"Ah benar dugaanku. Kau itu jantan!" pekik Hana senang setelah memaksa Jimin menungging. Sedangkan Jimin hanya bisa pasrah meratapi nasibnya.
Aku bahkan belum pernah kawin tapi sudah disuruh menungging.
Setelah memberi Jimin makanan juga susu, Hana berencana memandikannya.
"Baiklah sekarang ayo kita mandi. Kau harus mandi dulu sebelum tidur, bulumu sedikit kotor," ujar Hana sambil menggendong Jimin menuju kamar mandinya.
Sesampainya di kamar mandi Hana segera menaruh Jimin pada kursi di dekat bathtub. Menyiapkan air hangat juga menuangkan sabun cair mawarnya ke dalam bathtub. Setelah semua dirasa sempurna, Hana segera melepaskan pakaiannya yang memang sudah basah.
Jimin yang melihat Hana melepaskan pakaiannya hanya bisa diam membatu merasa malu tapi tetap memandangi tubuh Hana dari atas hingga ujung kakinya dengan kedua mata bulatnya. Jimin itu jantan, tentu saja tidak akan menolak jika disodori betina cantik yang telanjang bulat begitu.
Astaga apa yang aku lihat? Seharusnya aku berpaling atau menutup mata, tapi ah biarkan saja. Lagipula ia tadi sudah melihat bagian privasiku jadi tidak apa bukan jika aku melihat tubuhnya juga? Kita impas!
Hana yang telah selesai melucuti pakaiannya segera menghampiri Jimin dan menggendongnya untuk diajak mendekat ke bathtub.
Uh, aku menekan sesuatu. Cukup besar untuk ukuran seorang betina.
"Ah, sepertinya kita tidak jadi berendam bersama Jimini-ie. Aku baru ingat jika kucing itu punya kutu. Bagaimana jika kutunya masuk kedalam tubuhku. Mian ne... cah kalau begitu kau berendam di bak kecil ini saja ya," tunjuk Hana pada bak kecil di sebelah bathtub yang telah disiapkannya.
Yak! Aku ini bersih. Tidak kutuan, batin Jimin kesal. Gagal sudah rencananya berdekatan dengan tubuh betinanya. Ya, Jimin akan mematenkan jika Hana adalah betinanya mulai sekarang. Tentu saja karena mereka telah melihat tubuh satu sama lainnya. Ya meskipun Hana hanya melihat tubuh kucingnya.
***
Setelah acara berendam selesai Hana segera membawa Jimin keluar untuk dikeringkan. Jimin sebenarnya tidak suka jika bulunya basah. Tapi karena mendapat pemandangan yang indah dari Hana, ia rela melakukannya bahkan setiap haripun ia bersedia.
"Cah.. kau sudah bersih dan wangi Jimin-ie. Sekarang waktunya tidur. Kau mau tidur di bawah atau di sebelahku, hm?"
Mendapat pertanyaan seperti itu Jimin tentu saja langsung melompat turun dari gendongan Hana menuju ranjang tempat tidur Hana.
"Ah jadi kau mau tidur di sebelahku? Baiklah. Sekarang ayo kita tidur," ucap Hana sambil menempatkan tubuhnya di samping Jimin bersiap untuk tidur. Jimin pun merapatkan tubuhnya dengan Hana. Menempatkan tubuhnya pada dada Hana seolah minta dipeluk.
"Hey, apa kau kedinginan? Tapi aku tadi sudah mengeringkanmu. Baiklah, baiklah.. sini aku peluk." Pada akhirnya Hana memeluk kucingnya. Tidak butuh waktu lama, baik Hana ataupun Jimin segera memasuki alam mimpi mereka.
***
Sinar matahari pagi telah muncul menggantikan perginya sinar bulan. Hana masih terlelap nyenyak dalam rengkuhan seorang pria.
Uh, mengapa rasanya nyaman sekali? Terasa hangat dan— tunggu! Kenapa aku merasakan ada beban berat di dadaku. Apa dadaku tumbuh membesar? Aku juga tidak bisa bergerak bebas, ada apa ini, batin Hana masih setengah sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN WAY HYBRID✓
FanficTentang Hana yang bertemu seekor hewan berbulu yang mengaku sebagai Hybrid lalu bertambah menjadi tiga Hybrid hingga akhirnya menjadi tujuh Hybrid. Bisakah Hana mengurus ketujuhnya, atau haruskah ia membuang salah satunya? Copyright © Vdr_wings 2018