BAB 14

10.2K 924 57
                                    

AURORA

*Bacalah cerita ini jika waktu kalian senggang*

Ketika Hinata menanyakan soal Hujan dan menyatakan derai hujan adalah kesukaannya. Sasuke memilih memberi tahu Hinata jawabannya dari memori kelam keluarganya. Kematian mereka diiringi hujan lebat. Untuk Sasuke sendiri memori itu masih menyakitkan untuk diingat. Tapi untuk kali ini dia ingin Hinata tahu. Sasuke sengaja melalukannya. Dia ingin tahu setelah melihatnya jalan mana yang akan Hinata pilih. Sasuke menantikannya. 

Reaksi Hinata yang memeluknya dengan tangisan kecil bukan sesuatu yang Sasuke bayangkan. Sasuke pikir Hinata akan menatapnya diam ketakutan kemudian berlalu pergi. Seperti reaksi orang di luar sana. Namun, Hinata malah mendekat dan memberinya pelukan hangat. Suara lirih Hinata ketika membisikkan kalimat penenang dan usapan tangannya dipunggung Sasuke, tak ayal membuka memori Sasuke pada sosok Mikoto. Satu hari sebelum pembantaian, Mikoto memeluk Sasuke sembari menahan isakan. Dan sekarang Hinata mengigatkannya pada Mikoto. Tiba-tiba Sasuke diserang rasa takut yang amat besar. Dulu, ketika Mikoto memeluknya Sasuke tidak membalas meski Mikoto meminta. Sekarang karena dibayangi sebuah penyesalan, Sasuke membalas pelukan Hinata. Dagunya disandarkan pada bahu milik perempuan itu lemah. 

Sasuke tidak menutup mata pada perhatian Sakura. Perempuan itu mencintainya dengan tulus. Seperti Hinata yang mencintai Naruto. Sangat mudah untuk Sasuke menerima semua bentuk perhatian Sakura jika dia ingin. Namun, Sasuke selalu menolak.  Sakura memang selalu ada untuk Sasuke. Tanpa Sasuke minta, Sakura sering memberinya sebuah pelukan dan dia besyukur bahwa pelukan Sakura membuatnya sedikit merasa diperhatikan dan diterima. Namun pelukan Hinata terasa sangat berbeda. Cara Hinata menyentuh dan membisikkan kata, Sasuke merasa tidak hanya diperhatikan dan diterima tapi juga memberinya tempat untuk bersandar. Terasa nyaman dan menghangatkan hatinya. Mungkin karena sentuhan Hinata mengingatkannya pada Mikoto. Sasuke pikir itu alasan paling rasional untuk diterima otaknya. 

Sejenak Sasuke melupakan alasan dirinya membuka memori kelam pada Hinata. Sasuke harap taktiknya bisa bekerja. Merebut rasa simpati Hinata. 

🍀🍀🍀🍀

Pagi ini setelah sarapan dan membersihkan rumah. Hinata pamit pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Hinata sengaja menyetoknya sesuai kebutuhan waktu untuk bertemu dengan Hanabi. Pertemuan mereka tidak boleh terlihat mencurigakan. Kegiatan Hinata meski Sasuke bilang tidak akan ikut campur, Hinata yakin lelaki itu pasti memperhatikannya. Intinya Hinata tidak ada waktu senggang bertemu  jika bukan untuk membeli bahan makanan. 

Sebuah kuil dipinggiran timur desa menjadi tempat yang dijanjikan untuk bertemu. Dulu ketika kecil Hinata dan Hanabi sering berkunjung ke kuil ini bersama Hiashi. Selain Kuil yang agak sepi pengunjung, tempat ini banyak memberi kenangan untuk Hinata. Di Kuil ini Hinata berbincang dengan ibunya untuk terakhir kali. Kedatangan Hinata dan Hanabi dengan rencana jahatnya di tempat para dewa tinggal adalah sebuah dosa besar. Merencanakan kejahatan di rumah dewa? Hinata harap para dewa tidak marah dan mengagalkan rencananya. 

Kuil Enryakuji dibangun oleh Hokage ketiga. Pada masa itu kuil Enryakuji belum terlalu terkenal karena tempatnya yang jauh dari pemukimam penduduk. Hokage ketiga membangun Kuil Enryakuji untuk para pengembara yang melintas di dekat desa Konoha. Sekarang Kuil Enryakuji menjadi Kuil utama yang digunakan oleh penduduk bagian timur desa. Tidak terlalu ramai karena daerah timur penduduknya relatif sedikit. Luas kuil Enryakuji dua kali lebih besar dari Kuil di pusat desa Konoha. Bangunannya sendiri megah dengan warna merah yang mendominasi. Yang unik adalah kuil Enryakuji berdiri di atas sebuah danau kecil. Untuk masuk ke dalam kuil ada jembatan yang menghubungkannya. 

AURORA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang