Part 16

6.7K 980 38
                                    


Taehyung terus berguling-guling di karpet ruang tengah, membuat Jungkook yang sedang asik bermain game mendecak kesal terganggu oleh tingkah aneh hyung-nya yang satu itu.

"Hyung! Berhenti berguling-guling seperti ulat begitu. Kau mengganggu konsentrasiku."

Taehyung berhenti bergerak dan menatap Jungkook dengan tajam. "Yak Jeon Jungkook aku ini macan, jangan kau samakan aku dengan hewan berbulu gatal seperti itu."

"Tapi kau berguling-guling seperti hewan gatal yang minta digaruk!" sahut Jungkook.

Baiklah Jungkook ada benarnya kali ini. Sedari tadi Taehyung memang sedang merasa risau hingga membuatnya bertingkah aneh dan tentu saja ini semua karena betinanya.

"Kook, menurutmu Hana bagaimana?"

Pertanyaan dari Taehyung sukses membuat Jungkook menghentikan permainannya. Sekali lagi Hana-nya lebih menarik dari game apapun. Jadi Jungkook memilih untuk memfokuskan atensinya pada Taehyung.

"Bagiamana apanya? Hana noona baik, cantik, pandai memasak, pen—"

"Bukan itu maksudku bodoh!" potong Taehyung cepat.

Kedua mata Jungkook mengerjap bingung.

"Maksudku bagaimana perasaan Hana pada kita sekarang? Kenapa Hana belum juga memberikan jatah untuk kita, aku sudah tidak tahan Kook!" gerutu Taehyung sembari mulai berguling-guling kembali.

Sejujurnya Jungkook juga sering berpikir dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri perihal pertanyaan itu. Tapi berakhir diam, tidak menanyakannya pada Hana takut betinanya malah merasa terbebani atau kepikiran karena pertanyaannya.

"Aku tidak tahu hyung. Kita tunggu saja sampai noona benar-benar siap dan memberikannya sendiri," jawab Jungkook dengan lesunya. Kalau sudah seperti ini rasanya jadi malas untuk melanjutkan game-nya.

"Ck, tapi sampai kapan? Kau jelas tau bermain sendiri pakai lotion itu tidak enak, Kook. Aku mau Hana, betinaku!"

Jungkook membanting stik game-nya kesal. "Hyung berhenti merengek seperti itu! Aku juga mau Hana noona. Tapi kita tidak boleh memaksanya. Biarkan noona melakukannya atas keinginannya sendiri."

"Yak aku yakin Hana itu tidak akan memberikan kita jatah sampai kapanpun. Hana itu lebih menyayangi Jimin! Kau juga tahu itu kan, Kook," ucap Taehyung menggebu-gebu.

Jungkook sempat tersentak kecil. Berusaha mati-matian untuk tidak menangis. Tidak, Hana-nya tidak boleh hanya memilih Jimin. Hana harus adil.

"Kami pulang."

Kedua orang yang sedari tadi dibicarakan pun pulang setelah pergi hampir satu jam lamanya hanya untuk berbelanja kebutuhan bulanan. Jimin segera melesat ke dapur untuk menaruh belanjaannya sedangkan Hana segera menghampiri kedua hybrid lainnya.

Kening Hana sukses mengerut bingung melihat tatapan tajam Taehyung dan raut berkaca-kaca Jungkook. Apa mereka bertengkar selama aku pergi? pikirnya.

"Kookie ada ap—"

"Noonaaaa... hiks.. hiks.."

Ucapan Hana terpotong oleh Jungkook yang tiba-tiba menghampirinya, memeluk erat lalu menangis tersedu-sedu. Hana jadi tambah bingung juga khawatir, takut-takut Jungkook dan Taehyung habis bertengkar hebat hingga si bungsu menangis seperti ini. Jimin yang mendengar suara tangisan pilu Jungkook segera menghampiri ruang tengah guna melihat apa yang terjadi pada adik tersayangnya itu.

"Jungkook-ie kenapa menangis? Yak Tae ini pasti ulahmu, kan?" tuduh Jimin sembari menunjuk ke arah Taehyung yang hanya mendengus pelan.

"Kau menyalahkan ku?" tanya Taehyung.

"Tentu saja. Apa yang kau lakukan pada Jungkook selama aku dan Hana pergi hingga ia menangis seperti itu, hah!" tanyanya Jimin dengan suara meningginya. Jungkook itu adik tersayangnya tidak boleh dibuat menangis oleh siapa pun termasuk Taehyung.

"Ini semua salah Hana!" pekik Taehyung tidak terima disalahkan.

Hana hanya mengerjapkan matanya, terbengong karena disebut sebagai penyebab Jungkook menangis.

"Huh? Tapi aku baru saja datang, Tae," jawab Hana pelan.

Jimin ikut membela Hana. "Itu benar. Kami baru saja kembali dan kau malah menyalahkan Hana? Berhenti berbohong dan jelaskan kenapa Jungkook menangis!"

Decakan kesal Taehyung kembali terdengar. "Itu karena Hana yang lebih menyayangimu daripada kami. Hana tidak adil, pilih kasih makanya Jungkook menangis," jelas Taehyung menekan setiap katanya.

Mendengar penuturan Taehyung membuat Hana dan Jimin diam membeku. Pilih kasih? Apanya yang pilih kasih, Hana bahkan selalu membagi rata apa yang ia punya pada ketiga hybridnya dan tidak pernah memilih salah satunya.

Dulu Hana memang lebih menyukai Jimin tapi berjalannya waktu ia sudah mulai bisa membagi rata rasa sayangnya pada ketiga hybridnya. Memperhatikan setiap hybridnya tanpa meninggalkan salah satunya.

Hana menatap Jungkook yang masih memeluk tubuhnya dengan erat. "Apa itu benar Jungkook-ie? Kau menangis karena noona?" tanya Hana berusaha melembut.

Jungkook menganggukan kepalanya pelan, masih dengan memeluk tubuh Hana.

Helaan nafas Hana meluncur, merasa bersalah juga lelah. Apa selama ini ia kurang rata membagi perhatiannya hingga dua hybrid lainnya merasa tersisihkan. Perlahan Hana melepaskan pelan pelukan Jungkook dari tubuhnya. Memandang lembut kedua bola mata bundar milik kelinci besarnya yang masih sedikit berkaca-kaca.

"Kookie, dengarkan noona ne. Ah kau juga Tae dengarkan aku baik-baik. Jimin-ie juga dengarkan," ucap Hana yang dibalas anggukan kepala ketiga hybridnya.

Hana menarik nafas pelan sebelum mulai berujar, "Aku tidak pernah memilih atau membedakan salah satu diantara kalian. Kalian adalah ketiga hybridku. Sama, tidak ada bedanya. Aku menyayangi kalian sama. Tidak ada yang lebih atau kurang," jelas Hana.

Kedua mata Jungkook langsung melebar sempurna. "B-benarkah? Noona tidak bohongkan?"

Hana tersenyum simpul, mengusap sayang pucuk kepala si bungsu. "Tidak Jungkook-ie.. noona tidak berbohong."

"Tapi kenapa sampai sekarang kau belum juga memberikan kami jatah Hana! Aku sudah tidak bisa menahannya. Pakai lotion itu tidak enak, tidak terasa nikmat," ucap Taehyung dengan bibir mengerucut ke depan yang langsung mendapat hadiah pukulan telak di kepalanya oleh Jimin.

"Yak, jadi yang membuatmu meragukan Hana hanya karena jatah kawin! Dasar bodoh, aku juga belum mendapatkannya, sialan!" pekik Jimin kesal.

Taehyung mengelus-elus pelan kepalanya yang mendapat pukulan oleh Jimin. "Manaku tahu. Ku kira kau sudah mendapatkan jatah duluan."

Hana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lagi-lagi karena masalah jatah kawin. Sebegitu menginginkannya kah mereka?

"Jadi kapan, Han?" tanya Taehyung.

Kening Hana berkerut. "Apanya?"

"Kapan kita kawin?"

[]

SEVEN WAY HYBRID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang