Part 15

7.1K 972 38
                                    


"Noona sayang, mau naik wahana apa lagi?" tanya Jungkook.

Hana mengerjapkan matanya bingung. Sedari tadi ia dan ketiga hybridnya sudah mencoba beberapa wahana tapi menurut Hana itu terlalu biasa, tidak menantang. Manik mata Hana tertuju pada wahana yang menjulang sangat tinggi disertai teriakan kencang orang-orang yang menaikinya.

Bibir merah muda milik Hana sontak tersenyum senang. "Noona ingin naik roller coaster itu!" ucapnya seraya menunjuk salah satu wahana yang menyeramkan itu.

Mata Jungkook sontak ikut menyipit disertai senyum lebarnya. "Ayo! Kookie sedari tadi juga ingin naik itu tapi takut noona-nya takut."

Berbeda dengan raut bahagia Hana dan Jungkook yang tampak antusias, wajah kedua hybrid yang lain justru mengerut. Tubuh Jimin dan Taehyung seketika gemetar takut mendengar kata roller coaster. Taehyung takut ketinggian dan Jimin takut wahana berbahaya. Lengkap sudah.

"H-hana kita naik yang lain saja ya?" bujuk Jimin.

Hana menoleh kearah Jimin, tertegun sebentar menatap raut ketakutan luar biasa dari kedua hybridnya.

"Hey, kalian takut?" tanyanya pelan. Jika kedua hybridnya takut maka Hana jelas tidak akan ikut menaikinya. Tidak tega melihatnya.

Jimin dan Taehyung dengan malu-malu menganggukan kepalanya. Ya, mau bagaimana lagi. Sekarang ini jujur lebih baik dari pada tewas dalam wahana, kan tidak lucu.

Hana menghembuskan nafasnya pelan, pun tersenyum amat lembut. "Baiklah kalau begitu tidak jadi naik roller coaster-nya. Kita cari wahana lain saja," ucapnya yang langsung membuat raut wajah Jimin dan Taehyung kembali cerah antusias.

Mendengar tidak jadi menaiki wahana yang di idam-idamkan, Jungkook memekik kesal. "Yak kenap begitu, noona. Tidak boleh. Pokoknya tetap naik. Jika mereka tidak mau naik yasudah. Kookie naik sama noona saja."

Seperti biasa. Selalu saja bertengkar. Memiliki tiga hybrid itu jelaslah sulit. Tidak pernah mau akur atau mengalah.

"Kookie..." lirih Hana.

Tapi mata bundar milik Jungkook sudah mulai berkaca-kaca. Ah, jika sudah begini Hana bisa apa?

"Baik.. baik.. ayo kita naik. Kookie jangan menangis lagi. Malu, sudah besar. Katanya mau patuh tidak nakal? Jadi jangan menangis, ne?" bujuk Hana.

Sudah dibilang si bungsu itu punya daya tarik menggemaskan yang membuat Hana tidak bisa menolak permintaannya apalagi jika sudah menangis seperti itu. Tidak kuat. Lemah sekali.

Hana akhirnya meminta Jimin dan Taehyung menunggu dirinya dan Jungkook sebentar dan untungnya kedua hybrid itu mengangguk mau. Mungkin kasihan juga melihat si bungsu hingga menangis seperti itu.

***


Terlalu lama bermain-main, Hana hingga tidak menyadari jika waktu sudah sore hampir gelap. Hana ingin mengajak ketiga hybridnya segera pulang karena besok ia harus kuliah toh ketiga hybridnya juga harus berangkat kerja pagi-pagi sekali.

"Cah.. sudah sore ayo pulang," ujar Hana lembut.

Jimin menggelengkan kepalanya tanda tidak mau. "Jangan pulang dulu. Tunggu sebentar lagi."

Hana dan dua hybrid yang lainnya mengerutkan keningnya. Menunggu apa lagi memangnya? Kan mereka sudah menaiki hampir seluruh wahana yang ada.

"Mau apa lagi hyung? Memang kau ingin naik apa lagi?" tanya Jungkook penasaran.

Jimin tersenyum simpul. "Ini bukan wahana, Jungkookie. Ini bahkan lebih menyenangkan dari seluruh wahana yang kita taiki tadi."

Taehyung tampak tertarik dengan ucapan Jimin. "Woahh apa itu? Cepat beritahu aku, Jim!"

Jungkook ikut menganggukan kepalanya tampak antusias ingin tahu juga.

"Semalam, dalam drama yang aku tonton pasangan kekasih dalam drama itu berciuman saat matahari tenggelam lalu saling mengatakan kata cinta," jelasnya.

Mendengar penjelasan Jimin membuat Hana membolakan matanya terkejut. Sial, drama macam mana yang menayangkan adegan sialan seperti itu hingga meracuni otak hybridnya.

"Jim—"

Belum sempat Hana menyelesaikan ucapannya Taehyung dan Jungkook sudah lebih dahulu berteriak antusias.

"Baiklah ayo kita tunggu!"

"Ya, ayo tunggu sampai matahari tenggelam. Kookie juga mau mendapat ciuman dari noona!"

Astaga ini tidak serius bukan?

"Yak tidak bisakah kita skip saja adegan itu. Langsung ke ending saja. Seperti pulang, makan lalu pergi tidur. Bagaimana?" ucap Hana berusaha bernegosiasi dengan ketiga hybridnya.

"Tidak mau! Justru adegan itulah yang paling penting Hana," tolak Jimin tegas.

Taehyung ikut menambahkan. "Benar. Tidak bisa dilewatkan begitu saja dong. Kecuali jika kau mau memberikan ciuman panas di rumah nanti aku sih tidak apa menundanya hingga di rumah, bagaimana?"

Gila itu sih lebih parah.

"Jadi noona pilih yang mana? Mau disini atau di rumah? Kalau di rumah seperti kata Tae hyung harus panas. Ah ya satu lagi, kalau di rumah Kookie mau minta tambah!"

Baiklah Hana terjebak. Tidak ada pilihan yang bagus. Lebih baik di sini dari pada di rumah tapi ketiga hybridnya meminta jatah lebih.

"Baik di sini saja! Tapi ayo cari tempat yang sedikit sepi," pinta Hana.

Taehyung langsung tersenyum miring mendegar ucapan Hana. "Eiyy.. cari tempat sepi untuk apa, Han? Kau ingin memberi lebih ya? Yasudah ayo, aku sudah siap lahir batin."

"Yakk!! Bukan begitu, bodoh! Aku tidak mungkin mencium kalian di tempat seramai ini. Bisa dikatai gila aku oleh orang-orang," sanggah Hana.

Benar juga. Jika orang lain sampai melihat Hana mencium tiga pria kelewat tampan pasti sudah dikatai gadis gila atau murahan. Ketiga hybridnya mengangguk mengerti dan segera menarik tangan Hana ke tempat yang jauh lebih sepi.

Tepat di belakang bangunan yang ada area di wahana, suasananya cukup terlihat sepi dan para hybridnya sudah berjejer rapih meminta jatah.

"Han, mataharinya sudah mau tenggelam cepat cium aku," pinta Jimin.

"Yak tidak, noona harus mencium Kookie dulu!" pekik Jungkook.

"Tidak, akulah yang harusnya Hana cium pertama kali. Sedari tadikan kalian selalu menang permainan sekarang giliran aku yang harus menang!" ucap Taehyung tidak mau kalahnya.

Gila, minta dicium saja masih saja bertengkar. Tanpa kata Hana dengan cepat segara menutup tiga bibir milik hybridnya dengan kecupan singkatnya.

Cup..

Cup..

Cup..

Singkat sekali memang, bahkan mungkin tidak ada satu detik. Tapi setidaknya sudah dapat disebut sebagai ciuman, bukan?

"Sudah. Ayo sekarang pulang. Tidak ada bantahan lagi atau kalian tidak akan dapat jatah makan malam," ucap Hana sebelum meninggalkan ketiga hybridnya yang masih mematung.

"Yakk Hana kenapa singkat sekali! Juga, mana pernyataan cintanya."

"Hana ini tidak berasa!"

"Noona.. Kookie tidak mau makan. Nanti bibir Kookie kotor. Terus ciuman dari noona hilang. Kookie akan menjaga ciuman dari noona."

[]

SEVEN WAY HYBRID✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang