Part 24

5.4K 802 45
                                    


Belum hilang rasa keterkejutan Hana, sang nenek sudah terlebih dahulu menarik pergelangan tangannya untuk lebih mendekat pada empat pria tampan yang ada di depan kandang peternakan.

"Ayo cepat. Halmeoni akan memperkenalkanmu pada mereka."

"Halmeoni t-tapi—"

Ucapan Hana harus terpotong begitu keduanya telah sampai di hadapan para pria tampan itu. Hana langsung terdiam kikuk begitu diperhatikan oleh empat orang hybrid yang dimaksud neneknya.

Sial, mereka semua benar-benar tampan! Apa semua jenis hybrid memang terlahir dengan paras rupawan seperti mereka?

Empat orang hybrid itu terus memperlihatkan Hana dengan saksama dari atas kepala hingga ujung kakinya. Membuat Hana merasa sedikit tidak nyaman karena ditatap bak seorang pencuri.

"Halmeoni, siapa gadis ini?" tanya salah seorang hybrid seraya menunjuk keberadaan Hana.

Dengan senyuman lembut wanita paruh baya itu menjawab, "Ini Hana. Cucu perempuanku satu-satunya yang sering aku ceritakan pada kalian. Dialah sang betina yang aku janjikan pada kalian."

"Ya, aku Hana. Cucu halmeoni dan be— APA!!!" Hana memekik kencang begitu menyadari jika dirinya hampir saja menyebutkan kata-kata laknat. "Halmeoni! Apa yang baru saja kau sebutkan tentangku tadi? Aku bukan betina mereka," ucapnya menggebu-gebu. Bagaimana bisa sang nenek mengatakan jika dirinya adalah sang betina yang telah dijanjikan untuk para hybrid di hadapannya.

"Memangnya kenapa? Eomma-mu bilang kau sedang patah hati karena ditinggal pria tampan, jadi halmeoni memberikanmu penggantinya. Lihatlah mereka pasti jauh lebih tampan daripada pria di Seoul itu. Cah... pilihlah salah satu, atau keempatnya juga tidak apa-apa. Tenang saja, mereka semua sudah jinak."

Oke baiklah, kini Hana tau dari mana asalnya sifat sang eomma yang begitu menggilai pria tampan, semuanya berasal dari sang halmeoni. Wanita paruh baya itu dengan gampangnya menyerahkan cucu perempuan satu-satunya itu pada para hybrid yang tidak ia kenal.

"Halmeoni... aku tidak mau. Aku tidak mengenal mereka—"

"Aku Kim Seokjin. Hybrid yang paling tampan."

"Aku Kim Namjoon. Hybrid yang paling seksi."

"Aku Jung Hoseok. Hybrid yang paling bersinar."

Para hybrid itu langsung memperkenalkan diri pada Hana, tidak ingin jika sang betina yang sudah lama mereka tunggu-tunggu menolak kehadiran mereka. Tapi tidak dengan salah seorang hybrid yang tetap menutup rapat bibirnya.

"Yak, cepat perkenalkan dirimu, hyung. Bagaimana jika betina kita pergi sebelum sempat kawin dengan kita," sentak Namjoon agar kawannya segera memperkenalkan dirinya.

Mendapatkan desakan, hybrid yang sedari tadi diam mendecak kesal, "Ck, merepotkan. Min Yoongi. Hybrid paling sempurna."

Hana tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Gila, bagaimana bisa ia kembali dipertemukan dengan makhluk yang begitu ingin ia hindari. Dan lagi, mengapa setiap hybrid yang ia temui selalu bersemangat mengklaim dirinya sebagai sang betina. Apa di wajahnya tertulis tanda "Akulah sang betina" begitu?

"Cah... sekarang kau sudah mengenal mereka semua, bukan? Cepat berikan mereka makan. Sudah jamnya mereka makan siang," ujar sang nenek mengembalikan kesadaran Hana.

"Tapi kenapa harus aku?" tanya Hana dengan raut wajah tampak tidak menyetujui perintah sang nenek.

"Karena kau adalah betina mereka. Para hybrid ini sekarang adalah urusanmu, tanggung jawabmu, Hana. Halmeoni sudah terlalu tua untuk merawat mereka."

"Tapi halmeoni..."

"Shtt... sudah. Terima saja hadiah halmeoni ini. Cah, cepat urusi mereka. Halmeoni ingin istirahat dulu," ujarnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Hana yang masih terbengong di tempatnya.

Hadiah apanya? Ini musibah namanya.

"Eng, Hana... Seokjin-ie lapar."

***

Dan di sinilah Hana berakhir. Duduk di meja makan setelah tadi disibukkan dengan urusan dapur, membuat banyak makanan untuk empat hybridnya. Ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya. Gadis itu merasa seperti kembali mengurusi tiga hybrid yang teramat ia rindukan.

"Woah... Hana pandai memasak. Seokjin-ie suka!" pekik hybrid yang mengaku jika dirinya yang paling tampan tersebut.

"Ne, ini benar-benar lezat, Hana. Hoseok-ie juga suka!"

"Aku juga suka, Han. Gadis yang pandai memasak itu terlihat seksi," ujar Namjoon tiba-tiba berhasil membuat Hana hampir tersedak. Tipikal hybrid mesum seperti Kim Taehyung, pikirnya.

Manik mata Hana kini tertuju pada Min Yoongi, hybrid yang sedari tadi sibuk mengunyah tanpa mengeluarkan suaranya bahkan sekedar untuk memuji masakannya.

Merasa diperhatikan Yoongi menoleh ke arah Hana. "Apa?" tanyanya dengan ketus.

Hana tersentak kaget, hybrid yang satu itu benar-benar menyebalkan menurutnya. Tidak ada manis-manisnya.

"Eng... apa makanannya enak? Aku tidak tahu makanan kesukaan kalian, jadi aku memasak—"

"Lumayan," ucap Yoongi memotong perkataan Hana.

Darah Hana langsung mendidih mendengar jawaban sang hybrid. Tangan Hana bahkan hampir saja menggapai wajan penggorengan dan melemparkannya pada wajah si hybrid pucat itu. Begitu kurang ajar dan menyebalkan, pikirnya.

Sialan, sebenarnya jenis spesies hybrid apa si pucat itu. Sejenis ular kobra, kah?

"H-hana... kau tidak takut pada kami, kah?" tanya Seokjin tiba-tiba.

Menurut Hana, Kim Seokjin itu terlihat seperti Jeon Jungkook. Begitu menggemaskan dan lembut, membuat gadis itu diam-diam tersenyum kecil sebelum menjawabnya, "Tidak. Kenapa aku harus takut?"

Tapi bukannya jawaban yang di dapat Hana, gadis itu justru harus dibuat terkejut dengan tingkah Seokjin yang tiba-tiba berjalan ke arahnya dan langsung memeluk dirinya.

"Huaaa... Hana terima kasih. Para manusia biasanya membenci kami. Tapi kau... kau... huaaa... Seokjin-ie suka Hana."

Astaga berapa umur hybrid yang satu ini. Mengapa tingkahnya mengingatkan dirinya pada si bungsu Jungkook. Apakah mereka kembar?

"Eng, jangan menangis, Seokjin-ie. Tidak ada yang membencimu," ujar Hana berusaha menenangkannya. Tangannya menepuk-nepuk pelan punggung lebar hybrid yang memiliki tinggi jauh di atasnya ini.

"Hana, bolehkah aku juga ikut memelukmu? Hoseok-ie juga ingin dipeluk Hana," ujar Hoseok dengan raut wajah penuh harap, membuat gadis itu tidak tega untuk menolak permintaan kecilnya. Para hybrid sepertinya memang menyukai sebuah pelukan hangat.

"N-ne, kemarilah..." jawab Hana.

"Namjoon-ie juga mau, Hana!" ujarnya yang langsung segera menubrukkan dirinya pada tubuh Hana. Membuat gadis kecil itu terjepit di tengah-tengah pelukan tiga hybrid besarnya.

"Hyung, kau tidak mau memeluk Hana?" tanya Hoseok pada Yoongi yang sedari tadi tidak bergerak dari tempatnya.

Yoongi hanya melirik sekilas kegiatan berpelukan yang menurutnya tidak berguna sebelum menyahut, "Aku lapar. Butuh makanan, bukan pelukannya."

[]

SEVEN WAY HYBRID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang