BAB 9

11K 1K 84
                                    

Aurora

Oktavia k.d.

Rumput liar di pinggir sungai Hinata lempar ke arah sungai. Tidak ada yang menyentuh aliran air sungai satupun. Hinata tidak menyadarinya. Namun, masih melakukan kegiatan buang-buang waktu tersebut selama setengah jam sendiri. Sudah lama setelah Hinata terakhir kali datang, yaitu sebelum menikah dengan Sasuke. Tidak ada yang berubah, termasuk fakta bahwa area dekat sungai Konoha masih menjadi tempat kesukaan Hinata untuk merenungkan sesuatu hal.

Pembicaraan dengan Hanabi siang tadi sangat memberi Hinata kejutan besar. Hatinya tidak ingin percaya namun otaknya mengakui Hanabi dan Hiashi sudah salah jalan. Perbuatan mereka bukan hal terpuji. Hinata sangat bersyukur dan tersentuh dengan pengorbanan mereka untuk menyelamatkan dirinya dari Hyuga dan misi konyol ini. Hinata tidak bisa berbohong jika dia ingin bersama dengan Ayah dan Hanabi. Kesempatan yang diberikan Hanabi adalah angin segar untuk Hinata sekaligus petaka untuk jiwanya yang sangat menjunjung kejujuran.

Hinata marah pada mereka yang memandang hidupnya seperti boneka yang bisa dimainkan kapapun dan sesuka mereka. Dia ingin terbebas. Tapi, misi yang sudah terikat oleh janji darah tidak mudah untuk dipatahkan. Harus ada pengorbanan. Entah dari pihak Hanabi atau Sasuke. Salah satu dari mereka harus kehilangan sesuatu. Entah nyawa, harta, atau kepercayaan. Hinata takut jika Hyuga kalah. Sasuke tidak bodoh.

"Kenapa menjadi sangat rumit!"

Hinata teringat kalimat Sakura.

Ini hidupku. Tidak ada orang lain yang berhak menentukan jalan hidupku.

Andai kalimat itu bisa menjadi penyemangatnya untuk menentukan pilihan. Tentu Hinata sangat berterimakasih pada Sakura.Sayangnya Hinata tidak merasakan sedikitpun kekuatan dari kalimat Sakura. Ketika nasehat hanya menjadi omong kosong.

"Dai berada di pihak kita, meski tidak benar-benar memihak. Dia mempunyai kepentingan sendiri. Ada dendam antara Uchiha dan Dai yang aku tidak ketahui. Dan, aku tidak peduli akan hal itu. Namun, Dai bukan orang bodoh yang 100% percaya pada orang lain dalam menjalankan misi. Ada beberapa hal antara Ayah dan Dai yang berbeda jalan dalam menjalani misi. Dia tidak ingin ambil resiko jika Uchiha mengetahui niat busuknya. Ayah yang mengetahui Dai akan mengumpan Hyuga sebagai tersangka jika tahu pihak Uchiha menang."

"Jelaskan pada intinya!" desak Hinata.

"Rencana ayah adalah untuk menjebak Sasuke seolah telah membahayakanmu. Salah satu poin atau persyaratan dalam misi kalian adalah, keselamatan Hinata tanggung jawab Sasuke. Dai akan memberi misi kalian berdua setelah masa penyembuhan Uchiha selesai. Ayah tidak berniat membunuh Sasuke. Dia akan menyerahkan urusan hidup dan mati Sasuke pada Dai. Akan banyak Ninja bayaran, dan bahkan pengawal misi kalian di bawah perintah Dai. Jadi, semua orang berada dipihakmu. Aku tahu Sasuke kuat. Sangat sulit menaklukkan lelaki itu. Jadi, keberadaanmu di sini sangat penting untuk kelancaran misi kita. Aku memintamu untuk mencari kelemahan Sasuke dan menginfokan pada kita. Sesering mungkin ajak Uchiha berlatih. Dia mungkin membutuhkan latihan untuk melemaskan badannya karena tidak banyak bergerak selama seminggu. Hinata-nee dari sini peranmu di mulai. Pelajari gerakkan dan cara dia melawan musuh. Dekati Uchiha. Menunduklah barang sebentar padanya."

Ada pertanyaan yang masih membuat Hinata penasaran. Apakah Hanabi juga tahu mengenai Karin. Hinata mempunyai firasat perempun itu datang bukan hanya menjenguk Sasuke.

"Karin ada di Konoha."

"Ya aku tahu." Tanpa Hinata minta Hanabi tahu kakaknya ingin penjelasan mengenai Karin.

"Ingat saat Uchiha terluka setelah acara pernikahan kalian?"

Hinata ingat. Itu masih jadi pertanyaan Hinata soal luka yang di dapat Sasuke.

AURORA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang