BAB 15

8.9K 896 61
                                    


Aurora

Sasuke menghabiskan waktu malamnya sendirian di dalam kamar. Tidak ada yang berbeda dari malam sebelumnya. Hanya saja ketika makan malam Sasuke tidak ditemani Hinata. Perempuan itu memilih mengurung di dalam kamar setelah selesai menyiapkan makan malam. Setelah perdebatan kecil-menurut Sasuke-sikap Hinata sedikit menjadi diam. Sasuke tidak yakin apa penyebab perempuan itu menjadi emosional karena Sasuke dan Sakura. Mungkin Hinata tidak ingin melihat Naruto terus tersakiti karena berharap pada Sakura sedangkan Sakura masih mencintainya. 

Kamar Sasuke di renovasi ketika dirinya baru pertama kali datang ke Konoha. Dia sengaja merombak beberapa bagian seperti membuat pintu geser yang menghadap taman samping rumah. Sasuke suka membiarkan angin malam masuk ke dalam. Hal itu cukup membuat tubuhnya tenang. Setelah pulang dari rumah sakit Sasuke suka menghabiskan waktu untuk membaca buku. Dia lakukan setiap tengah malam. Jika dalam kondisi  baik Sasuke sering mengatasi kesulitan tidurnya dengan berlatih. Namun, karena Sasuke baru saja pulih membaca buku menjadi pilihan yang lain untuk penyakit insomnianya. 

Sudah hampir satu jam menghabiskan waktu berkutat dengan bacaanya. Sasuke memutuskan berhenti. Dia tidak bisa fokus. Sasuke susah payah memahami namun sangat sulit. Fokusnya pecah. Sikap Hinata tadi siang cukup menganggu kewarasan Sasuke. Bukan hanya sekali Sasuke melihat mata kecewa Hinata. Pertama, saat di kediaman Hyuuga. Untuk pertama kali Sasuke dibuat bingung harus melakukan apa ketika ketahuan memeluk Sakura di depan Hinata. Kala itu Sasuke hanya ingin menenangkan Sakura. Pelukan yang dia berikan semata hanya bentuk perminta maaf. Selebihnya Sasuke berusaha untuk tidak melakukan kontak dengan Sakura. Dia tahu persis bagaimana perasaan perempuan itu. Sasuke bukan menutup mata dengan perjuangan Sakura untuk mendapatkan hatinya. Namun Sasuke hanya berpikir Sakura layak mendapatkan seseorang yang lebih dari pada dirinya. Sebagai contoh Naruto. Mereka cocok satu sama lain. Mereka saling mengerti. Dan, Sasuke harap Sakura bisa melihat ketulusan Naruto. 

Sejauh ini Sasuke memang memanfaatkan Hinata untuk menyadarkan posisi Sakura. Sasuke hanya ingin Sakura berhenti mengharapkan masa depan dengannya setelah misi ini berakhir. Mungkin Sasuke terdengar kejam menghancurkan perasaan seseorang. Percayalah ini langkah terbaik yang Sasuke pilih. Namun, dia sadar pilihannya memang mengorbankan perempuan polos seperti Hinata. 
Mata hitam Sasuke tertutup menikmati angin malam yang menyapu kulitnya. Dia sandarkan tubuhnya pada tiang pintu. Kedua tangannya terlipat. Sasuke mencoba mencari ketenangan dalam kegelisahannya mengenai Hinata. 

Jauh kembali sebelum memutuskan menerima Hinata sebagai partnernya dalam menjalankan misi. Sasuke mempunyai prinsip bahwa dia tidak akan melibatkan perasaan hati atau simpatinya. Namun, Hinata cukup bisa mengacaukan prinsipnya. Semula Sasuke menganggap Hinata seperti kebanyakan orang di luar sana dan akan memudahkan Sasuke dalam misi. Siapa yang menduga Hinata berhasil merubah pandangan Sasuke terhadap perempuan itu. Sasuke yakin perasaannya belum masuk kategori tertarik atau suka. Tapi, Sasuke yakin satu hal. Keberadaan Hinata bukan sebuah ancaman dan Sasuke masih bisa menerima Hinata yang orang asing di sisinya. 

Kedua, Sasuke kembali melihat kekecewaan di mata Hinata. Dan hal itu tak jauh karena sosok Sakura. Apa yang Hinata harapakan dari Sasuke? Bibirnya menyeringai mengingat ucapan Hinata. 

“Tidak ada manusia yang akan melukai seseorang yang dicintainya. Jangan menjadi pecundang bodoh Sasuke. Jika kata maaf tidak cukup untuk menjelaskan situasimu. Kau perlu menjelaskan pada Sakura bagaimana isi hatimu sebenarnya.”
 
Menjelaskan isi hatinya pada Sakura? Sasuke rasa tanpa harus dijelaskan Sakura pasti tahu perasaannya. Semua sikap Sasuke menunjukkan penolakan. Sakura bukan perempuan bodoh. Jadi, Sasuke anggap penjelasaan soal perasaanya pada Sakura tidak diperlukan. 

AURORA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang