Heart

12.2K 1.1K 140
                                    

Malam itu, setelah perdebatan panasnya. Sasuke pergi dengan membawa semua sikap arogannya dan meninggalkan Hinata yang merenung dengan hati terbakar amarah dan rasa malu. Iris putihnya menatap jauh langit malam Konoha. Tak berbintang, hanya ada gelapnya langit malam.

Hinata mengepal tangannya kuat-kuat. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa, takkan terlihat lemah dan rendah di hadapan Sasuke lagi. Lelaki itu akan menarik persepsinya mengenai Hinata suatu hari nanti. Akan Hinata tunjukkan bagaimana sosok dirinya sangat berpegang teguh pada jalan ninjanya, mengerti pada janji yang telah diucapkan dan menepatinya.

Seperti keinginan Sasuke, Hinata juga tak akan membawa urusan cinta dalam misi. Mereka disatukan karena sebuah misi bukan cinta. Dan, Hinata terlalu naif karena pernah menaruh harapan pada pernikahan misinya. Tidak akan terulang lagi.

Aurora

Tak peduli Sasuke akan menyetuh masakannya atau tidak, Hinata tetap menyiapkan makanan untuk dirinya dan Sasuke. Ia tidak memaksa. Hinata hanya melakukan tugasnya sebagai seorang istri normal atau anggaplah manusia normal yang masih berotak dengan sifat peduli pada sesama yang masih berfungsi. Maka, selama tiga hari setelah adu argumen. Hinata tetap menyiapkan makanan untuk Sasuke.

Mereka belum bertegur sapa sejak kejadian itu. Bukan karena mereka saling diam, tapi mereka belum dipertemukan satu kalipun. Hinata tidak tahu ke mana perginya Sasuke. Setiap pagi rasanya Hinata bangun lebih awal dari pada Sasuke. Namun, nyatanya pemuda itu tidak ada batang hidungnya meski pagi menyapa. Hinata tidak pernah melihat Sasuke. Ataupun saat malam, Hinata tidak tahu kapan Sasuke pulang. Namun, saat ia mengaktifkan Byagukan, Hinata mendapati Sasuke sudah ada di dalam kamarnya. Lagi-lagi, Hinata harus beranjak dari kamar untuk membereskan makan malam yang sudah ia siapkan, dan ritual itu berlangsung selama tiga hari.

Apa perlu menyampaikan hal ini pada Hokage-sama?

Lamunan Hinata pecah saat Kuchiyose yang ia kenal milik Hokage memberinya sebuah gulungan. Datang tepat waktu.

Hinata membaca sebentar sebelum gulungan itu berubah menjadi kepulan asap. Kebetulan sekali, Kakashi meminta Hinata melapor besok sore pukul empat di kantor Hokage.

Untuk pagi di hari rabu, Hinata bangun lebih awal dari biasanya. Ia sengaja melakukannya. Hinata ingin bertemu dengan Sasuke. Setidaknya, Hinata harus bertanya langsung pada orangnya sebelum melapor diam-diam pada Kakashi.

Segera Hinata menuju dapur untuk membuat sarapan. Belajar dari pengalaman di mana Sasuke tidak menyetuh masakannya, Hinata membuat porsi lebih sedikit. Tak membutuhkan waktu lama untuk meyelesaikan masakannya, Hinata segera menata masakannya di meja makan.

Hinata gantung kembali celemek di dinding rumah. Ia hendak membangunkan Sasuke. Namun, matanya menangkap sosok itu sudah rapih dengan pedangnya dan hendak keluar rumah pagi buta.

"Sasuke," panggil Hinata.

Sasuke berhenti dan menoleh ke arah Hinata berdiri.

"Kau akan pergi pagi buta?"

"Ya," jawab Sasuke sekenanya.

"Ke mana?"

"Bukan urusanmu."

"Selagi kita menjadi partner tim, aku berhak tahu ke mana dan apa yang dilakukan olehmu!" tuntut Hinata tegas.

Sasuke menatap Hinata sejenak. Suasana hatinya menjadi jelek karena mendapat ceramah pagi dari perempuan Hyuuga itu.

"Hyuuga."

Ada jeda lama sebelum Sasuke melanjutkan kalimat tajamnya pada Hinata.

"Aku hanya mengijinkanmu tahu soal, kapan misi kita dimulai. Selagi aku tak memintamu bergerak, maka tetaplah diam menunggu."

AURORA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang