Chapter 5

12K 1.1K 76
                                        

Wajah Sasuke dipenuhi keringat darah itu tertangkap jelas oleh mata Hinata. Ia bisa merasakan nafas Sasuke yang tersegal dan mata merah lelaki itu yang mengeluarkan darah. 

Hinata tidak bisa berkata apapun. Sasuke yang melindunginya. Tak pernah terpikirkan sedikitpun oleh Hinata.

Maka kala ia berada di dalam kurungan lengan Sasuke, Hinata hanya mampu menatap penuh rasa bersalah. Tenggorokannya terasa tercekik saat ingin memanggil nama Sasuke. Meski lirih Hinata sukses memanggil Sasuke dan mendapatkan perhatian laki-laki itu.

Hinata dapat menangkap samar kelegaan dari mata merah Sasuke kala beradu pandang.

Apa yang harus Hinata katakan sekarang? ia hanya mampu terdiam menatap Sasuke. Seharusnya ia mengucapkan terimakasih. Benar itu yang harus Hinata katakan sekarang.

"Terima—"

"Hinata."

Untuk pertama kali, Hinata mendengar Sasuke memanggil namanya dan untuk pertama juga hatinya dipenuhi dengan kekecewaan pada Sasuke dan dirinya sendiri.

"Tolong lindungi Sakura."

-Aurora-

Sulit untuk memahami ucapan Sasuke jika tidak mencernanya terlebih dulu. Hinata bisa jadi salah paham dengan permintaan laki-laki itu jika ia tidak ingat bahwa Sakura tengah mengobati Naruto.

Kekecewaan yang hinggap beberapa detik lalu bukanlah hal yang seharusnya menyelimuti hati Hinata. Orang yang merasa kecewa karena sesuatu itu berarti mereka menaruh harapan walaupun sedikit.

Apa Hinata menaruh harapan pada Sasuke?

Hinata tak yakin. Hanya saja, rasa bahagia saat Sasuke melindunginya tadi terasa menyakitkan. Seperti disanjung tapi akhirnya dijatuhkan juga. Tapi apa pentingnya kekecewaan Hinata sekarang. Mereka sedang di medan perang. Semua orang fokus untuk menang. Hinata tersadar dan mulai bergerak seirama dengan Sasuke menuju Naruto.

Pedang Susan'o Sasuke menghalau tombak kayu yang terus menyerang. Sasuke menyerbu musuh bersama Shino dan Kiba selagi Naruto dirawat. Mereka bertarung habis-habisan. Naruto meminta Sakura untuk menghentikan pengobatan. Ia tidak bisa tinggal diam seperti pengecut. Naruto menyakinkan Sakura jika dirinya baik-baik saja. Hinata bisa menangkap penolakan Sakura namun pada akhirnya gadis pink itu mengizinkan Naruto untuk maju menyerang.

-Aurora-

Mereka tetap akan melihat ke arah Cahaya meskipun Gelap adalah pahlawan.

Derap lari mereka bertalu-talu di udara. Membawa langkah menuju si Cahaya, sekedar melihat apakah dia baik-baik saja. Tak terkecuali Hinata. Terlalu banyak orang yang mencemaskan Cahaya hingga tak seorangpun ingat bahwa Gelap hanya mampu terdiam penuh luka menatap mereka di sana. Tubuhnya tergeletak lemas. Meski tak ada yang datang menghampiri, mata itu menyorot kelegaan. Mereka selamat itu cukup bagi Sasuke.

"Hinata."

'Hinata'

Itu suara Sasuke. Hinata hanya menangkap suara Sasuke meski Kiba yang memanggilnya.

Hinata menghentikan langkahnya. Ini terasa salah.Bukan ke arah sana harusnya kakinya melangkah. Ia melupakan sang pelindung. Lagi-lagi Cahaya masih menarik hati Hinata untuk berlari ke arahnya.

Di sana, tak jauh dari tempat Hinata berdiri. Ia menemukan tubuh tak berdaya Sasuke tergeletak di atas tanah dingin Yukigakure. Tak ada seorang yang datang untuk menolong pria itu. Mereka melupakan Sasuke, termasuk Hinata.

AURORA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang