Hinata sibuk menanam bibit bunga dan menata ulang halaman samping tanpa peduli sosok Sasuke yang berdiri di pintu kamar memandang Hinata cukup lama. Memperhatikan Hinata menjadi hiburan sendiri bagi Sasuke. Ketika perempuan itu mengeryit takut menemukan cacing tanah. Hinata tidak membunuhnya. Hanya menyingkirkan ke sisi lain yang jarang terjamah. Atau saat kesusahan untuk menyeka keringat karena tangan yang kotor. Ini sudah dua hari Hinata disibukkan dengan taman bunga kecil impiannya. Perempuan itu nampak bersemangat hingga mengabaikan keberadaan Sasuke.Hujan turun tanpa peringatan. Sasuke ingin memanggil Hinata agar menyudahi kegiatannya namun perempuan itu nampak tidak terganggu dengan rintik hujan. Sasuke menghampiri Hinata dengan payung hitam.
“Lanjutkan besok lagi. Sekarang hujan, Hinata.”
Hinata mendongak dan melihat Sasuke berdiri di belakangnya dengan payung.
“Sedikit lagi selesai.” Hinata melanjutkan menanam biji bunga ke dalam tanah. Sasuke menghela nafas pendek kemudian ikut berjongkok di samping Hinata sembari mengatur posisi payung agar perempuan itu tidak terkena air hujan.
“Apa yang kau tanam?”
“Biji bunga Matahari.”
Hinata mengubur biji dengan tanah yang dia gali.“Apa menariknya bunga itu?”
Hinata menepuk kedua tangan sekedar membersihkan dari sisa tanah.“Setiap bunga mempunyai arti sendiri. Seperti sebuah perasaan. Bunga adalah alat untuk mengungkap isi hati seseorang. Bunga Matahari mempunyai banyak arti. Kesetiaan, persatuan, persahabatan, optimis dan kegembiraan. Aku harap kita bisa menjalani hidup seperti arti dari bunga Matahari.”
“Persahabatan?” gumam Sasuke, pelan. Hinata mengangguk menjawab pertanyaan retoris Sasuke.
“Aku juga menanam beberapa jenis bunga. Di sana aku menanam Mawar putih, di dekatnya ada Lavender, aku juga menanam bunga Camelia. Oh di dekat pagar aku menanam bunga Magnolia putih. Besok aku ingin menanam Amarilis dan."
Sasuke meraih jari Hinata yang sibuk menunjuk letak bunga-bunga yang baru saja ditanam.“Hinata kau ingin mengubah rumahku jadi hutan bunga?”
Hinata merenggut. “Kau sudah memberiku ijin.”“Seingatku, kau hanya bilang ingin menanam bunga Matahari.”
“Dan yang lainnya. Aku sudah mengatakan padamu sekarang. Jadi tidak ada protes,”imbuh Hinata, tak mau kalah. Hinata mengambil payung dari Sasuke dan berdiri. Dia berjalan pergi ke tengah halaman.
“Terima kasih untuk payungnya. Oh ya Sasuke. Jika aku tidak sempat merawatnya kau harus menggantikan tugasku.”
Hinata meninggalkan Sasuke di sana. Kehujanan. Sasuke tidak protes atau mengejar Hinata. Ada segaris senyum di bibir Sasuke.“Kau yang menanam kenapa harus aku yang menggurusnya. Jangan berpikir pergi dari sini Hinata. Tidak semudah itu.”
****
Kerja sama Hiashi dengan Dai sudah Sasuke ketahui semenjak kasus penyerangan pada tim Taka. Sasuke menyelidiki dengan timnya secara diam-diam. Sasuke memang sengaja membiarkan orang dari Hyuuga hidup agar rencana mereka berjalan semestinya. Biarkan musuh seolah menangkap Sasuke. Lenggah dari awal memudahkan Sasuke untuk bergerak.
Sasuke cukup terkejut dengan Dai yang melibatkan Hinata dalam rencana penjebakannya. Ditambah baik Hyuuga atau Dai mempunyai tujuan masing-masing melibatkan Hinata. Dia tahu Hyuuga menginginkan Hinata kembali ke Klan dengan menjebak Sasuke sebagai penjahat dan penghianat.
Sudah lama Sasuke mengumpulkan banyak bukti mengenai Dai. Tak hanya kasus sekarang rencana penghianatan dengan Hyuuga. Sasuke telah mempunyai bukti kuat kasus korupsi yang dilakukan Dai. Dengan mengumpulkan dua kasus sangat mudah bagi hukum Konoha untuk mengesekusi tetua tengik itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA [TAMAT]
Fanfiction[Selesai] Hinata tidak pernah berpikir akan mendapatkan misi konyol hanya untuk menyelamatkan dirinya dari status Bunke. Hokage memberinya misi menikah dengan Uchiha terakhir.