Seperti yang Hana katakan sebelumnya. Ketiga hybrid yang kini tinggal bersamanya benar-benar berhasil membuat kepalanya berdenyut nyeri. Tapi kini bukan hanya kepalanya yang berdenyut nyeri tapi juga paru-parunya yang terasa sesak, sulit untuk bernafas.
Tentu saja sulit bernafas. Wanita mana yang tidak merasakan sesak nafasnya saat dirinya diapit oleh tiga tubuh pria tampan. Ya, karena sedari tadi tidak ada yang mau mengalah dan Hana juga sudah mengantuk akhirnya ia memperbolehkan ketiganya untuk tidur satu ranjang dengannya.
Hana tentu tidak akan tega melihat dua hybrid lainnya tidur meringkuk kedinginan di lantai sementara ia dan Jungkook tidur dengan nyenyak di ranjang hangatnya. Setidaknya untuk malam ini biarkan seperti ini, Hana benar-benar lelah dan mengantuk. Mungkin besok Hana baru akan memikirkan kembali rencana kedepannya.
"Hyung sesak!"
Jungkook merengek saat Taehyung memeluknya erat dari belakang. Sementara Taehyung hanya berdecak kesal mendengarnya, "Ck, salah sendiri kenapa tidur di sebelah Hana. Aku juga ingin seperti Jimin yang bisa memeluk tubuh Hana."
Ya karena kasur milik Hana tidak terlalu besar jadilah keempatnya tidur berdempetan. Dengan Jimin dan Jungkook yang memeluk erat tubuh Hana dan Taehyung yang malangnya hanya kebagian punggung si bungsu Jungkook. Tapi karena Taehyung juga ingin memeluk tubuh Hana jadilah Jungkook yang merasa sesak karena terlalu didempet oleh Taehyung.
***
Suara dering alarm ponsel Hana berhasil membuat sang pemilik untuk bangun dan berniat mematikannya. Tapi tentu saja tidak akan semudah itu dengan tubuh yang dipeluk erat bak sebuah guling oleh ketiga hybrid tampannya. Tubuh Hana rasanya mati rasa karena semalaman tidur dalam posisi seperti ini.
Suar alarm ponselnya terus berbunyi tapi ketiga hybridnya seolah tidak terusik dan tetap tertidur lelap.
Astaga mereka ini tidur atau apa? Aish.. aku ingin bangun tapi bagaimana caranya?
Hana terus menggeliat berusaha lepas dari pelukan para hybridnya. Setelah hampir setengah jam berjuang akhirnya Hana berhasil melepaskan diri, segera mematikan alarm ponselnya dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Cukup 30 menit Hana sudah keluar dengan wajah yang segar sehabis mandi. Hana ingin segera membuat sarapan untuk dirinya dan ketiga hybridnya tapi ada satu tugas yang harus ia lakukan sebelumnya. Tugas yang sebenarnya cukup menguras tenaganya.
Jika dulu ia hanya melakukan tugas ini untuk satu orang hybrid namun kini tugasnya harus bertambah menjadi tiga kali lipat. Hana hanya berharap semoga kedua hybrid barunya tidak semalas Jimin untuk urusan mandi.
"Jimin-ie bangun... hey bangun Jimin-ie."
"Taehyung-ie... Kookie bangun. Sudah pagi."
Hana terus menggerakan tangannya untuk membangunkan ketiga hybridnya. Rasanya Hana seperti seorang Ibu yang membangunkan ketiga anak lelakinya. Setelah usaha panjangnya akhirnya ketiga hybridnya bangun terduduk masih dengan setengah sadar dan rambut yang acak-acakan tapi sialnya justru menambah kadar ketampanan mereka.
"Noona.. Kookie masih mengantuk," rengek Jungkook sembari tangannya mengusap-usap pelan matanya. Ah, sungguh menggemaskan.
Hana tersenyum lembut menatap ketiga hybridnya yang masih setengah sadar itu. "Hey kalian harus bangun lalu pergi mandi. Aku akan menyiapkan sarapan, jadi cepat pergi mandi sekarang."
Mendengar kata mandi seperti biasa Jimin langsung bergidik ngeri. "Hana... aku tidak usah mandi ya?" cicitnya pelan.
Tentu saja Jimin tidak mau mandi. Biar bagaimana pun Jimin itu hybrid jenis kucing calico dan kucing itu tidak suka air termasuk dirinya.
Hana menggelengkan kepalanya. "Tidak. Bukankah aku sudah sering bilang. Jika kau tidak mau mandi maka aku tidak mau berdekatan denganmu, Jimin-ie."
Selalu seperti itu jawaban Hana setiap kali Jimin menolak untuk mandi dan selalu juga Jimin pasrah menurutinya daripada dirinya tidak bisa dekat dengan sang betina.
"Tapi mandikan, ne? Kali ini saja, kau kan sudah lama tidak memandikanku, Han," pinta Jimin dengan kedua bola matanya yang menatap Hana penuh harap berbinar.
Belum sempat Hana menjawabnya Taehyung sudah lebih dahulu menyahutinya, "Mwo? Hana memandikanmu Jim? Yak, aku juga mau! Hana, mandikan aku juga, ne. Punggungku ingin digosok."
Tidak ingin ketinggalan Jungkook ikut menyahuti, "Kookie juga! Kookie ingin disabuni noona."
Entah ini disebut berkah atau bencana untuk Hana. Ia memang pernah memandikan Jimin tapi itu karena Jimin dulu tidak tahu cara mandi lagipula dulu Jimin memakai celana pendek setiap ia mandikan tapi sekarang berbeda. Taehyung dan Jungkook itu tidak membawa baju ganti, jika mereka meminta dimandikan jelas pasti tidak akan memakai baju sehelai benang pun. Astaga baru memikirkannya saja sudah membuat kedua belah pipi Hana memerah malu.
"T-tidak. Kalian harus mandi sendiri. Kalian itu sudah besar dan tahu cara untuk mandi jadi aku tidak akan memandikan kalian. Lagipula aku sudah mandi nanti bajuku basah," tolaknya.
Mendengar penolakan Hana, ketiga hybrid itu pun mendengus lesu. "Noona tidak asik!" ucap kesal Jungkook.
"Benar. Hana kau tega sekali. Padahal punggungku ingin sekali digosok," sahut Taehyung.
Sedangkan Jimin hanya mengerucukan bibirnya seperti bebek. Kebiasaan lamanya jika sedang kesal atau merajuk.
"Yak bukannya begitu. Aku harus pergi memasak sekarang. Jika aku memandikan kalian bertiga aku tidak akan sempat memasak. Bukankah kalian akan segera pergi bekerja? Aku ingin membuat bekal untuk kalian."
Mendengar makanan ketiga hybrid itu langsung tersenyum cerah. "Benar juga. Ah yasudah Kookie akan pergi mandi sekarang. Noona buatkan yang banyak untuk Kookie, ne."
Ketiga hybridnya langsung bangun dan pergi ke kamar mandi. Tapi tunggu sebentar, kenapa mereka pergi bertiga? Apa mereka akan mandi bersama? Hana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin mereka ingin saling menggosok punggung, ya pasti begitu.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN WAY HYBRID✓
FanficTentang Hana yang bertemu seekor hewan berbulu yang mengaku sebagai Hybrid lalu bertambah menjadi tiga Hybrid hingga akhirnya menjadi tujuh Hybrid. Bisakah Hana mengurus ketujuhnya, atau haruskah ia membuang salah satunya? Copyright © Vdr_wings 2018