketiga hybridnya sukses melebar sempurna. Gila, ini hal luar biasa yang pertama kalinya mereka dengar. Tidak biasanya Hana mengabaikan keberadaan Jimin, biasanya si bantet itulah yang selalu disayang Hana.
"AYO!!!" sahut Taehyung cepat. Buru-buru bangkit berdiri menghampiri Hana dan Jungkook. "Kook, cepat ganti baju. Jangan siakan kesempatan emas ini. Aku juga akan segera berganti celana, eh atau pakai ini saja ya untuk keluar? Tidak buruk juga," tanya Taehyung seraya memandang celana pendek setengah pahanya yang bergambar garis loreng-loreng seperti macan.
Iyuwwwh menjijikan, pikir Hana dan Jungkook.Berbanding terbalik dengan Jimin yang sedang memandang Hana dengan tatap sendunya. Ingin menangis rasanya saat Hana bilang tidak mau mengajaknya dan menyuruhnya untuk menjaga rumah.
"Ha—na.." lirih Jimin. Matanya sudah berkaca-kaca. Tapi masih mencoba ditahan. Tidak ingin terlihat cengeng di depan Hana juga kedua temannya. Hana menoleh ke arah Jimin, terkejut melihat raut menyediakan hybridnya dengan mata berbinar yang telah dipenuhi genangan air mata.
"Kenapa tidak mau mengajakku? Jimin-ie nakal ya?" tanya Jimin dengan suara paraunya menahan agar tidak menangis.
Sial, jika seperti ini Hana tidak bisa marah. Jimin terlalu menggemaskan juga menyedihkan secara bersamaan. Tidak tega. Lemah sudah.
"Eng.. itu.. tidak. Jimin-ie tidak nakal kok," jawab Hana pada akhirnya. Tidak tega membiarkan mata besar yang selalu bersinar tiba-tiba meredup seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN WAY HYBRID✓
FanfictionTentang Hana yang bertemu seekor hewan berbulu yang mengaku sebagai Hybrid lalu bertambah menjadi tiga Hybrid hingga akhirnya menjadi tujuh Hybrid. Bisakah Hana mengurus ketujuhnya, atau haruskah ia membuang salah satunya? Copyright © Vdr_wings 2018